Kaum muslimin ramihakumullah
Kethauilah bahwa sesungguhnya lemahnya semangat membaca dan mencari ilmu adalah sebab terbesar hilangnya ilmu
Imam Ibnu Jauzi rahimahullah berkata :
كانت همم القدماء من العلماء عَلِيَّةً، تَدلُّ عليها تصانيفُهم التي هي زبدةُ أعمارِهم إلا أنَّ أكثرَ تصانيفهم دثرت؛ لأنَّ هِمَم الطلابِ ضعفت، فصاروا يطلبون المختصرات، ولا ينشطون للمطولات. ثم اقتصروا على ما يدرسون به من بعضها، فدثرت الكتب، ولم تنسخ.
“Semangat ulama terdahulu sangat tinggi didalam mencari ilmu, buktinya adalah karya-karya tulis yang merupakan hasil jerih payah mereka dalam jangka waktu yang lama. Namun demikian, banyak karya mereka itu lenyap, karena lemahnya semangat generasi berikut nya. Mereka hanya mempelajari kitab-kitab ringkasan dan malas terhadap kitab-kitab tebal. Kemudian, mereka hanya membatasi diri pada sebagian kitab ringkasan itu sehingga hilanglah kitab-kitab tebal dan belum sempat disalin.”
Syeikh Ali bin Muhammad Al-‘Imran hafizhahullah berkata :
“Demikianlah penjelasan Ibnul Jauzi pada masanya itu. Padahal, dia sempat bertemu dengan Abul Wafa’ Ibnu Aqil Al-Hanbali rahimahullah yang menulis kitab al-Funun dalam 800 jilid, Ibnu Khasysyab an-Nahwi rahimahullah yang menyusun sekian banyak kitab dan memiliki perpustakaan besar, bertemu Abul Ala’ Al-Hamadani rahimahullah yang luas ilmunya dan sangat mencintai buku, Ibnu Hubairah rahimahullah seorang menteri yang shalih dan juga ulama yang mengarang kitab al-Ayadi al-Baidha ‘Ala Al-‘Ilm wa Al-‘Ulama, serta ulama selain mereka.
Lantas apa yang akan kita katakan pada zaman ini dimana berkumpulnya antara kelemahan semangat dan tekad dengan membanjirnya tempat hiburan dan hal-hal yang menyibukkan dari membaca, bahkan dari mencari ilmu secara total.
Kita akan semakin kehilangan khazanah peninggalan para ulama apabila kita senang mengunjungi tempat-tempat hiburan itu, serta tersibukkan dengan gemerlap dan kepalsuannya. Sungguh, ini merupakan kerugian berat dan kesalahan yang besar. Maka pantaskah jika pencari ilmu turut membantu hilangnya sebagian khazanah peninggalan ulama, meskipun hanya sedikit ?
Maka dari itu perkuat semangat membaca dan menuntut ilmu serta jangan pelit untuk menyisihkann harta guna membeli sebuah buku
Sungguh ada orang yang sangat pelit dan sangat bakhil terhadap ilmu agama, bahkan untuk membeli buku agama saja dia sangat sulit untuk mengeluarkan hartanya. Dia lebih suka jika uangnya habis untuk hal dunia dan dunia. Dalam keadaan seperti itu, ia masih berharap untuk menjadi penuntut ilmu dan ulama, padahal dia sendiri belum mencintai ilmu agama.
Maka dari itu, dengarkan nasehat ini baik-baik, semoga anda lepas dari belenggu pelit tersebut.
Al-Jahizh rahimahullah berkata :
“Barangsiapa yang ketika membeli buku tidak merasa nikmat melebihi nikmatnya membelanjakan harta untuk orang yang dicintai, atau untuk mendirikan bangunan (rumah), berarti dia belum mencintai ilmu.Tidak ada manfaatnya harta yang dibelanjakan hingga dia lebih mengutamakan untuk membeli buku, seperti orang Arab Badui yang lebih mengutamakan susu untuk kudanya daripada untuk keluarganya. Sampai dia juga sangat berharap untuk memperoleh ilmu sepertinya hal nya orang Arab Badui yang sangat mengharapkan kudanya.”
Referensi:
-Al-Musyawwiq Ila Al-Qiraah wa Thalab Al-‘Ilm, Syeikh Ali bin Muhammad Al ‘Imran hafidzahullah
Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan