Bismillah….
Cuaca ekstrim seperti saat ini, rawan sekali seorang mengalami sakit demam. Terlebih kegiatan yang padat dan stamina tubuh yang kurang fit, membuat seorang mudah terkena flu atau demam.
Namun, yang perlu kita yakini sebagai seorang muslim, semua penyakit yang kita alami timbul atas kehendak dan takdir Allah ‘azza wa jalla. Seluruh ketetapan takdir, adalah perbuatan Allah ta’ala yang maha Mencipta. Maka, mencela perbuatannya sama saja mencela Allah ‘azza wa jalla, tuhan yang menetapkam takdir dan pencipta segala sesuatu.
Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda,
لا تسبوا الدهر فإن الله هو الدهر
Jangan kalian mencela waktu, karena sesungguhnya Allah (yang mengatur) waktu. (HR. Muslim).
Para ulama menjelaskan makna hadis ini,
لا تسبوا فاعل النوازل فإنكم إذا سببتم فاعلها وقع السب على الله تعالى لأنه هو فاعلها ومنزلها ، وأما الدهر الذي هو الزمان فلا فعل له بل هو مخلوق من جملة خلق الله تعالى
Jangan kalian cela pencipta kejadian-kejadian. Karena bila kalian mencelanya, sama saja mencela Allah ta’ala. Karena Dialah penciptanya. Adapun ad-dahru, yang maknanya adalah waktu, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan dia hanya salahsatu dari makhluk-makhluk Allah.
(lihat : An-Nawahi fi As-Shahihain, hal. 198)
Melihat pesan ini, sepatutnya para penderita demam, atau penyakit dan musibah lainnya, untuk menahan lisan dari mencela takdir atau segala bentuk ekspresi ketidakridoan kepada takdir Allah. Ingat, sakit yang diderita bagian dari takdir Allah, yang sudah pasti mengandung hikmah.
Terlebih tentang sakit demam, ada hadis khusus yang menerangkan larangan mencelanya.
Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu, beliau bercerita,
“Rasulullahu shalallahu ‘alaihi wa salam masuk ke dalam rumah Ummu Saib atau Ummu Musayyib, kemudian beliau bertanya,
“Mengapa kamu menggigil ya Ummu Saib?”
الحمى لا بارك الله فيها
“Sakit panas, semoga Allah tak memberkahinya.” Jawab Ummu Saib.
Beliau shalallahu ‘alaihi wa salam lantas bersabda,
لا تسبي الحمى فإنها تذهب خطايا بني آدم كما يذهب الكير خبث الحديد
“Janganlah kamu cela penyakit panas. Karena sesungguhnya ia dapat menghilangkan dosa-dosa anak cucu Adam sebagaimana tiupan api pandai besi dapat menghilangkan karat-karat besi.”
(H.R Muslim)
Pembaca hamalatulquran.com yang dimuliakan Allah…
Hadis ini disamping menjadi pesan moral untuk tidak mencela demam, ridho dengan takdir Allah, juga mengandung hiburan untuk para penderita demam. Bahwa ternyata inilah diantara hikmahnya, ia dapat menggugurkan dosa-dosa. Seperti besi yang berkarat, akan menjadi bersih saat ditempa dengan api.
Siapa yang tak mau mendapatkan hikmah berharga ini?!
Kita manusia biasa tentu berlumur dosa. Allah ingin menyegerakan pengkikisan dosa itu di dunia ini. Sehingga saat berpindah ke kehidupan berikutnya, yakni alam akhirat, beban dosa berkurang atau bahkan bersih. Disebabkan kesabaran ketika berjumpa dengan musibah-musibah saat di dunia.
Jadi pembaca yang dimuliakan Allah… mulai dari sekarang, jangan lagi mengeluhkan demam yaa.. Karena mengeluh tak akan mengubah keadaan. Justru membuat suasana jiwa makin tak nyaman. Saat jiwa tak nyaman, penyakit semakin betah bersemayam. Mendingan kita bersabar dengan rasa kerelaan, atas segala takdir dan ketetapan Tuhan. Ingat pesan baginda Nabi shallallahualaihi wa sallam,
إن عظم الجزاء مع عظم البلاء ، وإن الله تعالى إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رضي فله الرضا، ومن سخط فله السخط
“Sesungguhnya besarnya ganjaran itu sesuai besarnya ujian. Dan sungguh bila Allah ta’ala mencintai suatu kaum, maka Allah akan mengujinya. Siapa yang ridho akan ujian itu, maka baginya keridhoan Allah, dan siapa yang marah/benci terhadap ujian itu, maka baginya kebencian Allah.” (HR. Turmudzi, beliau menilai hadis ini Hasan).
Semoga yang sederhana ini manfaat.
Wallahua’alam bis showab.
***
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Hamalatulquran.com