Home Artikel Alquran Rahasia Dibalik Istia’dzah (Bag.3)

Rahasia Dibalik Istia’dzah (Bag.3)

100
0

Sungguh isti’adzah menjadi kalimat sekaligus adab imani yaitu mengumandangkan kebutuhan yang sempurna dari seorang hamba yang lemah kepada Dzat yang Maha Agung dan Mulia. Dan menyatakan ketidakberdayaan seorang hamba juga kekuatan dalam ilmu dan amal, kecuali pemberian dari dzat yang Maha Mulia dan karunia yang indah dari Dzat pemberi karunia yang banyak. Jika isti’adzah ini dibaca dengan penuh keikhlasan dan kejujuran maka bergembiralah, sungguh pembacanya dalam lindungan Allah, terjaga oleh pasukan-Nya, bahagialah dan tenanglah dengan perlindungan Allah.

Adapun bagaimana dampak isti’adzah bisa terwujudkan di dalam pengamalan ?! Pertama kali di dalam pertanyaan tersebut haruslah mempertanyakan diri sendiri dengan kejujuran, Apa yang diinginkan ? Balasan apa yang diinginkan ketika membaca dan beribadah ? Apakah benar-benar menginginkan sampai kepada Allah ? Apakah benar ingin menegakkan hak Allah yang maha agung dan masuk ke barisan penegak agamaNya ? Apakah benar ingin menjadi pembawa perjanjian dan amanah dari Allah juga benar-benar menerima risalah quraniyah ? Atau hanya sekedar menjadi pembaca dan mencukupkan diri dengannya tanpa tujuan ibadah ? kecuali hanya karena kebiasaan dan menyetorkan bacaan saja ?

Barangsiapa yang bisa menjawab dari pertanyaan di atas dengan kejujuran dan kebenaran serta keikhlasan dalam membacanya, niscaya akan menjadi perbaikan dalam hati pembaca sebagai akhlak dan tabiat, dan menjadi bekal iman, pembaca akan mendapatkan dirinya senantiasa siap siaga ketika ingin membaca dalam rangka ibadah kepada Allah dan setiap bertindak yang bernilai ibadah dimanapun dan kapanpun.

Sesuatu yang bisa membantu untuk mewujudkan hal di atas, diantaranya adalah melihat kepada kisah para salafus sholeh terdahulu bagaimana mereka bisa sangat mendahului ?! Menyaksikan hamba Allah yang benar-benar jujur dalam membaca alquran bagaimana mereka sampai ke derajat itu ?! Sungguh mereka telah mendahului dalam segala hal diantaranya dalam membaca alquran dengan penuh tawadhu’ yang sempurna, mampu menunjukkan kebutuhannya kepada Allah, menerima kandungan risalah yang ada dalam ayat yang dibaca, mengambil petunjuk dan berobat untuk hati mereka. Maka terbukalah untuk mereka tangga ruh untuk menuju ke tujuannya dan mereka meningkatkan diri di dunia dan akherat.

Wahai jiwa yang tertipu… Sampai kapan terus begitu dalam keadaan bingung tanpa arah yang jelas dan tidak segera mengetuk pintu Allah padahal sudah di depan pintuNya ?! Sampai kapan kamu wahai jiwa menuruti hawa nafsu terus ?! Lari kepada kesenangan dan syahwat semata. Tidaklah kamu wahai jiwa kecuali hanya setetes ruh yang menyangkut di jasad yang terbuat dari tanah liat yang cepat rapuh dan usang, kapan jasad itu mati dia akan hancur dengan cepat. Hati-hati wahai jiwa pori-porimu memang kecil dan lembut, tetapi suatu saat dia akan membesar dan saat itulah syaiton masuk mengelabuhimu, membuatku kekacauan kepadamu dari dalam dirimu sendiri, maka ketika itu kamu akan terhalang dari melompat jauh menuju Allah.

Sungguh mengherankan… Kenapa kamu wahai jiwa bisa sesabar di atas keadaan itu, coba lihat burung-burung sudah mengumandangkan tasbihnya kepada Allah, mereka pergi dengan mengepakkan kedua sayapnya menuju ridho Ilahi. Maka engkau wahai jiwa segera berangkatlah menuju ridho Allah dengan melafadzkan isti’adzah mohon perlindungan kepadaNya, dan kumandangkan bahwa kamu hanya butuh kepada Allah semata. Semoga engkau menjadi jiwa yang selamat dan mendapatkan kemenangan yang nyata.

 فَفِرُّوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِۖ إِنِّی لَكُم مِّنۡهُ نَذِیرࣱ مُّبِینࣱ

“Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sungguh, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu.” (QS Ad Dzariyaat: 50)

Wahai jiwa… mintalah perlindungan kepada tuanmu (Allah) dengan permintaan yang sebenar-benarnya seperti orang yang benar-benar membutuhkan dengan mengucapkan أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

Semoga Allah senantiasa melindungi penulis dan pembaca dari tipu daya syaiton yang terkutuk.

Semoga bermanfaat.

Sumber: Kitab tsalaatsuuna majlisan fit tadabbur yang ditulis oleh kelompok anggota majlis tadabbur di kota Riyadh dengan terjemahan bebas dan ringkasan.

Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here