Surat an-Naas adalah surat terakhir dalam penulisan di mushaf, sedikit ayat, mudah di hafal, mudah di ingat. Tidaklah ada seorang muslim kecuali dia hafal surat ini, kecil, muda, tua semua hafal. Meskipun surat ini pendek dan mudah tetapi mempunyai kandungan yang sangat tinggi. Dalam tulisan ini penulis mengajak para pembaca untuk mentadaburi di sela-sela ayat yang ada dalam surat an-Naas.
Surat an-Naas adalah risalah paling akhir di dalam alquran, dan ketiga dari surat yang di mulai dengan kata قل yang di sebut dengan qowaqil قواقل yaitu surat al ikhlash, al falaq dan an-Naas. Tiga surat ini menjadi benteng pertahanan yang kokoh dan menjadi tameng yang menjaga pembacanya.
Surat an-Naas ini memberi peringatan kepada manusia untuk senantiasa berlindung dari keburukan makhluk yang selalu membisiki manusia dan menjerumuskan ke dalam neraka. Dan memperingatkan manusia dari makhluk yang terang-terangan dalam memerangi dan memusuhi manusia, Allah berfirman menceritakan apa yang dikumandangkan oleh iblis laknatullah
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ * ثُمَّ لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-A’rof: 16-17)
Surat an-Naas adalah surat makkiyyah yaitu surat yang diturunkan sebelum Rssulullah ‘alaihis shalatu was salam hijrah ke Madinah
Inti pembahasan dalam surat an-Naas adalah mencari perlindungan kepada Allah dari syaithon yang senantiasa membisiki dan tersembunyi.
Allah menutup kitabNya (Al-Quran) dengan surat an-Naas, dikarenakan surat ini menfokuskan pada permasalahan yang sangat penting dalam kehidupan yaitu tauhid, hendaknya seorang muslim tidak boleh bodoh akan hal ini.
Seorang mukmin tatkala membaca Al-Quran dari al-fatihah sampai an-Naas, dia akan mendapatkan bahwa di setiap ayat-ayat yang dia baca menunjukkan atas kemaha kuasaan Allah dan Dia Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Sering kali Allah menceritakan bahwa Dia menghancurkan raja atau kaum yang dzolim dan menolong orang-orang mukmin, menghidupkan dan mematikan, memuliakan dan menghinakan, meninggikan dan merendahkan, ini semua menunjukkan bahwa Allah maha kuasa. Datanglah surat an-Naas ini untuk menguatkan keyakinan bahwa Allahlah yang benar-benar melakukan itu semua. Sehingga hambaNya benar-benar mencari perlindungan hanya kepada Allah.
Surat an-Naas memberi perlindungan dari sisi dalam diri manusia sedangkan surat al falaq memberi perlindungan dari sisi luar diri manusia.
Allah ta’ala menggabungkan antara kebaikan awal (alfatihah) dan kebaikan akhir (an-Naas), Allah membuka kitabnya dalam surat al fatihah dengan tiga macam tauhid (Rububiyah, Uluhiyah, Asma’ was Shifat) yaitu firmannya
الحمد لله رب العالمين. الرحمن الرحيم. مالك يوم الدين
dan Dia menutup kitab-Nya dengan tiga macam tauhid juga, yaitu firman-Nya
قل اعوذ برب الناس. ملك الناس. اله الناس
juga Allah membuka kitab-Nya dengan mengajari hamba untuk minta perlindungan (isti’anah) kepada-Nya, yaitu firman-nya اياك نعبد واياك نستعين”hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan” Dia juga menutup dengan mengajari hamba untuk beristi’anah (isti’anah termasuk jenis isti’adzah) kepadaNya.
Inti dari surat al fatihah adalah mewujudkan peribadahan hanya kepada Allah, dalam firman-Nya إياك نعبد واياك نستعينisti’anah termasuk ibadah yang paling tinggi, dan dua surat terakhir (Al-falaq dan an-Naas) berisi isti’anah, maka seakan-akan dua surat terakhir perwujudan pengamalan dari surat al fatihah. Wa Allahu a’lam.
Bersambung…
Sumber: tadabbur-alquran.com
Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A