Islam adalah agama yang paling adil dalam memandang martabat manusia. Satu ukuran yang dijadikan ukuran kemuliaan, yang satu ini dapat diupayakan oleh siapapun, dimanapun, tanpa terbatasi ras, suku, warna kulit, status sosial dan bangsa.
Yaitu : ketakwaan hati..
Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
(QS. Al-Hujurat :13)
Abu Nadhrah menceritakan isi khutbah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam saat beliau khutbah di haji wada’, di hari-hari tasrik, beliau mengatakan,
” يا أيها الناس، إن ربكم واحد وأباكم واحد، ألا لا فضل لعربي على عجمي، ولا لعجمي على عربي، ولا أسود على أحمر، ولا أحمر على أسود إلا بالتقوى، أبلغت؟
“Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu, dan ayah kalian satu (Nabi Adam).
Ingatlah… Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam (non-Arab) dan bagi orang ajam atas orang Arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan.
Tidakkah aku sudah menyampaikan?”
“Iya,” sahut para sahabat, ” benar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah menyampaikan.”
Saat kita menjalani ibadah umrah kemarin, sangat terasa makna ini. Semua terasa sama, berpakaian ihram yang sama, dua helai kain yang membalut tubuh, bertowaf di tempat yang sama, sa’i pun demikian. Tanpa terbedakan, mana pemimpin mana rakyat, mana atasan mana karyawan, mana orang kaya mana yang miskin mana konglomerat mana orang pinggiran…
Semuanya sama, semua adalah hamba di hadapan Allah.
Kita disatukan pada satu tempat yang sama, dengan kondisi yang sama, dengan hamba-hamba Allah lainnya dari berbagai belahan dunia, yang disatukan oleh iman dan takwa…
Allah memandang hati kita, seberapa indahkah terhiasi oleh ketakwaan. Bukan indah rupa, paras tubuh atau kekayaan kita.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta kalian, kata Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. ” Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim)
Semoga kita menjadi HambaNya yang bertakwa itu..
Aamiin…
***
Malam, lepas hujan mengguyur Jogja tercinta, 9 November 2018
Oleh : Ahmad Anshori
(Pembimbing Nur Ramadhan Wisata Tours Haji & Umrah)
Hamalatulquran.com