Ar-Rahman dan Ar-Rahim, keduanya merupakan nama yang memiliki kedudukan mulia di setiap hati orang-orang yang beriman, dan dengan dua nama dan sifat tersebut Allah ta’ala memulai surat yang termulia yaitu surat Al-Fatihah atau disebut dengan Ummul Qur’an (induk Al-Qur’an), dan malaikat Jibril ‘alaihi salaam menurunkan setiap surat kepada nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dengan diawali dua nama tersebut.
Ar-Rahman dan Ar-Rahiim sifat dasarnya adalah dari Ar-Rahmah (kasih sayang), banyak dalil yang menunjukan hal tersebut diantaranya,
وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ
“Dan Tuhanmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai kasih sayang.” (QS. Al-Kahfi : 58)
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا
“Ya Tuhan kami, kasih sayang dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu.” (QS. Ghafir : 7)
الله أرحم بعباده من هذه بولدها
“Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-Nya, dari kasih sayang ibu tersebut kepada anaknya.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang lain yang menunjukan Allah memiliki sifat Ar-Rahmah, Dan inilah Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaa’ah, tidak sebagaimana yang diyakini Sebagian kelompok yang meniadakan sifat Ar-Rahmah.
Terdapat kaedah khusus berkaitan dengan sifat Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim, yaitu kaidah “Jika keduanya bersatu maka masing-masing memiliki makna sendiri dan jika terpisah maka terkandung makna dari keduanya” maksudnya adalah,
- Jika digabungkan dalam satu konteks maka maknanya berpisah, Ar-Rahmaan memiliki maksud sendiri dan Ar-Rahiim juga memiliki maksud sendiri.
- Jika disebutkan salah satu saja, Ar-Rahmaan saja atau Ar-Rahiim saja, maka terkandung di dalamnya makna dari keduanya, jika disebut Ar-Rahmaan saja misalkan, maka yang dimaksud adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahiim.
Adapun makna Ar-Rahman dan Ar-Rahiim menurut para ulama ada beberapa pandangan sebagai berikut,
- Ar-Rahmaan menurut jumhur ulama, maknanya umum mencakup orang-orang yang beriman dan juga orang-orang kafir.
- Ar-Rahiim menurut jumhur ulama, hanya mencakup orang-orang beriman saja, tidak termasuk orang-orang kafir, dalilnya,
وكان بالمؤمنين رحيما
“Dan Dialah Allah, terhadap orang-orang beriman maha mengasihi.” (QS. Al-Ahzab:43)
Adapun menurut Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, Ar-Rahmaan adalah sifat dzatiyah, dari wazan فعلان yang jika dimaknai maka bermakna, “Penuhnya kasih sayang Allah”
Dan Ar-Rahiim sifat muta’addiah, sifat yang berkaitan dengan makhluknya baik yang mu’min maupun yang kafir, dalilnya,
إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya Allah terhadap manusia benar-benar maha pengasih lagi maha penyayang.” (QS. Al-Baqarah:143)
Ketahuilah bahwa rahmat Allah dibagi menjadi dua,
- Rahmat yang bersifat umum, yaitu rahmat Allah yang berkaitan dengan makhluk-Nya, dan rahmat ini akan terputus tatkala dunia ini dipenuhi dengan keburukan, dan hilangnya kasih sayang,
- Rahmat yang bersifat khusus yang Allah berikan kepada orang-orang yang bertakwa, berbuat kebaikan, dan mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana firman Allah ta’aala,
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf : 156)
وَهَٰذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS. Al-An’am : 155)
إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”(QS. Al-A’raf : 56)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat dan hadis yang menunjukan bagaimana cara kita mendapatkan rahmat Allah ta’aala,
Keluasan rahmat Allah ta’aala sangat luas, sebagaimana dalam ayat,
الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ
“(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang beristiwa’ di atas ‘Arsy.” (QS. Taha : 5)
Dikaitkannya kata Ar-Rahmaan dengan Al-‘Arsy untuk menunjukan keluasan kasih sayang Allah kepada seluruh makhluk-Nya, baik yang ada di bumi, langit dan seluruh alam semesta, maka janganlah berputus asa dari rahmat Allah subhanahu wa ta’aala.
Semoga Allah memberikan manfaat dalam coretan ini kepada penulis dan pembaca, insyaaAllah kami akan membahas nama Allah Al-Hayyu dan Al-Qayyum di artikel yang akan datang, wallahu a’lam bisshawaab.
Referensi: Fiqih Al Asmaa Al Husnaa yang di karang oleh syeikh ‘Abdurrozzaq bin ‘Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr hafidzahullahu ta’aala, dan juga penjelasan Ustadz Dr. Firanda Andirja hafidzahullahu ta’ala.