Tersesat dari jalan yang lurus adalah kesengsaraan yang amat pedih dan menyengsarakan bagi setiap manusia. Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata, “Anugrah teragung yang Allah berikan kepada hamba-Nya adalah petunjuk atau hidayah, dan tiada musibah atau ujian paling berat melebihi musibah kesesatan.” (Syifau Al-‘Alil 1/65)
Semakin seseorang itu tersesat semakin besar pula kesengsaraan yang akan ia hadapi, oleh karenanya selamat dari kesesatan adalah anugrah yang agung, hal ini sebagaimana yang telah Allah kabarkan dalam surat Al-Fatihah bahwa barang siapa yang dapat hidayah maka ia akan berada di jalan yang lurus selamat di dunia dan akherat, ada pun yang berjalan menuju jalan orang yang yang dimurkai dan orang yang tersesat maka ia akan menyesal dan sengsara di dunia maupun di akherat.
Pengertian Dhalal atau Kesesatan
Dalam bahasa Arab dhalal adalah melenceng dari jalan yang benar tanpa ilmu, dan ini adalah lawan kata dari petunjuk.
Sesat dalam Agama itu Ada 2 Macam:
1. Tersesat dari keimanan dan kebenaran dengan terjerumus kepada kekufuran, begitu pula menjadi Nasrani, Yahudi atau agama lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمۡۖ أَعۡمَٰلُهُمۡ كَرَمَادٍ ٱشۡتَدَّتۡ بِهِ ٱلرِّيحُ فِي يَوۡمٍ عَاصِفٖۖ لَّا يَقۡدِرُونَ مِمَّا كَسَبُواْ عَلَىٰ شَيۡءٖۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلضَّلَٰلُ ٱلۡبَعِيدُ
“Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan mereka seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” (QS. Ibrahim : 18)
Dalam ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman,
وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا
“Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa: 116)
2. Tersesat dengan melakukan apa-apa yang telah Allah Ta’ala haramkan,seperti bermaksiat dan melakukan dosa besar. Maka pelakunya tersesat sesuai kadar penyimpangannya dari agama atau kebenaran. dan inilah makna dari firman Allah Ta’ala,
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36).
Sebab-Sebab Kesesatan
1. Mengikuti Bisikan Setan
Setan adalah musuh utama yang paling berbahaya bagi manusia, karena bisikannyalah Nabi Adab ‘alaihissalam kita dikeluarga dari surga, setan pun memiliki peran amat besar dalam tergelincirna anak keturunan Adam di dunia ini. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Fathir: 6)
2. Mengikuti Hawa Nafsu
Hawa nafsu menjadi salah satu penyebab seseorang sesat dari agama Islam, karena mengikuti hawa nafsu adalah berarti seseorang akan banyak melanggar perintah dan syariat Allah Ta’ala. Terkait hal ini Allah Ta’ala berfirman,
يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلْنَٰكَ خَلِيفَةً فِى ٱلْأَرْضِ فَٱحْكُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ بِٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌۢ بِمَا نَسُوا۟ يَوْمَ ٱلْحِسَابِ
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Shad : 26)
3. Kebodohan
Bodoh dan tidak mengetahui kebenaran adalah sebabt seseorang terjerumus kepada kesesatan. Oleh karena itu Allah Ta’ala utus Rasul-Rasul-Nya untuk berdakwah dan mengajari manusia tentang kebenaran, serta apa saja yang bermanfaat bagi mereka dan apa saja yang dapat membinasakan mereka. Allah Ta’ala berfirman,
أَمَّنْ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
Kebodohan adalah penyakit yang membuat seseorang “buta”, ia tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk, ia tidak bisa membedakan jalan keselamatan dan jalan kesesatan.
4. Mengikuti Dalil yang Salah
Lawan dari dalil yang shahih adalah dalil yang salah, semisal hadis lemah, hadis palsu dan serta berdalil dengan akal bukan dengan Al-Quran dan Hadis, Hal seperti inilah yang dapat menghantarkan seseorang kepada kesesatan, Allah Ta’ala telah memperingatkan kepada orang-orang sesat yang telah berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya demi menyesatkan manusia. Alla Ta’ala berfirman
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا لِّيُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-An’am” 144)
Semoga Allah Ta’ala senantiasa jaga diri kita diatas jalan yang lurus, sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang tersesat. Amin
Referensi: Mausuah Al Aqidah wal Adyan wal Firoq wal Madzahib Al Muashirah
Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan
Artikel: HamalatulQuran.Com