Liburan bukan berarti bebas tanpa batas. Bagi santri, liburan adalah momen untuk menguji seberapa dalam ilmu dan seberapa kuat akhlak yang sudah ditanamkan. Berikut tujuh nasehat penting yang bisa menjadi bekal hati menjelang liburan, disertai dalil-dalil yang menguatkannya:
1. Niatkan Pulang untuk Berbakti
Liburan adalah kesempatan untuk mendekat kepada orang tua dan membalas jasa mereka.
Allah Ta’ala berfirman:
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka telah mendidikku waktu kecil.'” (QS. Al-Isra: 24)
Santri sejati tahu bahwa liburan adalah ladang pahala jika dijalani dengan niat berbakti.
2. Jaga Adab, Dimanapun Berada
Santri dikenal bukan hanya karena ilmu, tapi karena adabnya yang mulia.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Ketakwaan itu tampak dari adab. Jangan hilang santunmu meski jauh dari pesantren.
3. Bawa Ilmu, Jangan Tinggalkan Akhlak
Ilmu tanpa akhlak seperti pohon tanpa buah. Maka, jagalah keduanya saat pulang ke rumah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Santri bukan hanya penuntut ilmu, tapi juga teladan dalam perilaku.
4. Isi Waktu dengan Hal Bermanfaat
Waktu adalah amanah. Gunakan sebaik-baiknya untuk kebaikan, bukan kesia-siaan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
نِعمَتانِ مغبونٌ فيهما كثيرٌ من الناسِ: الصَّحَّةُ والفَّراغُ
“Dua nikmat yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Liburan adalah nikmat. Jangan biarkan habis hanya untuk tidur dan bermain.
5. Jaga Ibadah dan Rutinitas
Jangan kendurkan ibadah hanya karena jauh dari pesantren. Justru ini waktu untuk membuktikan keistiqamahan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus-menerus, meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Terus jaga shalat berjamaah, tilawah, dzikir, dan muroja’ah walau hanya di rumah.
6. Bijak Bermedsos dan Berteman
Pilih lingkungan dan teman yang baik, baik di dunia nyata maupun maya. Medsos bisa jadi ladang pahala, tapi juga bisa jadi sumber dosa.
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ
“Teman yang baik dan teman yang buruk ibarat penjual minyak wangi dan tukang pandai besi…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Santri harus cerdas memilah, mana yang membawa kebaikan dan mana yang justru menjauhkan dari Allah.
7. Bersiap Kembali dengan Semangat Baru
Liburan bukan tempat menetap. Ia hanya rehat sesaat sebelum kembali berjuang.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَريقا يَبْتَغي فيه عِلْما سَهَّل الله له طريقا إلى الجنة
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Kembalilah ke pesantren nanti dengan hati yang lebih lapang dan semangat yang lebih membara.
Penutup: Santri bukan hanya baik di pesantren. Liburan adalah ujian sejati, apakah nilai-nilai yang dipelajari tetap hidup di luar tembok pondok. Pulanglah dengan niat, jaga adab, manfaatkan waktu, dan tetap istiqamah.
Semoga liburanmu penuh berkah dan mendatangkan ridha Allah.
Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan, B.A