Home Artikel Adab dan Akhlak Pintu itu Bernama Orang Tua (Bag.1)

Pintu itu Bernama Orang Tua (Bag.1)

273
0

Semua manusia terlahir dari seorang bapak dan ibu, dari hubungan merekalah manusia dilahirkan ke dunia ini, kecuali beberapa manusia saja yang Allah ciptakan tidak dari hubungan bapak ibu. Maka, orang tua adalah termasuk manusia yang paling berjasa dalam kehidupan dunia ini.

Syareat agama islam sangat menjunjung tinggi akan jasa orang tua, sehingga islam mewajibkan untuk berbakti kepadanya dan mengharomkan durhaka kepadanya hingga tingkatan terendah dari bentuk kedurhakaan. Allah berfirman

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِیَّاهُ وَبِٱلۡوَ ٰ⁠لِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا یَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَاۤ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَاۤ أُفࣲّ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلࣰا كَرِیمࣰا

“Dan Rabmu telah memerintahkan jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isro: 23)

Pembaca yang budiman..

Pada coretan kali ini in sya Allah penulis akan membahas secara singkat tentang bakti kepada orang tua.

donatur-tetap

1. Makna Birrul Walidain (بر الوالدين)

Kata bir (بر) mempunyai makna الإحسان berbuat baik, الخير baik, الإعطاء pemberian, dengan kata lain semua yang berkaitan dengan kebaikan bisa dikatakan بر.

Satu diantara nama-nama Allah adalah البرyang berarti “maha baik”, seperti firman Allah :

 إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡبَرُّ ٱلرَّحِیمُ

“Dialah Yang Maha Melimpahkan kebaikan, Maha Penyayang.” (QS. At-Thur: 28)

Maka makna birrul walidain adalah; berbuat baik kepada kedua orang tua, baik dengan perkataan maupun perbuatan, dalam rangka pendekatan diri kepada Allah ta’ala.

 

2. Pentingnya Berbakti kepada Orang Tua.

Dari orang tua manusia itu berasal, maka berbakti kepadanya adalah suatu kewajaran dan kewajiban, Allah menerangkan pentingnya bakti pada orang tua dari berbagai segi, diantaranya;

a. Allah menyandingkan bakti kepada orang tua dengan ushul (pondasi) syareat islam yaitu Tauhid kepadaNya, sebagaimana firman Allah

وَٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُوا۟ بِهِۦ شَیۡـࣰٔاۖ وَبِٱلۡوَ ٰ⁠لِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنࣰا وَبِذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡیَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِینِ وَٱلۡجَارِ ذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِیلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَیۡمَـٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالࣰا فَخُورً

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (QS. An-Nisa: 36)

Tidak ada amalan yang lebih agung di sisi Allah dari pada mentauhidkanNya (mengesakan), sedangkan bakti kepada orang tua diletakkan tepat setelah Tauhid, hal ini menunjukkan betapa agung dan penting bakti kepada orang tua.

b. Allah menyandingkan antara bersyukur kepada orang tua dengan bersyukur kepada Allah

 وَوَصَّیۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَ ٰ⁠لِدَیۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنࣲ وَفِصَـٰلُهُۥ فِی عَامَیۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِی وَلِوَ ٰ⁠لِدَیۡكَ إِلَیَّ ٱلۡمَصِیرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Akulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)

c. Bakti kepada orang tua tidak memandang agama mereka berdua.

 وَإِن جَـٰهَدَاكَ عَلَىٰۤ أَن تُشۡرِكَ بِی مَا لَیۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمࣱ فَلَا تُطِعۡهُمَاۖ وَصَاحِبۡهُمَا فِی ٱلدُّنۡیَا مَعۡرُوفࣰاَ

“Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempuyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. (QS. Luqman: 15)

Tidaklah ada orang yang menyuruh untuk berbuat kesyirikan kecuali dia telah berbuat syirik.

d. Bakti kepada orang tua jalan menuju surga

رَغِمَ أنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أنْفُ، قيلَ: مَنْ؟ يا رَسولَ اللهِ، قالَ: مَن أدْرَكَ أبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ، أحَدَهُما، أوْ كِلَيْهِما فَلَمْ يَدْخُلِ الجَنَّةَ

“Celaka, celaka dan celaka, beliau ditanya: siapa ya Rosulallah? Siapa saja yang mendapati orang tuanya tatkala sudah sepuh, satu atau kedua-duanya dan (hal tersebut tidak menyebabkan) dia masuk surga.” (HR. Muslim no. 2551)

Inilah beberapa hal yang menjadi pentingnya bakti kepada orang tua, semoga penulis dan pembaca menjadi anak yang senantiasa berbakti kepada orang tua.

Bersambung…

Referensi:

  • https://mawdoo3.com
  • alukah.net

Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A

Artikel: HamalatulQuran.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here