Bismillah was sholatu was salam ‘ala rosulillah.
Pembaca yang semoga di beri hidayah oleh Allah. Nikmat Allah yang paling tinggi dalam kehidupan ini adalah hidayah di atas shirotol mustaqim (jalan yang lurus), ketika seseorang mendapatkan hidayah ini, berarti dia telah mendapat nikmat tertinggi dari Allah Ta’ala dan menjadi manusia pilihan Allah. Karena tidak semua manusia mendapatkan jatah nikmat ini, akan tetapi orang-orang pilihan lah yang akan mendapatkannya.
Bersyukurlah, Allah Ta’ala selalu mengingatkan dalam firman-Nya
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
“Tunjukilah kami ke jalan yang lurus,” (QS. Al-Fatihah: 6)
Memohon untuk selalu di beri hidayah adalah suatu hal yang menjadi anjuran yang ditekankan oleh agama. Ayat di atas selalu terulang dalah harian kaum mukminin, minimal dalam sehari terbaca 17 kali, tapi apakah pernah terlintas untuk mempelajari apa itu shirotol mustaqim ? Insya Allah artikel kali ini akan membahas dengan ringkas apa itu shirotol mustaqim, semoga penulis dan pembaca selalu di atasnya.
Sebelum membahas makna shirotol mustaqim, alangkah baiknya kita memahami apa itu hidayah ?
Hidayah terbilang di dalam Al-Qur’an dengan makna yang berbeda beda, setidaknya ada 4 makna:
1. Hidayah bermakna naluri ((هداية غريزية yaitu naluri makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya, setiap makhluk Allah kasih hidayah berupa naluri ini, untuk supaya bisa melangsungkan kehidupannya, dari dia dilahirkan sampai datang waktu ajal yang telah ditetapkan.
2. Hidayah bermakna bimbingan dan pengarahan, hidayah ini yang dikenal dengan istilah hidaatul irsyad (هداية الإرشاد), yaitu pengarahan untuk memperbaiki agama seseorang dengan cara nasehat, pendidikan, dll. Hidayah ini semua kaum mukminin mampu mendapatkannya.
Apa perbedaan antara dua hidayah di atas ?
- Hidayah yang bermakna naluri sudah tertanam dalam diri semua makhluk hidup, dan ini berkaitan dengan kemashlahatan duniawi semata, adapun.
- Hidayah irsyad bersifat untuk kemashlahatan agama seseorang.
3. Hidayah bermakna taufiq, atau di sebut hidaayatut taufiq (هداية التوفيق) yaitu hasil dari hidayatul irsyad, yang mendapatkan hidayah ini adalah manusia-manusia pilihan Allah, dan hanya Allah lah yang memiliki hidayah ini, Allah berikan kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki, tidak ada seorangpun yang memilikinya, Allah berfirman berkenaan dengan kekasihnya,
إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberi petunjuk kepada yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang berhak mendapat petunjuk”. (QS. Al-Qoshos: 56)
Dan di antara hidayatut taufiq ini adalah, hidayah di atas shirotol mustaqim.
4. Hidayah bermakna jalan ke surga atau jalan ke neraka, hidayah ini buah dari dapatnya seseorang hidayah taufiq atau tidaknya. bagi kaum mukminin yang mereka mendapat hidayatut taufiq, maka dia akan mendapat hidayah untuk masuk ke surganya Allah, adapun sebaliknya, maka dia akan terjerumus ke dalam neraka wal’iyadzu billah.
Allah Ta’ala berfirman tentang mereka penduduk neraka
ٱحْشُرُوا۟ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ وَأَزْوَٰجَهُمْ وَمَا كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ * مِن دُونِ ٱللَّهِ فَٱهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْجَحِيمِ
“(Malaikat diperintah) kumpulkanlah orang-orang yang dzolim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, Selain Allah; maka tunjukkanlah mereka jalan ke neraka” (QS. As-Shoffaat: 22-23)
Apa Makna Shirotol Mustaqim ?
Ulama tafsir bersepakat bahwa shirotol mustaqim adalah jalan yang lurus dan jelas tidak berbelok-belok, adapun maksud darinya ada beberapa pendapat:
1. Agama Islam
2. Al-Quran
3. As Sunnah
4. Ittiba’ (mengikuti jejak) nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam
Semua pendapat di atas tertuju ke satu tujuan, karena siapa yang mengamalkan syareat islam berarti dia mengamalkan al quran, sunnah dan mengikuti Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Hidayah di atas shirotol mustaqim secara umum adalah hidayah untuk bisa berjalan di atas jalan yang lurus menuju Allah tanpa berbelok-belok, dengan cara menjalankan syariat-syariat agama-Nya yang sesuai dengan apa yang Allah turunkan kepada nabi-Nya dengan sebenar-benarnya, dan bisa istiqomah di atas jalan yang lurus itu hingga ajal tiba.
Dengan hidayah ini agama seseorang bisa tegak, akhlak menjadi baik, keikhlasan dalam beribadah atau berbuat menjadi sempurna, amal ibadah bisa di terima oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dan semua itu di dasari ilmu yang bermanfaat dan amalan yang benar.
Hidayah ini mencakup tiga macam terakhir dari macam-macam makna hidayah di atas, seseorang mencari hidayah irsyad dengan cara tholabul ilmi (menuntut ilmu agama), mendengarkan kajian-kajian, atau ada seseorang memberi nasehat agama dan dia dengarin dengan seksama, kemudian Allah membukakan pintu hatinya untuk mengikuti nasehat itu dan mengamalkan ilmu agamanya yang benar, maka Allah pun memberi petunjuk-Nya untuk meniti jalan ke surga-Nya.
Bagaimana sifat orang-orang yang meniti shirotol mustaqim itu ? insya Allah akan di bahas pada artikel selanjutnya.
Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah dan di atas jalanNya yang lurus.
Demikian, semoga bermanfaat.
Referensi :
1. Tafsir wa Taammul Suroh Al-Fatihah lis Syekh Shaleh Alus Syekh
2. Mukhtashor fi Tafsir
3. Tafsir Al-Fatihah lis Syekh Al ‘Ustaimin
***
Ditulis oleh : Muhammad Fathoni, Lc.
Artikel HamalatulQuran.com