ALlah Ta’ala berfirman,
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.”
Kata tabbat (تبت) mempunyai makna: kerugian, kebangkrutan dan kebinasaan. Hal ini sebagai ganti dari perkataan abu Lahab kepada Rosulullah ‘alaihis sholatu was salam yang dia mengatakan (تبا لك) “celaka kamu (wahai Muhammad)” dan ayat ini juga nemberi isyarat bahwa suatu perbuatan akan di balas dengan setimpal, seperti dalam kaidah الجزاء من جنس العمل “balasan suatu amal sesuai dengan jenis amal itu”. Ayat ini menjadi suatu laknat dari Allah untuk abu Lahab dengan kerugian dan kebinasaan yang pasti.
تبت يدا أبي لهب “Binasalah kedua tangan abu Lahab” yang di maksud dengan “kedua tangan” adalah :
- صاحب “pemiliknya atau orangnya” yaitu abu Lahab sendiri.
- كل “seluruhnya” bukan hanya tangannya yang binasa tetapi seluruh badannya. Cara pengungkapan seperti ini sudah lazim di kalangan Arab, hanya menyebutkan sebagian tetapi yang dimaksud keseluruhan.
- Ta’bir atau ungkapan dengan kedua tangan dikarenakan dia (abu Lahab) dahulu melempari Nabi ‘alaihis sholatu was salam dengan kedua tangannya, sehingga kebinasaan dia diungkapkan dengan anggota tubuh yang dipakai untuk menghina dan merendahkan Nabi ‘alaihis sholatu was salam.
- Pengungkapan dengan kedua tangan dikarenakan abu Lahab meyakini bahwa kedua tangannyalah yang akan mengalahkan dakwahnya Nabi, tetapi Allah berkehendak lain, Dia membalikkan keadaan dengan dibinasakannya abu Lahab.
- Ungkapan dengan kedua tangan dikarenakan kebanyakan perbuatan manusia dilakukan dengan kedua tangannya, maka dinisbatkan kebinasaan kepada anggota yang banyak dipakai untuk berbuat.
- Abu Lahab adalah paman Nabi ‘alaihis shalatu was salam yang bernama Abdul ‘uzza. Al-Quran menyebut abu Lahab dikarenakan nama abu Lahab ini yang di kenal oleh bangsa Arab, dan Al-Quran tidak menyebut dengan nama aslinya dikarenakan nama aslinya mengandung kesyirikan karena menunjukkan penghambaan kepada selain Allah.
Abu Lahab termasuk orang yang sangat memusuhi Nabi ‘alaihis sholatu was salam meskipun dia termasuk keluarga besarnya Nabi dan orang yang dekat dengannya dari sisi nasab. Abu Lahab tidak cukup hanya memusuhi Nabi ‘alaihis sholatu was salam dengan mencaci dan menghina beliau dengan lisannya semata, tetapi juga mendorong keluarganya, istri dan anak-anaknya untuk ikut memusuhi beliau, selalu mengobarkan permusuhan, berusaha memutus tali kekeluargaan.
Abu Lahab mempunyai beberapa anak, diantaranya ‘Utbah dan ‘Utaibah. ‘Utbah awalnya menikah dengan Ruqoyyah binti Rosulillah, sedangkan ‘Utaibah menikah dengan Ummu Kultsum binti Rosulillah, ketika Rosullullah ‘alaihis sholatu was salam mulai berdakwah secara terang-terangan, maka Abu Lahab menyuruh kedua anaknya tersebut untuk menceraikan kedua putri Rosul ‘alaihis sholatu was salam, akhirnya mereka berdua menceraikannya.
‘Utbah bin abu Lahab akhirnya masuk Islam di tahun fathu makkah (8 hijriyah), sedangkan saudaranya yaitu ‘Utaibah mendapatkan doa kejelekan dari Nabi ‘alaihis sholatu was salam dikarenakan permusuhannya kepada Rosulullah ‘alaihis sholatu was salam yang sangat tinggi, beliau berdoa kepada Allah:
اللَّهُمَّ سَلِّطْ عَلَيْهِ كَلْبًا مِنْ كِلَابِكَ
“Ya Allah, kuasakan atasnya anjing di antara anjing-anjing-Mu.” (HR. Baihaqi, al-Hakim)
Akhirnya dia mati diterkam oleh binatang buas ketika perjalanan dagang ke negeri Syam.
(و تب) ini sebagai kabar dan penekanan bahwa kebinasaannya benar-benar terjadi, hal yang serupa pula akan terjadi kepada orang-orang yang menghalangi jalan dakwah yang haq, dan menghalangi manusia dari masuk Islam, dan mengikuti nabi Muhammad ‘alaihis sholatu was salam.
Bersambung…
Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A
Artikel: HamalatulQuran.Com