Sekilas nampaknya logika kita akan bertanya-tanya apakah memang benar demikian,.? Bukankah ini merupakah prasangka buruk kepada mereka,.? Lantas bagaimana syariat memandang perkara ini,.?
Ketahuilah bahwasannya Alloh telah menurunkan Alquran sebagai pedoman bagi orang yang beriman, satu pedoman yang baku yang akan mengarahkan kita kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka tidak mungkin Alloh Taala mengarahkan kita kepada perkara yang menjerumuskan kita. Tidak mungkin pula Alloh akan membimbing kita kepada perkara yang akan merugikan kita, atau menjadikan kita terhina di kehidupan dunia maupun akhirat. Maka semua yang Alloh beritakan didalam Alquran benar adanya dan tidak perlu kita sangsikan lagi akan kebenarannya, sebagaimana yang Alloh firmankan di dalam Alquran ;
ذالك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين
“Kitab (Alquran) itu tidak ada sedikitpun keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa” (QS Albaqarah : 2)
Termasuk dalam hal ini pula kabar dari Alloh kepada orang-orang yang beriman tentang sifat orang kafir, serta kedengkian mereka kepada orang-orang yang beriman. Kebencian mereka kepada kita serta sikap mereka kepada kaum Muslimin.
Kebencian Orang Kafir Jika Orang Mukmin Mendapat Nikmat
Orang kafir merasa tidak senang dan benci ketika orang Mukmin mendapatkan nikmat dari Alloh, baik itu nikmat dunia maupun nikmat akhirat. Alloh berfirman ;
ما يود الذين كفروا من أهل الكتاب و المشرقين أن ينزل عليكم من خير من ربكم و الله يختض برحمته من يشاء و الله ذو الفضل العظيم
“orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab serta orang-orang musyrik itu tidak senang apabila kalian mendapatkan kebaikan dari tuhan kalian. Dan Alloh mengkhususkan rahmatNya bagi siapa yang di kehendaki, dan Alloh memiliki keutamaan ysng agung” (QA Al Baqarah : 105)
Pada ayat diatas menyebutkan bahwa orang kafir dari kalangan Ahli kitab, maka termasuk disini Yahudi dan Nasrani, serta orang-orang Musyrik yaitu semua orang yang mempersekutukan Alloh Taala merasa tidak senang jika orang beriman memdapat kebaikan dari Tuhannya. Dan kebaikan yang dimaksudkan disini adalah kebaikan dunia dan akhirat.
Cakupannya entah itu kebaikan yang besar atau cuma kecil, banyaknya maupun sedikitnya, mereka tidak suka. Bahkan sampai-sampai dikatakan oleh Syaikh Sholih Utsaimin ketika menjelaskan ayat ini ;
لو حصل للكافرين من أهل الكتاب من اليهود و النصارى أن يمنعوا القطر عن المسلمين لفعلوا لأنهم ما يودون أن ينزل علينا أي خير. و لو تمكنوا أن يمنعوا العلم النافع عنا لفعلوا، و هذا ليس خاصا بأهل الكتاب و المشركين في زمان الرسول صلى الله عليه و سلم، بل هو عام. و لهذا جاء بصيغة المضارع (ما يود) و هو دال على الإستمرار
“Jika saja orang kafir dari kalangan Yahudi, Nasrani dan orang-orang Musyrik mampu untuk menghalangi hujan turun kepada orang-orang yang beriman, niscaya mereka akan menghalanginya, karena mereka tidak senang jika kebaikan apapun macamnya diturunkan kepada kita (karena hujan adalah rahmat, dan rahmat adalah kebaikan dari Alloh). Dan jika saja mereka mampu untuk menghalangi ilmu yang bermanfaat itu tersampaikan kepada kita niscaya mereka akan melakukannya. Dan sifat ini tidak hanya khusus dimiliki oleh orang-orang kafir di masa Rosululloh Shalallohu alaihi wa Sallam saja, namun sifat ini umum (dimiliki oleh orang kafir siapa saja dan di zaman apa saja semenjak dulu haingga sekarang. Oleh karenanya bentuk kalimatnya menggunakan fi’il mudhori’ (“tidak senang”) dan ini menunjukkan kalau itu di lakukan terus-menerus.” (Tafsirul Qurani Karim, Surat Al Fatihah dan Surat Al Baqarah, karya Syaikh Shalih Al Utsaimin jilid 1 halaman 105, terbitan Dar Ibnil Jauzi)
Keinginan Ahli Kitab Ingin Memurtadkan Orang-orang Beriman
Karena hasad mereka kepada orang beriman mereka memiliki tujuan ingin memurtadkan kita orang-orang beriman. Hal ini secara gamblang dijelaskan oleh Alloh Taala sebagaimana di dalam Al Quran :
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّـهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّـهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena hasad yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS : Al Baqarah : 109)
Ketidak-ridhaan Ahli Kitab Kepada Orang Beriman Sampai Mengikuti Agama Mereka
Alloh Taala berfirman :
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّـهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّـهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” (QS : Al Baqarah : 120)
Maka mereka orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridha kepada kita, hingga kita benar-benar mengikuti agama mereka. Maka sampai kapanpun selama kita belum mengikuti agama mereka maka mereka tidak akan senang kepada kita.
FAWAID (Faidah)
- Kerasnya permusuhan orang-orang Yahudi, Nasrani serta orang-orang musyrik kepada orang yang beriman
- Wajibnya kita berhati-hati dari semua sikap mereka, dikarenakan mereka dengan semua sikapnya kepada kita berkeinginan untuk menghalang-halangi kita dari kebaikan
- HARAMNYA orang beriman menjadikan orang kafir menjadi seorang pemimpin. Dan dikarenakan selama mereka masih tidak senang kita mendapatkan kebaikan maka bagaimana mungkin mereka akan mengarahkan kita kepada kebaikan,.?
- Bahwasannya orang yang tidak memiliki rasa senang jika kaum Muslimin mendapat kebaikan maka pada dirinya terdapat kemiripan sifat dengan orang Yahudi dan Nasrani
- Hasad itu termasuk sifatnya Yahudi dan Nasrani
- Haramnya sikap hasad, dikarenakan itu merupakan sifatnya orang Yahudi dan Nasrani, dan sebab pengharamannya adalah kerena menyerupai mereka dalam sifat itu. Padahal Nabi pernah bersabda ;
من تشبه بقوم فهو منهم
“Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia menjadi bagian dari kaum itu” (HR Ahmad)
Wallohu alam, semoga artikel ini bisa menjadi salah satu panduan bergaul kepada nonmuslim