Bagi seorang hamba yang telah bertaubat kepada Allah Ta’ala maka hendaknya ia menyempurnakan taubatnya dengan berbagai adab dan akhlak yang dapat membantunya agar senantiasa kokoh diatas taubatnya tersebut.
Berikut ini kami kumpulkan empat langkah mudah agar dapat menyempurnakan taubat seseorang, serta sebagai bukti ketulusan taubatnya kepada Allah Ta’ala.
1. Memperbanyak Kebaikan
Sesungguhnya banyaknya kebaikan itu dapat menghapus berbagai keburukan dan dosa-dosa, dan bentuk hilangnya dosa adalah dengan hilang pula pengaruh-pearuh dosa dan motif-motif melakukan dosa.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
مِنْ تَمَامِ التَّوْبًةِ أَنْ يَأْتِي بِحَسَنَات يَفْعَلُهَا
“Diantara bentuk kesempurnaan taubat adalah adalah dengan mengerjakan amal kebaikan yang banyak.” (Majmu Al Fatawa 10/318)
2. Sedekah
Dan ini sejatinya adalah turunan dari poin yang pertama di atas, namun kami sendirikan sebagai penekanan bahwa ini adalah hal yang penting. Allah Ta’ala berfirman,
أَلَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ هُوَ يَقۡبَلُ ٱلتَّوۡبَةَ عَنۡ عِبَادِهِۦ وَيَأۡخُذُ ٱلصَّدَقَٰتِ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
“Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya dan menerima sedekah-sedekah(nya), dan bahwa Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah: 104)
Ka’ab bin Malik rahimahullah berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sesungguhnya bentuk kesungguhan taubatku aku akan mensedekahkan seluruh hartaku di jalan Allah dan Rasul-Nya, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالكَ، فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ
“Sisakan untukmu sebagian hartamu, yang demikin itu baik bagimu”. (HR. Ibnu Majah, no. 3973)
Terkait hadis diatas Ibnu Qoyyim rahimahullah berkomentar,
فِيْهِ دَلِيْلٌ عَلَى اسْتِحْبَابِ الصَّدَقَة عِنْدَ التَّوْبَةِ بِمَا قَدَرَ عَلَيْهِ مِنَ الْمَالِ
“Hadis diatas adalah dalil bahwa disunnahkan untuk bersedekah disaat bertaubat dengan harta yang ia miliki semamkunya”. (Zadul Ma’ad 3/514)
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
إِذَا تَابَ العَبْدُ، وَأَخْرَجَ مِنْ مَالِهِ صَدَقَة لِلتَّطَهًّرِ مِنْ ذَنْبِهِ كَانَ ذَالِكَ حَسَنا مَشْرُوْعا
“Apabila seseorang bertaubat, kemudian mengeluarkan sebagaian hartanya untuk sedekah untuk membersihkan diri dari dosanya maka hal tersebut adalah perbuatan baik yang disyariatkan.”
Allah Ta’ala berfirman,
ألَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ هُوَ يَقۡبَلُ ٱلتَّوۡبَةَ عَنۡ عِبَادِهِۦ وَيَأۡخُذُ ٱلصَّدَقَٰتِ
“Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya dan menerima sedekah-sedekah (nya)”. (QS. At-Taubah: 104)
3. Meninggalkan Teman Kemaksiatan
Thowus rahimahullah berkata,
مَااجْتَمَعَ رَجُلَان ِعَلَى غَيْر طَاعَةِ اللهِ إِلَّا تَفَّرَقَا تَقَالٍ، فَإِنْ تَعَجَّلَا ذلِكَ التَّقَالِي فِيْ الدُّنْيَا كَانَ خَيْرا لَهُمَا مِنْ تَأْخِيْرِهِ إِلَى الآخِرَةِ
“Tidaklah dua orang berkumpul dalam selain ketaatan kepada Allah kecuali mereka akan terpisah karena kebencian, bisa jadi kebencian itu didahulukan di dunia maka itu lebih baik bagi keduanya dibandingkan bila diakhirkan menjadi balasan di akhirat”. (Syarhu Al ‘Umdatu fil Fiqh 3/265)
Allah Ta’ala berfirman,
ٱلۡأَخِلَّآءُ يَوۡمَئِذِۭ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلۡمُتَّقِينَ
“Teman-teman karib pada hari itu (hari kiamat) saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa”. (QR. Az-Zukhruf: 67)
4. Mengiba dan Memperbanyak Istighfar
Ibnu Juzai rahimahullah berkata,
آدَابُ التَّوْبَةِ ثَلَاثَة: الإِعْتِرَافُ بِالذَّنْبِ مَقْرُوْنٌ بِالإنْكِسَارِ، وَ الْإِكْثَار مِنْ التَّضَرّعِ وَالإِسْتِغْفَارِ، وَ الإِكْثَارِ مِنْ الحَسَنَاتِ لمحو مَا تَقَدَّمَ مِنْ السَّيِّئَاتِ
“Adab dalam bertaubat itu ada tiga: mengakui dosa yang diperbuat dengan diiringan rasa bersalah dari hari, memperbanyak mengiba dan beristighfar serta memperbanyak berbuat kebaikan untuk menghapuskan dosa keburukan-keburukan”. (At-Tashil Li ‘Ulumi At-Tanzil 3/64)
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
“Dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, nircaya (kebaikan) akan menghapuskannya”. (HR. At Tirmidzi no. 1987)
Itulah beberapa hal yang bila mana dikerjakan oleh seseorang tatkalla ia bertaubat kepada Allah, niscaya taubatnyaa akan sempurna. Wallahu ta’ala a’lam.
Referensi:
• A’maalul Qulub karya Syaikh Kholid bin
• ‘Utsman As Sabt hafidzahullah
***
Ditulis oleh : Muhammad Fatwa Hamidan
Artikel HamalatulQuran.com