Home Akidah Hukum Menyakini Bulan Suro Bulan Sial

Hukum Menyakini Bulan Suro Bulan Sial

2815
0

Bismillah

Banyak keyakinan yang tersebar dan sebenarnya jauh dari ajaran Islam. Diantaranya adalah keyakinan terhadap bulan suci yang saat ini kita sedang berada di dalamnya, yakni bukan muharrom. Banyak yang meyakini bulan Muharram adalah bulan sial, penuh musibah dan mara bahaya. Sampai orang-orang khawatir untuk melangsungkan hajatan mereka, seperti pernikahan, hajatan, dll. di bulan ini.

Hanyalah Allah yang Mampu

Islam dengan tegas dan jelas memberi pelajaran kepada kita, khususnya berkaitan keyakinan seorang hamba, bahwa diantara perkara yang menyimpang dari akidah adalah, meyakini sesuatu selain Allah mampu mendatangkan bahaya atau kesialan atau keburukan.

Dalil bahwa Allah melarang dengan tegas keyakinan semacam ini, tertuang dalam firman-Nya :

donatur-tetap

وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ

“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Yunus : 106)

Ibnu As Sa’di menerangkan dalam kitab tafsirnya :

وهذا وصف لكل مخلوق، أنه لا ينفع ولا يضر، وإنما النافع الضار، هو الله تعالى.

Ini sifat setiap makhluk bahwasanya dia tidak bisa memberi manfaat dan mudharat, dan sesungguhnya yang mampu memberi manfaat dan mudharat itu hanyalah Allah Ta’ala semata.

Waktu adalah salah satu makhluk Allah. Dia akan berjalan sebagaimana aturan yang Allah telah tetapkan. Dan waktu tidak bisa memberi manfaat dan bahaya sedikitpun kepada kita. Maka tidak dibenarkan bila seseorang merasa takut dengan waktu ini dan waktu itu, hari ini dan hari itu. Semua makhluk di hadapan Allah adalah lemah dan Allahlah yang Maha kuat lagi Maha perkasa,

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-Lah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Hud: 66)

Jangan Cela Waktu

Pembaca yang budiman…

Mari kita renungkan sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ini:

لا تسبوا الدهر فإن الله هو الدهر

“Janganlah kalian mencaci waktu, karena sesungguhnya Allah lah (pencipta/pengatur) waktu itu.” (H.R Muslim)

Siapapun yang meyakini bulan suro (sebutan kejawen untuk Muharram) sebagai bulan musibah dan kesialan, maka dia telah mencaci bulan itu. Sedang bulan adalah makhluk Allah dan secara khusus Allah menisbatkan kepadanya.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “قال الله تعالى: يؤذيني ابن آدم يسبّ الدّهر وأنا الدّهر أقلّب الليل والنهار”

Dari Abu hurairah -semoga Allah meridhainya- ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam :

قال الله تعالى

: يؤذيني ابن آدم يسبّ الدّهر وأنا الدّهر أقلّب الليل والنهار”

‘Allah Ta’ala berfirman : Anak Adam telah menyakitiku, mereka mencaci waktu dan Akulah waktu, Aku membolak balikkan siang dan malam. (HR. Bukhari dan Muslim)

Pembaca yang budiman… Perlu diketahui bahwa dahr (waktu) bukan termasuk dari nama Allah. Adapun dalam hadist

و أنا الدهر

“Dan Akulah waktu”

Yang dimaksudkan adalah Allah lah yang menciptakan dan mengatur waktu itu.

Penjelasan ini ditegaskan dengan dalil di sebagian lafadz hadist yang lain yang menunjukkan demikian itu

بيدي الأمر أقلِّب ليلَه ونهارَه

“Semua perkara ada di tanganKu. Aku membolak balikkan malam dan siangnya.”

Sikap Orang Pesimis

Disamping itu, mencela waktu adalah sikap orang-orang pesimis. Seseorang yang meyakini muharrom sebagai bulan yang dipenuhi musibah dan sial, berarti dia sudah pesimis dengan bulan itu. Padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk membenci sikap pesimis atau mengiatkan anggapan sial kepada waktu atau benda lainnya (thiyaroh).

Dari Anas semoga Allah meridhainya, ia berkata:

كان رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يحب الفأل الحسن , ويكره الطيرة

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menyukai sikap optimis dan membenci thiyaroh (meyakini bahwa kegagalan itu terletak pada sesuatu).

Dengan demikian maka anggapan dan keyakinan sebagian besar masyarakat kita hingga saat ini, bulan muharrom adalah bulan sial dan musibah tidaklah benar bahkan menyelisihi akidah islam.

***

Ditulis oleh : Ahmad Fathoni, Lc.

(Alumni Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia, Fakultas Dakwah wa Ushuluddin. Pengajar di PP Hamalatulquran Yogyakarta)

Artikel HamalatulQuran.com