Dalam tulisan kali ini penulis akan kembali melanjutkan pembahasan “Hadis Bersamalah Populer Seputar Ramadhan Bagian ke-3. Semoga amalan ibadah puasa Ramadhan kita semakin sempurna.
Hadis Keenam
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ، وَصَمْتُهُ تَسْبِيحٌ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ
“Tidurnya orang yang berpuasa (dinilai) ibadah, diamnya tasbih, doanya mustajab, dan amalan (baik)nya dilipat gandakan.”
Diriwayatkan ibnu Syahin (At Targhib fi Fadhail A’mal, 53, no. 142), Al Baihaqi (Syu’ab Al Iman, no. 3562, 3563, 3564), dari sahabat Abdullah bin Abu Aufa.
Status Hadis
Dhaif Jiddan (sangat lemah). Semua jalur riwayat hadis di atas lemah, dan tak bisa dijadikan sebagai pijakan. Imam Al Baihaqi setelah membawakan hadis ini dalam syu’ab al Iman, beliau lantas mengkritik rawi-rawinya yang menjadi sumber masalah dalam hadis.
Hadis senada juga diriwayatkan dari sahabat Ali bin Abu Thalib, ibnu Mas’ud, ibnu Umar radhiyallahu anhum. Namun, tak satu pun dari riwayat tersebut yang dapat dijadikan penopang, karena derajatnya sangat lemah.
Hadis Ketujuh
لَا تَقُولُوا رَمَضَانَ فَإِنَّ رَمَضَانَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ وَلَكِنْ قُولُوا شَهْرُ رَمَضَانَ
“Jangan katakan: Ramadhan. Karena ramadhan adalah salah satu nama Allah. Tetapi katakan: Bulan ramadhan.”
Diriwayatkan oleh ibnu ‘Adi (Al Kamil, 8, hal. 313), Al Baihaqi (Syu’ab Al Iman, 4, 339, 7904), dll, dari sahabat Abu Hurairah.
Status Hadis
Batil. Begitu tegas Al Jauraqani (Al Abathil wa Al Manakir, 2, hal. 89).
Sebenarnya, teks di atas termasuk ucapan Muhammad bin Ka’ab Al Quradzi (generasi tabi’in), bukan sabda nabi shallallahu alaih wasallam. Demikian yang diterankan oleh imam Al Baihaqi.
Hadis senada juga diriwayatkan dari sahabat ibnu Umar dan Aisyah. Namun, tak ada yang valid. Disamping itu menyelisihi teks hadis yang jelas valid dari nabi shallallahu alaih wasallam,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا واحْتِسَابًا …. الحديث
“Barangsiapa yang puasa ramadhan atas dasar iman, lagi mengaharapkan pahala …. dst.” (HR. Al Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Hurairah). Teks hadisnya jelas tidak menyebutkan syahru/bulan ramadhan.
Penulis: Abu Huraerah, Lc.
(Alumni PP. Hamalatul Quran dan Mahasiswa pascasarjana jurusan Ilmu Hadis Fakultas Hadis, Universitas Islam Madinah)
Artikel: HamalatulQuran.com