Sebanyak Apapun Dosa, Allah Tetap Menerima Taubat
Rahasia Ayat 53 Surat Az Zumar
قُلْ يعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم
“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-KU yang melampai batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Az Zumar: 53)
Inti kandungan ayat di atas adalah larangan berputus asa sebesar apapun dosa seorang hamba, sekaligus memberikan informasi penting akan keluasaan ampunan Allah ta’ala.
Delapan penegas dalam ayat
Alquran sering mengkhabarkan kepada kita bahwa Allah ta’ala Maha Pengampun. Dia mengampuni dosa dan menghapuskan kesalahan hamba. Di antara ayat yang menerangkan hal tersebut adalah ayat 53 surat Az Zumar.
Mengapa ayat 53 Az Zumar? Ya, karena ayat ini memiliki rahasia dan keistimewaan yang menjadikan sebagian sahabat nabi, seperti Ali bin Abi Thalib, ibnu Mas’ud dan ibnu Umar radhiyalahu ‘anhum menyebutnya أَرْجَى آيَةٍ (Ayat yang paling memberi harapan).
Bagaimana tidak? Pada bagian akhir ayat ini, Allah ta’ala menegaskan akan keluasan ampunan-Nya dengan menggabungkan aneka ragam penegas dalam ilmu bahasa arab yang tidak terkumpul dalam ayat mana pun. Setidaknya ada delapan ragam penegas yang akan dipaparkan pada tulisan kali ini.
Penegas pertama: إنَّ (sesungguhnya).
Dalam ilmu gramatika bahasa arab, إنَّ umumnya digunakan pada permulaan kalimat. Fungsinya untuk memberikan makna penegas.
Penegas kedua: اللَّه يَغْفِرُ (Allah Mengampuni).
Bentuk Jumlah ismiyyah (kalimat yang dimulai dengan isim). Isim umumnya digunakan untuk nama dan kata benda. Fungsi isim (nomina) di awal kalimat adalah untuk menunjukkan makna tsubut/tetap dan dawam/terus menerus.
Penegas ketiga: الذُّنُوبَ (Dosa-dosa).
Kata Adz Dzunub adalah gabungan dari أل dan ذنوب. di antara fungsi peletakkan أَلْ di awal kata adalah agar makna kata tersebut menyeluruh.
Penegas keempat: جَمِيعًا (Seluruh/semua).
Jami’an masuk dari bagian kata penegas yang umum digunakan untuk memperkuat makna suatu kalimat.
Penegas kelima: إِنَّهُ (Sungguh, Dia Allah).
Disini kita kembali menemukan kata inna yang digunakan sebagai penegas pada awal kalimat.
Penegas keenam: هُوَ (Dia).
Huwa dalam ilmu gramatika merupakan kata ganti. Di antara fungsi kata ganti adalah membatasi atau mengkhususkan makna yang terkandung pada kata setelahnya untuk kata sebelumnya. Pada ayat ini kata yang mengawali huwa adalah إِنَّهُ . sedangkan setelahnya adalahالْغَفُورُ . sehingga kesimpulannya, bahwa mengampuni dosa itu adalah hak mutlak milik Allah ta’ala.
Penegas ketujuh: الْغَفُورُ (Maha Pengampun).
Dalam bahasa arab, susunan huruf-huruf yang kemudian membentuk fa’uul, akan memberikan makna sesuatu yang banyak, atau dilakukan terus-menerus. Sehingga ghafuur yang hakikatnya menyerupai fa’uul pun mengandung makna tersebut.
Penegas kedelapan: Di antara ragam penegas adalah pengulangan.
Di ayat ini Allah ta’ala mengulangi satu point yang sangat urgen. Yaitu, pengampunan dosa. Pertama, Allah ta’ala menyatakan Ia mengampuni seluruh dosa. Kedua, tatkala menutup ayat ini Allah ta’ala menyebutkan salah satu dari asma husna Al Ghafuur (makna al-ghafuur di point ketujuh).
Penutup
Dari paparan di atas, kita tahu mengapa sebagian sahabat menyebut ayat ini sebagai ayat yang paling memberikan harapan. Ternyata, tersimpan rahasia besar di sana. Rahasia Apakah itu? Aneka ragam penegas agar tak seorang pun dari hamba-Nya yang berputus asa. Agar terbuka harapan besar bagi mereka yang telah melampaui batas. Agar mereka kembali ke jalan Allah ta’ala.
Wallahu a’lam.
Referensi :
• fath al-Qadir, 4/538-539.
• Faidah kajian Tafsir di fakultas Hadis, 1438 H.
______
Oleh : Abu Hurairah, BA
(Alumni PP Hamalatul Quran, dan Saat ini sedang menempuh jenjang Magister Ilmu Hadis di Universitas Islam Madinah)