Bismillah….
Segalapuji kita panjatkan pada Allah subhanahuwata’ala atas segala karunia dan limpahan nikmatnya. Sholawat dan salam kita haturkan pada suri tauladan kita Nabi Muhammad sallallahu’alaihi wasallam, kepada para kerabat, para shahabat dan ummatnya yang senantiasa menghidupkan sunnah-sunnahnya, wa ba’du.
Sadar tidak sadar setiap kita pasti telah Allah subhanahu wata’ala karuniakan kenikmatan, baik berupa kenikatan jasmani rohani yang kita dapatkan untuk jasad kita maupun kenikmatan duniawi yang telah kita capai.
Perlu kita yakinkan pada hati kita, segala bentuk kenikmatan yang kita dapatkan saat ini semata-mata bukan karena usaha kita sendiri, akan tetapi karena ada campur tangan Allah subhanahuwatala. Nikmat kesehatan yang kita dapatkan, harta benda yang kita miliki semua karena Allah subhanahu wata’ala mengizinkan kita mendapatkan itu semua.
Kemudian kenapa Allah ta’ala memilihkan kita mendapatkan itu semua?
Semua Atas Kehendak Allah
Allah ta’ala berfirman :
لِمَن شَآءَ مِنكُمْ أَن يَسْتَقِيمَ )28( وَمَاتَشَآءُونَ إِلآَّ أَن يَشَآءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ )29(
“(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At Takwiir:28-29)
Dalam ayat ini Allah mengaitkan antara kehendak hamba dengan kehendak Allah subhanahu wata’ala. Mana kala seseorang ingin menempuh sebuah jalan yang lurus maka hendaknya kita berpegang teguh pada Al quran, yaitu dengan membaca, mengkaji, dan mengamalkan. Akan tetapi langkah untuk bisa dekat dengan Al quran bukan karena usaha manusia tetapi semua kehendak tersebut atas izin Allah subhanhu wata’ala. (1)
Manusia tidak diperintahkan untuk senantiasa berusaha, bukan hanya berpangku tangan pada takdir Allah subhanahu wata’ala, bukankah Allah juga memerintahkan kita untuk mengambil sebab dan melarang kita dari bersikap malas?
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.”
Kenikamatan Adalah Amanah
Kenikmatan yang kita dapatkan saat ini adaah amanat yang hendaknya kita jaga dan syukuri. Apakah sudah kita mensyukuri kenikmatan tersebut ataukah kita mengkufurin. Betapa banyak manusia ketika ia diberi nikmat ia lupa dengan yang Maha Pemberi kenikmatan tersebut? Kadangkala kenikmatan yang ia dapatkan tidak ia gunakan dalam ketaatan malah ia gunakan untuk kemaksiatan.
Padahal semuanya akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.
Allah Ta’ala berfirman,
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)” (QS. At Takatsur: 8).
Nikmat yang kita dapatkan di dunia ini, sudahkah kita mensyukurinya? Sudahkah kita tunaikan untuk melakukan hak-hak Allah dan tidak salurkan untuk perbuatan maksiat?
Jika kita benar sudah mensyukuri segala yang telah Allah berikan kepada kita, maka kelak akan mendapatkan kenikmatan yang lebih mulia.
Atau kita malah tertipu dengan kenikmatan tersebut? Dan kita tidak bisa mensyukurinya? ataukah memanfaatkan kenikmatan tersebut dalam kemaksiatan? (2)
Allah Ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ
“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan” (QS. Al Ahqaf: 20).
(Demikian diterangkan dalam Taisir Al Karimir Rahman, hal. 933)
Semoga kita termasuk dari hamba-hamba Allah yang senatiasa bergantung dan selalu mensyukuri segala kenikmatan yang telah Allah karuniakan kepada kita, wallahua’alam.
___________
Refrensi:
• Kitab umdah tafsir, jilid 3, hal. 647
• Tafsir taisir karim ar rahman, hal. 1102
***
Ditulis oleh: Zusuf Afandi
(Alumni PP Hamalatulquran Yogyakarta, mahasiswa fakultas dakwah wa Ushuluddin Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia)
Hamalatulquran.com
==================
Mari berqurban bersama santri-santri penghafal Al-Qur’an di PP Hamalatulquran Yogyakarta..
*Sapi : Rp. 21.000.000 atau Rp. 3.000.000 /Shohibul Qurban (7 orang)
*Kambing : Rp. 3.000.000 /ekor
💰Sudah termasuk biaya operasional.
✅ Bisa ditransfer ke salah satu no rekening yang tertera dibawah ini:
💵 Bank Syariah Mandiri, Nomer Rekening: 3090000315 an. Yayasan Hamalatul Quran
💵 BRI Cab. Kasihan, No Rek. 664001001082508 an; SAMHUDI
✅ konfirmasi transfer via sms atau WA ke 0817705083 (Ust. Samhudi. S.PdI)
Ketua Panitia Qurban Hamalatul Quran
☎ CP: Ustadz Setyo Susilo: +62 877-3897-7327
Ustadz Nur Muhammad Siddiq : +62 856-4052-8537