Bismillah..
Menikmati Hidayah
Menikmati hidayah, karena memang hidayah adalah nikmat sangat istimewa, yang harus disadari sebagai nikmat dari Allah. Dalam surat Al Fatihah, yang kita baca di setiap raka’at sholat, Allah menyebut orang yang mendapat hidayah itulah orang yang diberi nikmat.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus
Di ayat selanjutnya, Allah menyatakan orang yg telah mendapat hidayah yang dipinta pada doa ini, sebagai orang-orang yang diberi nikmat.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
(QS. Al-Fatihah, 6 – 7)
Mendapatkan kelapangan rizki, lalu mendapat hidayah Allah utk mempergunakan rizki itu berkunjung ke Baitullah, adalah nikmat di atas nikmat.
Tak banyak orang yang seberuntung ini. Orang yang diberi kelapangan rizki, banyak!
Namun tak semua mendapatkan nikmat utk terbetik rindu beribadah di kota Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan di Makkah Al Mukaromah; tempat yang paling Allah cintai di muka bumi.
Berkelana ke berbagai negeri menikmati keindahan pemandangan dan tempat rekreasi indah di sana, sudah…
Padahal tak ada yang mengundangnya ke sana. Bisa dibayangkan kalau yang mengundang presiden Rusia utk menikmati wisata-wisata di negeri beruang itu, sebagai tamu kehormatan, atau presiden Amerika misalnya, dia diundang sebagai tamu kehormatan, ia akan persiapkan kepergiannya ke sana matang-matang. Bila perlu agenda-agenda penting atau mendesak sekalipun ditunda dulu. Karena ini moment istimewa dan langka. Bisa menjadi sejarah istimewa dalam hidupnya.
Tapi, ke Baitullah belum terbesit kerinduan untuk bersimpuh sujud di sana. Padahal, yang mengundang adalah, raja seluruh raja, raja semesta alam : Allah yang maha mulia.
Karena memang para jama’ah umrah adalah tamu Allah. Mereka datang ke tanah suci membawa predikat tamu istimewanya Allah.
Kita semua ingat apa yang kita ucapkan saat di miqot Dzulhulaifah (Bir Ali) dulu ?!
Labbaikallahumma umrotan..
(Arti : Ya Allah aku penuhi panggilan umrah Mu)
Kita sedang memenuhi undangan Tuhan semesta alam, raja langit dan bumi beserta isinya..!
Saat berjalan menuju Makkah, apa yang kita ucapkan??
Bertalbiyah..
Sambil bernostalgia suasana hijrahnya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, melewati Padang pasir yang panas dan tandus itu..
Labbaikallahumma labbaik, labbaikalaa syariikala labbaik, innal hamda, wan ni’mata laka wal mulk, Laa syariikalak.
(Ya Allah, aku penuhi panggilan Mu, aku penuhi panggilan Tuhan yang tidak memiliki sekutu, sungguh segala pujian nikmat, kerajaan semesta adalah milik Mu, tak ada sekutu bagiMu).
Lebih tegas lagi, dalam sabdanya yang mulia, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menyebut para jama’ah umrah adalah tamu Allah.
الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، يُعْطِيهِمْ مَا سَأَلُوا، وَيَسْتَجِيبُ لَهُمْ مَا دَعَوْا، وَيُخْلِفُ عَلَيْهِمْ مَا أَنْفَقُوا الدِّرْهَمَ أَلْفَ أَلْف
Para jama’ah haji ataupun umrah, adalah Tamu Allah. Allah pasti akan memberikan apapun yang mereka minta, mengabulkan apapun doa-doa mereka, dan mengganti apapun yang dibelanjakan mereka; satu dirham diganti dengan satu juta dirham.
(HR. Baihaqi, dalam kitabnya Syu’abul Iman).
Alangkah meruginya jika hidup di dunia yang sekali dan sebentar ini, tak sempet menikmati kesyahduan ibadah di samping Ka’bah, di Masjidil Harom, di roudoh, di masjid Nabawi.
Belum pernah merasakan nikmatnya menangis menyesali dosa dan mengagumi Rahmad kasih sayang Allah di sana.. sungguh sangat rugi.
Maka, bersyukurlah saat Allah telah panggil kita sebagai tamu istimewanya, dan Allah telah beri hidayah untuk memenuhi panggilanNya. Bersyukur dan bahagialah atas nikmat hidayah yang Allah berikan ini..
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah, “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
(QS. Yunus 58)
Semoga dengan syukur ini, Allah tambahkan nikmat. Sehingga kita dapat kembali bersua dengan kota Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan kota yang mulia Makkah Al Mukaromah.
***
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
(Pembimbing Nur Ramadhan Wisata Umrah dan Haji Khusus)
Jogjakarta Tercinta, 11 November 2018
Hamalatulquran.com