Home Artikel Ladang Kebaikan Selepas Ramadhan

Ladang Kebaikan Selepas Ramadhan

248
0

Kita telah melalui bulan Ramadan yang penuh dengan kebaikan dan berkah. Kita berpuasa di siang harinya dan salat tarawih di malam harinya serta mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan beragam ibadah demi mengharap pahala-Nya dan takut akan siksa-Nya.

Hari-hari itu pun berlalu dan kita telah melalui satu waktu dalam hidup yang tidak akan mungkin kembali lagi. Hari-hari yang telah berlalu itu akan merekam semua yang kita kerjakan di dalamnya, yang baik maupun yang buruk.

Begitulah hari-hari dalam umur kita berlalu. Hari demi hari kita lalui sambil berjalan menuju negeri akhirat nan abadi. Hari-hari itu sejatinya mengurangi umur kita dan semakin mendekatkan kita kepada ajal, menyimpan amalan kita agar kelak dibalas di negeri akhirat nan kekal.

يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُّحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِن سُوٓءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُۥٓ أَمَدًۢا بَعِيدًا

“(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakannya dihadirkan, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan. Dia berharap seandainya ada jarak yang jauh antara dia dan hari itu.” (QS. Ali ‘Imran : 30).

Bulan Ramadan menghampiri kita agar kita kembali kepada Allah, bertaubat kepada-Nya dan beramal saleh untuk- Nya. Juga, agar kita terdidik dalam menjalankan ketaatan dan meninggalkan yang haram serta mengenyam pelajaran kesaba- ran dan perjuangan agar menang malawan hawa nafsu yang selalu mendorong kepada keburukan.

donatur-tetap

Oleh karena itu, tidaklah bulan yang penuh berkah ini berlalu melainkan kita telah terbiasa menjalankan ketaatan dan membenci kemaksiatan serta terdidik dengan akhlak terpuji. Kita pun terbangun dari kelalaian dan hadir beribadah setelah absen sekian lama darinya. Dengan bulan mulia ini, kita juga dapat mengetahui nilai kehidupan dan nikmat beribadah.

Kini bulan Ramadan telah berlalu. Maka jangan sampai kita kembali berbuat maksiat, karena Tuhan pemilik bulan- bulan itu hanya satu. Jangan sampai kita merusak amal saleh yang kita bangun selama bulan Ramadan dengan amal salah setelahnya, karena tanda diterima amalan adalah kebaikan yang diikuti dengan kebaikan, sedangkan kembali berbuat maksiat setelah bertobat, dosanya lebih besar daripada dosa yang dilakukan sebelum bertobat. Selain itu di depan kita kelak ada mizan yang akan menimbang amal baik dan buruk kita.

 فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ * وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فِى جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ

“Siapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang-orang beruntung. Siapa yang ringan timba- ngan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri. Mereka kekal di dalam (nera- ka) Jahanam.” (QS. Al-Mu’minun : 102-103)

Bulan-bulan sepanjang tahun merupakan ladang beramal dan waktu ajal.

Bila bulan Ramadan tahun ini telah berlalu, di hadapan kita masih ada musim kebaikan lainnya yang berulang sepan- jang tahun. Ada yang berulang lima kali dalam sehari semalam, yaitu salat lima waktu yang diwajibkan oleh Allah kepada hamba-Nya.

Di hadapan kita ada musim kebaikan yang berulang sepekan sekali, yaitu salat jumat. Hari jumat yang dikhususkan oleh Allah bagi umat ini, di dalamnya ada satu waktu yang tidaklah seorang muslim mendapatkan waktu itu seraya memohon suatu kebaikan kepada-Nya kecuali Allah akan memberikannya.

Di hadapan kita ada pula musim kebaikan yang berulang di setiap pertengahan malam dan di waktu sahur yang pada saat itu Allah berfirman:

 مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

“Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku berikan, siapa yang minta ampun kepada-Ku akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no.1145)

Perbendaharaan kebaikan Allah sangatlah melimpah dan tidak akan pernah habis. Tangan-Nya selalu terbuka siang dan malam menerima amalan dan pertobatan para hamba-Nya, karena kita selalu membutuhkan-Nya setiap saat dan tidak dapat lepas dari-Nya barang sekejap.

Kita membutuhkan Allah bukan di bulan Ramadan saja. Maka bagaimana keadaan orang-orang yang bersemangat dalam ketaatan di bulan Ramadan, tetapi ketika Ramadan berlalu, mereka berubah dan meninggalkan ketaatan? Telah ditanyakan kepada sebagian salaf tentang orang-orang seperti ini, lalu dia berkata:

ﺑِﺌْﺲَ ﺍﻟﻘَﻮْﻡ ﺍﻟﺬِﻳْﻦَ ﻻ ﻳَﻌْﺮِﻓُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺇِﻻ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥ

“Seburuk-buruk kaum adalah yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadan.” (Laṭaiful Ma’arif, hlm. 390)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here