Home Artikel Doa Nabi di Pagi Hari

Doa Nabi di Pagi Hari

4439
0

Bismillah

Kaum muslimin rahimakumullah

Ketahuilah bahwa diantara kebiasaan kekasih kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengawali harinya beliau senantiasa berdoa kepada Allah ta’ala,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Sekiranya kita memperhatikan do’a yang agung diatas, do’a yang senantiasa dipanjatkan oleh baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam di setiap paginya tepatnya setelah shalat subuh dan sebelum beliau melaksanakan aktivitas harian. Beliau meminta dan memohon kepada Allah ta’ala akar agar dalam hari beliau terkumpul tiga hal yaitu, ilmu ynng bermanfaat, rizqi ynng baik dnn amal ibadah yang diterima.

donatur-tetap

Dan seandainya kita memperhatikan tiga pokok isi doa tersebut maka engkau akan sadar bahwa tigal hal diatas adalah tujuan terpenting seorang muslim dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Apabila seorang muslim dalam hari-harinya tidak mendapatkan kecuali tiga hal tersebut maka sungguh telah cukup dan telah terkumpul banyak kebaikan pada dirinya.

Berikut beberapa faidah kandungan do’a diatas :

1. Membuat Target Harian.

Dalam hadits diatas secara tersitat menganjuran setiap muslim untuk menentukan target atau tujuan  harian, karena diantara kunci kesuksesan adalah dengan senantiasa membuat target-target dan tujuan, sehinnga terget tersebut seakan selalu ada di depan kedua matanya dan ia tahu langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut.

 

2. Meminta Bantuan Kepada Allah.

Hendaknya seorang muslim senantiasa memohon dan meminta bantuan kepada Alllah ta’ala dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ia buat diawal harinya, dan hendaknya ia jadikan hal ini (meminta bantuan kepada Allah) sebagai rutinitas harian bagi dirinya.

Tidakkah kita perhatian Nabi Muhammad shalallhu alaihi wa sallam meminta dnn memohon bantuan kepada Allah ta’ala dalam menggapai tujuan hidup dan ia tidak menyandarkan segala tujuanbtersebut kepada usahanya sendiri, padahal beliau adalan nabi yang paling mulia, pemimpin anak adam, kekasih Allah ta’ala, lantas bagaimana dengan kita ?

 

3. Meminta Ilmu yang Bermanfaat.

Hal ini menunjukkan bahwa ilmu adalah suatu hal yang sangat urgent dalam kehidupan seorang hamba, karena segal hal yang dilakukan seorang muslim sejatinya harus berdasarkan ilmu. dan ini pun dllil bahwa ilmu itu harus di dahulukan dari amal. Allah ta’ala berfirman,

فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ

“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu.” (QS. Muhammad : 19)

Dan dengan ilmulah seorang muslim dapat membedakan mana rizki yang baik dan mana rizki yang buruk, mana yang halal mana yang haram, mana amal yang shaleh dan amal yang buruk, dan bila seorang muslim tidak memiliki ilmu maka bisa jadi ia terjerumus kepada apa-apaa yang Allah larang tanpa dia menyadarinya.

Umar bin Abdul Azir rahimahullah berkata,

من عبد اللّٰه بغير علم كان ما يفسد أكثر مما يصلح

“Barangsiapa ynng beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu maka keursakan yang ia perbuat akan lebih banyak daripada maslahat yang diperoleh.” (Majmu” Fatawa Ibn taimiyyah)

Para ulama pun mengatakan bahwa selain seorang muslim berdoa meminta ilmu maha harus diiringin dengan usaha yaitu thalibul ilm, bila ia berdoa namun tidak pernah menuntut ilmu, tidak hadir di majelis ilmu, tidak pernah membaca maka sungguh harapannya atas do’a yang ia panjatkan tidak akan pernah terwujud.

 

4. Meminta Rizki yang Baik

Hal ini sebagai anjuran dann perintah untuk mencari rizki yang thayyib, maka seorang muslim harus memoelajari tentang hukum pekerjaan yang ia miliki, muamalah yang ia kerjakan. sehingga ia benar-benar mendapatkan hasil rizki yang baik atas kerja kerasnya dalam sehari dnnbterhindar dari rizki yang khabits atau buruk. Karen apabila rizki yang ia makan dan ia kenakan adalah rizki yang khabits atau haram maka do’a-do’a yang ia panjatkan tidak akan diijabahi oleh Allah ta’ala. Nabi shallallhu alaihi wa sallam telah menerangkan hal tersebut dalam sabdanya,

الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

“Seorang lelaki yang bersafar jauh, hingga penampilannya menjadi kusut dan lalu ia menengadahkan kedua tangannya ke langit sambil berkata: ‘Ya Rab, Ya Rab,’ sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dahulu ia diberi makan dari makanan yang haram, maka mana mungkin permohonannya dikabulkan.” (HR. Muslim)

 

5. Meminta Agar Amal Ibadah Diterima

Seorang muslim hendaknya meminta agar amal ibadahnya diterima oleh Allah ta’ala, dan sungguh amal ibadah itu tidak akan pernah diterima oleh Allah bila tidak memenuhi dua syarat, yaitu :

  • Ikhlas mengerjakan karena Allah ta’ala
  • Sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam

Maka apabila terkumpul dua syarat ini dalam ibadah seorang mulim niscaya amal ibadahnya akan diterima oleh Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman

ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ

“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Al-Mulk : 2)

Mengenai ayat diatas Fudhail bin Iyadh menjelaskan bahwa maksud dari ahsanu amala (amal yang paling baik) adalah amalan yang paling ikhlas kearena Allah ta’ala dan paling sesuai dengan sunnah nabi shalallahu alaihi wa sallam.  Wallahu ta’ala a’lam

Referensi: http://www.al-badr.net/detail/FgQwzICDPd

Ditulis Oleh : Muhammad Fatwa Hamidan

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here