Dengan keyakinan kita bahwa ilmu Al-Asmaa Al-Husnaa adalah salah satu ilmu yang paling mulia, maka hati seorang muslim akan terpanggil untuk mempelajarinya, bukan hanya sekedar penasaran akan tetapi mempelajarinya dengan rasa cinta yang ada didalam hatinya kepada Allah Ta’ala.
Diantara faidah mempelajari Al-Asmaa Al-Husnaa adalah kebahagiaan hidup bagi siapa yang mengenal rabbul ’alamiin Allah subhaanahu wata’aala, betapa indah perkataan Ibnul Qoyyim rahimahullahu ta’aala merangkum syarat kebahagiaan hati seseorang beliau berkata :
فإن حيات الإنسان بحياة قلبه وروحه، ولا حياة لقلبه إلا بمعرفة فاطره ومحبته و عبادته وحده والإنابة إليه والطمأنينة بذكره والأنس بقربه ، ومن فقد هذه الحياة فقد الخير كله، ولو تعوض عنها بما تعوّض من الدنيا، بل ليست الدنيا بأجمعها عوضا عن هذه الحياة، فمن كل شيء يفوت عوض، و إذا فاته الله لم يعوض عنه شيء البتة
“Sungguh kehidupan manusia berdasarkan kehidupan(perasaan) hati dan ruhnya, hati tidak akan hidup kecuali dengan mengetahui penciptanya, kecintaan kepadannya penyembahan kepadanya semata, dengan bertaubat Kembali kepadanya, serta ketenangan dan kebahagiaan saat mengingat Alloh subhaanahu wata’aala, dan siapa yang luput darinya kehidupan tersebut maka hilanglah seluruh kebaikan darinya, seandainya dia menggantinya dengan dunia, maka dunia tidak lah sebanding, dan semua yang menggantinya akan musnah, siapa yang kehilangan Alloh, maka dia tidak akan mendapatkan pengganti sesuatupun.” (Al-Jawab Al-Kaf hlm. 133)
Alangkah pahit kehidupan ini tanpa mengetahui sang pencipta Allah subhaanahu wata’aala dan betapa manis kehidupan ini jika kita mengenal Ar-Rahmaan Allah subhaanahu wata’aala. Dan siapa yang merasa bahwa kehidupannya telah bahagia walapun tanpa ada Allah di dalamnya, maka ketahuilah bahwa dia berada didalam pusaran istidroj, Allah sedang mengulurnya.
Dan diantara faidah Al-Asmaa Al-Husnaa adalah Allah menyukai atsar dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya berada pada hamba-Nya, dan hal ini di sebutkan dalam banyak ayat dan hadis, contohnya potongan hadis nabi shallallahu’alaihi wasallaam :
إن االه جميل يحب الجمال
“Sesungguhnya Alloh maha indah dan Alloh menyukai keindahan.” (HR Muslim no. 91)
Allah menyukai keindahan ada pada hamba-hambanya, dari perilaku penampilan tempat tinggal dan lain-lain.
Contoh yang lain dari firman Alloh subhanahu wata’aala :
إنالله يحب المحسنين
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Albaqoroh : 195)
Allah subhaanahu wata’aala juga berfirman :
إنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (ihsan).” (QS. An-Nahl: 128)
Terdapat pula sebuah riwayat,
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ كَهْمَسِ بْنِ الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو قَالَ تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي”
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Kahmas bin Al Hasan dari Abdullah bin Buraidah dari ‘Aisyah bahwa dia berkata; “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mendapatkan malam lailatul Qodar, apa yang harus aku ucapkan?” beliau menjawab: “Ucapkanlah; ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku.” (HR. Ibnu Majah no. 3840)
Al-Muhsin adalah yang terus berbuat baik, dan Allah menyukai hamba-Nya yang berbuat kebaikan, banyak ayat-ayat dan hadis yang menganjurkan kita untuk berbuat baik, diantaranya yang paling ringan adalah memindahkan gangguan di tengah jalan dan seterusnya
Semoga bermanfaat, insyaalloh akan bersambung wallahu a’lam bisshowaab
Referensi : kitab Fiqih al asmaa al husnaa karya syeikh ‘Abdurrozzaq bin ‘Abdul muhsin al ‘Abbad al badr hafidzahullahu
Ditulis Oleh : Badruzzaman, Lc