Home Artikel Alquran Tadabbur Surat Al-Ikhlas Bag.3

Tadabbur Surat Al-Ikhlas Bag.3

286
0
campaign psb PPHQ 26-27

Surat Al-Ikhlas adalah surat yang pendek dan semua kaum muslimin pasti hafal, sering diulang-ulang, surat yang sangat agung maknanya meskipun hanya empat ayat, surat yang seharusnya umat islam ini bersatu di atasnya.

Surat Al-Ikhlas adalah surat yang menceritakan tentang diri Allah sendiri, dari keesaan-Nya, kesempurnaan-Nya, dan peniadaan selain-Nya yang sekufu (setara) dengan-Nya baik segi dzat, shifat maupun perbuatan. Berbicara tentang kemurnian tauhid, dan juga bantahan untuk kelompok yang menyatakan bahwa Allah mempunyai anak dan keturunan seperti kaum Yahudi, Nasrani dan kaum musyrikin Arab dahulu.

Mari pada tulisan kali ini kita lanjutkan Tadabbur surat al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

 اللَّهُ الصَّمَدُ

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

donatur-tetap

 لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَد

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

 وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.

(الله الصمد) “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu”

Ayat ini tidak ada yang serupa dengannya, kalimat ini tidak disebutkan dalam Al-Quran kecuali hanya sekali saja, Allah menyatakan dalam ayat ini dengan lafadz الصمدdengan memakai alif lam (ال) karena sifat ini menjadi kekhususan Allah dan hanya Dia satu-satunya tempat bergantungnya seluruh makhluk.

Ada beberapa penafsiran dari kata الصمد, diataranya:

  1. السيد المطاع (tuan yang dipatuhi) Allah adalah sayyid untuk semua makhlukNya, sebagaimana Rosulullah ‘alaihis sholatu was salam bersabda: السَّيِّدُ اللهُ تبارَكَ وتعالى sayyid (tuan) itu adalah Allah tabaaroka wa ta’ala. HR Abu Dawud.

Allah adalah sayyid yang semua makhluk tidak terlepas dari perintahNya, dan semua makhluk berjalan di atas kehendakNya, tidak ada yang keluar dari apa yang Allah kehendaki.

  1. الباقي بعد فناء الخلق (Dzat yang tetap hidup setelah makhlukNya tidak ada) Allah berfirman:

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ * وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS Ar-Rahman: 26-27)

  1. الذي يُصمد إليه ويُقصد في الحاجات (Dzat yang kepadaNya tertuju semua kebutuhan makhluk) karena hanya Dialah yang kuasa untuk mewujudkan apa yang menjadi kebutuhan makhlukNya, kepadaNya semua makhluk bersandar dan menyandarkan kebutuhannya, maka semua makhkuk membutuhkanNya, sedangkan Dia tidak membutuhkan makhlukNya.
  2. صمد بذاته، ويُصمد إليه في الأمور، ويُقصد في الحوائج والشّدائد.( Dzat yang berdiri sendiri, dan kepadaNya segala perkara disandarkan, dan kepadaNya pula segala kebutuhan serta musibah dikembalikan)

الصمد termasuk sifat Allah yang maha sempurna, Dia tidak membutuhkan satupun makhlukNya tetapi semua makhluk membutuhkanNya.

(لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan.

Dia tidak melahirkan, tidak mempunyai anak baik laki-laki maupun perempuan, dan tidak pula menjadikan satupun dari makhlukNya sebagai anak. Allah maha suci dari anak, ini menjadi sifat sempurna bagi Allah. Dia tidak dilahirkan dari seorang ayah dan ibu, karena Dia yang awal wujudNya tanpa ada yang mengawali. Sesuatu yang melahirkan dan dilahirkan tidak akan abadi, sedangkan Allah Dzat yang abadi tidak akan pernah mati.

Ayat ini sebagai bantahan bagi mereka yang menganggap bahwa Allah punya anak, seperti:

  1. Orang-orang Yahudi, Allah berfirman وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ(Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah”) (QS. At-Taubah: 30)
  2. Orang-orang Nashoro, Allah berfirman وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ(orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”) (QS. At-Taubah: 30)

Allah membantah perkataan mereka dan memeranginya

 ذَٰلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ ۖ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَبْلُ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

“Itu ucapan keluar dari mulut-mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah memerangi mereka, bagaimana mereka sampai berpaling ?!” (QS. At-Taubah: 30)

  1. Orang-orang musyrikin, Allah berfirman

وَجَعَلُوا الْمَلَائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَٰنِ إِنَاثًا ۚ أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ ۚ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُونَ

“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban”. (QS. Az-Zuhruf: 19)

Disebabkan perkataan mereka yang menganggap Allah punya anak, langit bumi tidak terima dan seakan-akan akan pecah, dan gunung-gunung akan hancur karena marah kepada mereka.

Bersambung…

Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A

Artikel: HamalatulQuran.Com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here