Bismillah …
Kaum muslimin mempunyai kitab Al Qur’an yang tidak diragukan lagi keotentikan dan kebenarannya. Dalam membaca kitab Al Qur’an ada adab yang dianjurkan oleh Allah subhaanahu wata’ala, di antara adab tersebut yaitu meminta perlindungan kepada Allah dari syaiton atau di sebut ta’awudz (bacaan istiadzah)
Sebagaimana telah diterangkan oleh Allah dalam Al-Qur’an:
{فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ} [النحل: 98]
“Apabila kamu membaca Al-Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaiton yang terkutuk.” (QS An Nahl: 98)
Ta’awwudz atau juga bisa di sebut isti’adzah adalah seseorang membaca:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
A’udzu billahi minas syaithonir rojiim
Yang mempunyai arti:
“Aku berlindung kepada Allah dari syaiton yang terkutuk.”
Banyak ayat yang menganjurkan kita untuk membaca ta’awudz ini, di antaranya adalah:
Pertama:
{وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [الأعراف: 200]
“Dan jika kamu ditimpa suatu godaan syaiton maka berlindunglah kepada Allah.” (QS. Al A’rof: 200)
Kedua:
{ إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [غافر: 56]
“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka, tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah sesungguhnya Dia maha mendengar lagi maha melihat.” (QS Ghofir: 56)
Bentuk-Bentuk Lafadz Ta’awwudz
Lafadz isti’adzah ternyata tidak hanya satu saja, melainkan bermacam-macam tetapi intinya sama yaitu meminta perlindungan kepada Allah dari syaiton yang terkutuk, adapun lafadznya sebagai berikut:
Pertama:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
A’udzu billahi minas syaitonir rojiim.
“Aku berlindung kepada Allah dari syaiton yang terkutuk”
Lafadz ini yang banyak di pakai dan masyhur/di kenal banyak kaum muslimin
Kedua:
أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم من همزه و نفخه و نفثه
A’udzu billahis samii ‘il ‘aliimi minas syaitonir rojiimi min hamzihi wa nafkhihi wa nafstihi.
“Aku berlindung kepada Allah dari syaiton yang terkutuk dari kegilaannya, kesombongannya, dan rayuannya.”
Ketiga:
اللهم إني أعوذ بك من الشيطان من همزه و نفخه و نفثه
Allahumma inni a’udzu bika minas syaitoni min hamzihi wa nafkhihi wa nafstihi.
“Ya Allah aku berlindung kepadamu dari kegilaan, kesombongan, dan rayuan syaiton.”
Tafsir Perlafadz Bacaan Ta’awudz:
أعوذ
Aku meminta perlindungan dan aku membentengi diri.
بالله :
Kepada Allah rabb semesta alam, yang berkuasa atas segala-galanya, yang mengetahui segala sesuatu.
الشيطان :
Secara bahasa berarti jauh, maka syaiton itu dengan tabiatnya jauh dari tabiat manusia, dan dengan kefasikannya jauh dari segala kebaikan. Maka dari sinilah setiap jin, manusia maupun hewan yang keluar dari perintah atau dia memberontak dan menentang disebut syaiton.
Allah ta’ala berfirman:
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا } [الأنعام: 112]
“Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaiton-syaiton (dari jenis) manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan indah untuk menipu…” (QS. Al An’am: 112)
الرجيم
Terusir dari segala kebaikan
Tafsir Secara Umum Bacaan Ta’awudz:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
“Aku membentengi diri serta meminta perlindungan kepada Allah dari syaiton yang terusir dari segala kebaikan dan terkutuk. Supaya tidak membahayakanku baik di perkara dunia maupun perkara akherat, atau menghalangiku dari sesuatu yang diperintahkan kepadaku, atau menjerumuskanku ke dalam perbuatan yang aku dilarang untuk berbuat itu sehingga aku tersesat dan binasa. Karena sesungguhnya tidak bisa menghalangi syaiton kecuali Allah.”
***
Ditulis oleh: Ahmad Fathoni, Lc.
(Pengajar di PP Hamalatul Quran, Yogyakarta)