Home Artikel Mengelola Rasa Cinta

Mengelola Rasa Cinta

112
0

Cinta merupakan salah satu tema universal yang telah menjadi objek kajian berbagai disiplin ilmu, termasuk agama. Dalam tradisi keagamaan, cinta tidak hanya dipandang sebagai perasaan emosional semata, tetapi juga sebagai sebuah tindakan dan komitmen yang mendalam. Dalam konteks agama, cinta sering kali dihubungkan dengan hubungan manusia kepada Tuhan dan sesama. Konsep cinta berfungsi sebagai landasan moral dan etika, memandu umat dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh kasih sayang dan pengetian.

Dalam agama Islam, cinta kepada Allah dan cinta kepada sesama manusia diartikulasikan dalam berbagai ajaran dan praktik ibadah. Cinta tidak hanya perasaan dalam hati, namun masuk dalam kategori ibadah jika seorang hamba mampu untuk menuntun perasaan tersebut dengan konsep agama. Olehkarenanya penting bagi seorang muslim mengelola perasaan cinta dalam hatinya.

Berikut beberapa hal yang bisa kita telaah berkenaan dengan pengelolaan perasaan cinta;

Pertama, Wajib Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya

Seorang muslim hendaknya mengetahui, cintanya kepada sesama tidak boleh melebihi cintanya kepada Allah dan Rasulnya. Mencintai Allah subhanahu wa ta’ala adalah ibadah, Allah lah yang menciptakan, merawat, menjaga, memberikan rizki, memberikan kesehatan serta mengatur segala sesuatu.

donatur-tetap

Demikian pula mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena beliau kita mengenal islam, mengetahu hal yang dilarang dan diperbolehkan. Beliau bersabda

فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ

“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya dan anaknya” (HR. Bukhari, no. 14)

Cinta yang sejati akan membuahkan ketaatan, sebagaimana perkataan ulama ‘innal muhibba liman yuhibbu muthi’u’ – orang yang mencintai akan taat kepada yang dicintainya.

Kedua, Anjuran Mencintai Karena Allah

Orang yang saling mencintai karena Allah, kelak Allah akan menaungi mereka pada hari kiamat yang tiada naungan kecuali naungan dari-Nya – yang pada hari itu tiada naungan kecuali naungan dari-Nya. Sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan tentang tujuh golongan yang mendapatkan naungan pada hari kiamat, salah satunya adalah

وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ ؛ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ

“ … dan dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya. (HR. Bukhari no. 660)

Tentu, orang yang ia cintai adalah orang yang mendekatkan kepada Allah, selalu mendorong kepada kebaikan atau mengingatkan kepada kemungkaran. Menasehati dikala lalai, mensupport dikala butuh, sehingga lingkungannya adalah lingkungan yang penuh dengan kebaikan.

Ketiga, Tips Agar Dicintai

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

“Maukah kuberitahu sebuah amalan, yang apabila diamalkan kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam diantara kalian.” (HR. Muslim no. 54)

Dalam kitab al-Adab al-Mufrad, imam al-Bukhori meriwayatkan sabda nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

تَهَادَوْا تَحَابُّوا

“Saling memberi hadiahlah niscaya kalian saling mencintai.” (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrod no. 594)

Dua hadis tersebut mengisyaratkan cara agar orang lain mencintai kita; pertama, dengan gemar menebar salam. Kedua, dengan gemar memberi hadiah.

Berharaplah dicintai oleh orang yang Allah cintai, orang yang dengan mereka hubungan kita dengan Allah baik. Bukan berharap dicintai seluruh manusia, karena berharap dicintai seluruh manusia adalah perkara yang mustahil. Disebutkan dalam kitab Hilyah al-Auliya’ wa Thabaqat al-Ashfiya bahwa imam Sufyan al-Tsauri mengatakan[1]

رضى الناس غاية لا تدرك

“Berharap dicintai semua manusia adalah angan yang takkan tergapai.”

Dalam sebuah riwayat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan

مَنْ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنْ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ

 “Barangsiapa yang yang mencari keridhaan Allah sekalipun memperoleh kebencian manusia, Allah akan mencukupkan dia dari ketergantungan kepada manusia dan barang siapa yang mencari keridhaan manusia dengan mendatangkan kemurkaan dari Allah, maka Allah akan menjadikannya bergantung kepada manusia.” (HR. Tirmidzi, no. 2414)

Keempat, Penyesalan Salah Pergaulan

Allah menggambarkan penyesalan orang yang ketika di dunia salah dalam memilih teman bergaul, salah dalam mencintai/mengidolakan manusia, teman yang tidak mengingatkannya kedalam ketaatan atau membuatnya lupa dengan permasalahan agama dalam firman-Nya

یَـٰوَیۡلَتَىٰ لَیۡتَنِی لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِیلࣰا – لَّقَدۡ أَضَلَّنِی عَنِ ٱلذِّكۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَاۤءَنِیۗ وَكَانَ ٱلشَّیۡطَـٰنُ لِلۡإِنسَـٰنِ خَذُولࣰا

Wahai celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulanitu teman akrab(ku), (28)

Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia. (29)

(QS. Al-Furqon [25]: 28—29)

Selektif dalam bergaul, melihat dengan siapa teman duduk kita, karena sejatinya agama seorang bisa dilihat dari teman duduknya.

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Nabi ﷺ bersabda, “Seorang laki-laki itu bergantung dengan agama teman gaulnya, maka hendaklah salah seorang melihat siapa yang menjadi teman gaulnya.” (HR. Abu Dawud, no. 4833)

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda, “Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya.” (HR. Bukhari, no. 6168)

Semoga Allah memberikan hidayah agar kita dapat mengelola rasa cinta sebagaimana aturan yang ditatapkan-Nya. Mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari siapapun, mencintai manusia karena Allah, serta semoga dilindungi dari teman yang menjauhakan dari jalan Allah.

[1] Al-Hilyah al-Auliya wa Thabaqat al-Ashfiya v.5 hlm. 313

Ditulis Oleh: Fahmi Izuddin, S.Ag

Artikel: HamalatulQuran.Com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here