Bismillah…
“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.” (QS Al Ankabut: 45)
Ayat di atas seringkali kita dengar meluncur dari lisan para ustadz maupun kyai saat memotivasi kaum muslimin dalam melaksanakan sholat. Para khatib pun biasa mengutip firman Allah tersebut diatas mimbar-mimbar jumat.
Sholat Rajin, Maksiat Jalan
Esensi dari ayat di atas menunjukkan bahwa saat seseorang senantiasa menjaga sholat ia akan semakin jauh dari maksiat.
Namun fakta berkata lain, betapa banyak kita lihat seseorang yang rajin melaksanakan sholat akan tetapi masih gemar bergumul dengan maksiat. Hal inilah yang kemudian memunculkan sebuah pertanyaan “Kok ada orang yg sudah rajin sholat tapi masih sering maksiat?”
Ini merupakan sebuah fenomena menyakitkan yang tak jarang kita jumpai, sholat rajin,maksiat pun sama rajinnya, atau yg diistilahkan sebagian orang dengan STMJ (Sholat Tekun, Maksiat Jalan).
Mengapa hal ini bisa terjadi padahal Allah subhanahu wata’ala dengan jelas mengabarkan bahwa sholat itu mencegah dari maksiat sebagaimana ayat di atas?
Sebuah jawaban yg menarik diutarakan oleh Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili hafidhohulloh, beliau menuturkan, “Bagaimanapun keadaannya sholat tetaplah mencegah dari perbuatan keji dan munkar, hanya saja kekuatan pencegahannya sesuai dengan, kualitas sholatnya, ada yg sholatnya bisa mencegah dirinya tidak berbuat munkar selama 2 jam, atau satu jam, atau bahkan hanya benerapa menit saat ia sedang melaksanakan sholat saja.”
Inilah penjelasan yg singkat namun jelas, karena memang demikianlah adanya, bahwa kualitas sholat tiap orang tidaklah sama. Sehingga bisa jadi sholat seseorang hanya mencegah dari berbuat maksiat selama dia sholat saja. Setelah sholat ia kembali tenggelam dalam maksiat hingga waktu sholat berikutnya. Maka paling tidak sholat membuatnya istirahat sejenak dari maksiat yang ia lakukan.
Bagaimana Meningkatkan Kualitas Sholat?
Kualitas sholat perlu ditingkatkan agar ia mampu mencegah dari perbuatan maksiat. Disini akan penulis paparkan beberapa tips jitu yang diberikan oleh para ulama guna meng-upgrade kualitas sholat kita :
Pertama, hadirkan niat yang ikhlas saat hendak mengerjakan sholat.
Kedua, tinggalkan segala perkara dunia saat memasuki rumah Allah ta’ala.
Syaikh Abdulloh Asyinqithy hafidzohulloh pernah menuturkan : “Saat mengerjakan sholat jauhkan pikiran dari dunia dan jangan terburu-buru mengejar dunia, luangkan waktu untuk berdzikir selepas sholat. Ingatlah bahwa Allah telah menjamin rizki kita. Allah berfirman :
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu.” (Thaha : 132)
Ketiga, usahakan semaksimal mungkin untuk khusyuk dalam sholat, jangan biarkan pikiran kita terbang jauh ke negri antah berantah sedangkan jasad kita sedang berdiri dihadapan Allah subhanahu wata’ala .
Ustadz Dr. Firanda Andrija hafidzhohulloh pernah menuturkan : “Datangnya pikiran yang menggaggu saat sholat merupakan hal yang wajar. Sikap yang tepat saat hal tersebut terjadi ialah dengan berusaha sekuat tenaga menghilangkannya dan kembali khusyuk dalam sholat. Bukan malah terlena dengan gangguan setan tersebut hingga hanyut dalam lamunan padahal ia sedang mengerjakan sholat”.
Keempat, perbanyaklah doa kepada Allah terutama di waktu-waktu mustajab. Diantara doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam ialah,
اللهم إني أسألك الهدى والتقى والعفاف والغنى
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu hidayah, ketakwaan, sifat Al’afaf (dijauhkan dari yang diharamkan) serta sifat qhona’ah (merasa cukup)” (HR. Muslim)
Kelima, hadirilah majlis-majlis taklim, karena hal tersebut akan membantu membersihkan kotoran yang ada dalam hati.
Keenam, jadikanlah dzikir sebagai penghias lisan.
Penutup
Marilah kita mulai intropeksi diri, sudah sejauh mana sholat kita mampu mencegah perbuatan maksiat?? Sebab hal tersebut berbanding lurus dengan kualitas sesungguhnya dari sholat yang selama ini kita kerjakan.
Semoga Allah subhanahu wata’ala berkenan untuk menerima amal ibadah kita.
Wallahu a’lam bishowab.
***
Ditulis oleh : Afit Iqwanudin, Lc.
(Alumni PP Hamalatulqur’an Yogyakarta, yang saat ini sedang study S1 di Universitas Islam Madinah KSA, Fakultas Qur’an)
Artikel: Hamalatulquran.com