Home Artikel Alquran Belajar Akidah dari Juz ‘Amma: An-Naba Ayat 6-16

Belajar Akidah dari Juz ‘Amma: An-Naba Ayat 6-16

106
0

Pada ayat 6-16 dipaparkan betapa mengagumkan, indah dan betapa luar biasanya ciptaan Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala memulai pada ayat ke 6 tentang ciptaan Nya berupa bumi dengan kalimat tanya, dimana Dia lah yang telah menghamparkan bumi dengan sempurna dengan berbagai hal yang ada di atasnya, sebagimana Allah jelaskan pula hal ini dalam surat An-Naml ayat 61

أَمَّن جَعَلَ ٱلۡأَرۡضَ قَرَارٗا وَجَعَلَ خِلَٰلَهَآ أَنۡهَٰرٗا وَجَعَلَ لَهَا رَوَٰسِيَ وَجَعَلَ بَيۡنَ ٱلۡبَحۡرَيۡنِ حَاجِزًاۗ أَءِلَٰهٞ مَّعَ ٱللَّهِۚ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ

“Bukankah Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut?Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui.”

Kemudian Allah melanjutkan

وَٱلۡجِبَالَ أَوۡتَادٗا

“Dan gunung-gunung sebagai pasak”

donatur-tetap

Allah jadikan gunung-gunung di muka bumi ini bagaikan pasak, sebagaimana pasak untuk sebuah tenda, dimana tenda tidak dapat berdiri dengan tegak tanpa adanya pasak yang menancap ke tanah. Dalam ayat yang lain Allah Ta’ala jelaskan

وَجَعَلۡنَا فِي ٱلۡأَرۡضِ رَوَٰسِيَ أَن تَمِيدَ بِهِمۡ وَجَعَلۡنَا فِيهَا فِجَاجٗا سُبُلٗا لَّعَلَّهُمۡ يَهۡتَدُونَ

“Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-Anbiya: 31)

Kemudia pada ayat selanjutnya Allah berfirman,

وَخَلَقۡنَٰكُمۡ أَزۡوَٰجٗا

“Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan”

Ayat ini menunjukkan betapa agungnya Allah terhadap penciptaan jiwa kita, dan itu semua baik langit, bumi, gunung dan jiwa kita semuanya adalah tanda kekuasaan Allah Ta’ala.

سَنُرِيهِمۡ ءَايَٰتِنَا فِي ٱلۡأٓفَاقِ وَفِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ أَوَلَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur`ān itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fushilat: 53)

Yang dimaksud dengan “Pasangan” adalah laki-laki dan perempuan. Dan Allah telah jadikan manusia menjadi banyak dengan adanya pasangan-pasangan yang menikah dan memiliki keturunan dan ini tidak hanya berlaku pada manusia saja bahkan hewan dan tumbuhan pun banyak yang demikian.

وَجَعَلۡنَا نَوۡمَكُمۡ سُبَاتٗا

“Dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat”

Ini adalah bentuk keagungan Allah terhadap diri kita manusia, dimana tidur bukanlah kondisi terjaga atau pun kondisi mati, namun ini adalah kondisi pertengahan antara keduanya

Tidur sendiri sejatinya adalah saudara kematian, namun kematian kecil sebagai mana dijelaskan dalam hadis sahih riwayat Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman.

Adapun kondisi hubungan badan dan ruh manusia itu ada 5 kondisi.

  1. Di janin ibu kita.
    2. Kondisi sadar, seperti kondisi kita hidup di dunia ini di dunia
    3. Ketika tidur.
    4. Di alam barzah.
    5. Hari kiamat setelah dibangkitkan dari kubur.

وَجَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ لِبَاسٗا * وَجَعَلۡنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشٗا

“Dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian, Dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan”

Allah jadikan hidup manusia memiliki jeda rehat antara malam dan siang hari, di malam hari beristirahat dengan tidur dan disiang hari bekerja untuk mengais rezeki yang halal.

وَبَنَيۡنَا فَوۡقَكُمۡ سَبۡعٗا شِدَادٗا * وَجَعَلۡنَا سِرَاجٗا وَهَّاجٗا

“Dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh, Dan Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari)”

Allah ciptakan langit sebagai pengingat bagi hamba setiap kali memandang ke atas bahwa Manusia tidak ada apa-apanya bagi Allah dibandingkan ciptaanNya berupa langit.

Kemudian dijelaskan pula bahwa Allah menciptakan “Siraj” yaitu matahari yang menyinari sekaligus memberikan panas yang terik.

وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡمُعۡصِرَٰتِ مَآءٗ ثَجَّاجٗا * لِّنُخۡرِجَ بِهِۦ حَبّٗا وَنَبَاتٗا * وَجَنَّٰتٍ أَلۡفَافًا

“Dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya, Untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman, Dan kebun-kebun yang rindang.”

Faidah :

1. Tauhid rububiyah adalah salah satu asas untuk menuntun kepada tauhid uluhiyah.

2. Pentingnya memaparkan dan menyampaika dalil terkait tauhid rububiyah beserta bukti-buktinya, baik dari hal-hal disekitar kita bahkan yang ada dalam diri kita sendiri.

3. Menyadarkan akal yang bodoh, dengan berfikir dan merenungkan berkali-kali terhadap ciptaan Allah.

4. Menyampaikan dalil dengan dalil yang mudah dan jelas, sebelum menuju dalil-dalil yang sulit dipahami atau nampak samar.

5. Menggunakan metode pertanyaaan dan pengulangan untuk membuat pendengar menjadi lebih perlahitan.

6. Gaya bahasa dan pertanyaan yang ada dalam Al-Quran hendaknya digunakan dan dipraktekkan oleh setiap dai dalam mendakwahi Mad’u mereka.

Referensi: At-Tafsir Al-A’di li Jauzi ‘Amma karya Syaikh Ahmad bin Abdurrahman Al-Qodhi

Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan, B.A
Artikel: HamalatulQuran.Com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here