Diterimakah Puasa Kita?
Di antara sifat orang beriman adalah takut dan khawatir amalannya tidak diterima, alias tertolak. Sebagaimana yang diisyaratkan di dalam Alquran,
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ اَنَّهُمْ اِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya.” (Al Mu’minun: 60).
Dalam sebuah riwayat, dari Abdurrahman bin Sa’id bin Wahb Al Hamdani, dari ibunda Aisyah, bahwa nabi shallallahu alaih wasallam menerangkan maksud ayat di atas. Kata beliau,”Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, salat, dan bersedekah, dalam kondisi mereka takut amalan tersebut tidak diterima.” (HR. At Tirmidzi, no. 3175, dan ibnu Majah, no. 4198. Sanadnya dh’aif, Abdurrahman bin Sa’id tidak pernah berjumpa dengan Aisyah).
Keterangan yang sama juga dinukil dari sahabat ibnu ‘Abbas, Muhammad bin Ka’ab Al qurazhi, dan Al Hasan Al Bashri. (Tafsir ibnu Katsir, V/418)
Karenanya, seorang yang beriman sudah semestinya berharap dan memohon kepada Allah ta’ala agar ibadahnya diterima.
Lantas apa tanda amalan seorang hamba diterima?
Di antara tanda ibadah hamba diterima adalah tetap konsisten menjaga amalan tersebut. Demikian makna yang disampaikan oleh ibnu rajab rahimahullah,
أَنَّ مُعَاوَدَةَ الصِّيَامِ بَعْدَ صِيَامِ رَمَضَانَ عَلَامَةٌ عَلَى قَبُولِ صَوْمِ رَمَضَانَ، فَإِنَّ اللهَ تعالى إِذَا تَقَبَّلَ عَمَلَ عَبْدٍ وَفَّقَهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ بَعْدَهُ
“Bahwasanya membiasakan puasa (sunnah) setelah puasa ramadhan termasuk tanda diterimanya puasa ramadhan. Sebab, apabila Allah ta’ala menerima ibadah hamba, maka Dia akan membimbingnya melakukan amal saleh berikutnya.” (Lathaif Al Ma’arif, hal. 394).
Maka lihatlah kepada diri kita setelah bulan ramadhan. Apakah kita tetap konsisten berpuasa (sunnah) setelah ramadhan usai? Apakah kita konsisten melakukan qiyam lail setelah ramadhan berlalu? Apakah kita konsisten membaca kitab suci Alquran setelah ramadhan berakhir?
Semoga amal ibadah kita selama bulan suci ramadhan diterima oleh Allah ta’ala. Wallahu A’lam.
***
Ditulis oleh: Abu Huraerah, Lc.
(Alumni PP. Hamalatul Quran dan mahasiswa pasca sarjana Ilmu Hadis, Fakultas Hadis, Universitas Islam Madinah)
Artikel: www.HamalatulQuran.com