Home Artikel Mulia dan Hina Karena Ilmu

Mulia dan Hina Karena Ilmu

3932
0
Source : unplash

Bismillah… Segala puji kita panjatkan pada Allah subhanahuwata’ala atas segala karunia dan limpahan nikmatnya. Sholawat dan salam kita haturkan pada suri tauladan kita Nabi Muhammad sallallahu’alaihi wasallam, kepada para kerabat, para shahabat dan ummatnya yg senantiasa menghidupkan sunnah-sunnahnya, wa ba’du.

Ilmu yang kita pelajari bukanlah sebatas informasi dan pengetahuan, akan tetapi bagaimana caranya agar ilmu yang kita pelajari dapat menjadi sebuah keberkahan untuk diri kita dan orang lain.

Manusia bisa menjadi mulia karena Ilmunya. Akan tetapi ilmu juga dapat menjadikan seseorang menjadi sehina-hinanya manusia. Kemudian bagaimana agar ilmu yang kita miliki menjadi sebab kemuliaan?

Apa arti sebuah ilmu yang kita miliki tanpa adanya keberkahan ilmu yang kita dapatkan?

Allah Muliakan Derajat Seseorang Karena Ilmu

donatur-tetap

Allah subhanahuwata’ala telah memuliakan hambanya dengan ilmu yang ia miliki, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu: ‘Berilah kelapangan dalam majelis’, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al-Mujaadilah : 11]

Dalam ayat yang mulia ini Allah tinggikan derajat manusia karena ilmunya. Sehingga karena sebab ilmu seseorang menjadi mulia disisi Allah maupun disisi manusia. Kita ambil sebuah permisalan seseorang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu ketika mengerjakan sesuatu, tentu hasilnya akan berbeda dan tentu hasilnya akan lebih baik pekerjaan orang yang berilmu. Begitu juga amal ibadah yang kita laukan, kuwalitas ibadah seorang yang berilmu akan menjadi lebih baik dari yang beribadah dengan ilmu yang seadanya.

Allah Ta’ala Hinakan Seseorang Karena Ilmu

Keburukan fisik kadang kala dianggap sebuah kehinaan, padahal takaran kemulian seseorang tidak di pandang dalam hal fisik semata. Allah subhanahuwata’ala muliakan Atha’ bin Abi Rabah seorang tabi’in yang dulunya seorang budak hitam, berambut keriting. Tetapi karena sebab ilmu yang dimiliki ia dimuliakan masyarakat Makkah pada kala itu dengan menjadi mufti Makkah.

Dalam sebuah hadis Rasulullah shallallaahualaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِـهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Al-Qur-an beberapa kaum dan Allah pun merendahkan beberapa kaum dengannya.”

Akan tetapi bagaimana bisa karena sebab ilmu yang dimiliki bisa menjadi sebab kehinaan seseorang? Iya, seseorang berilmu akan tetapi ia sombong dengan ilmunya merasa pintar dengan kecerdasanya.

Seseorang menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan seseorang belajar al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik). Berilmu akan tetapi ilmunya tidak digunakan dalam hal kebaikan. Berilmu akan tetapi keilmuanya hanya ia tampakkan untuk mengahrap ridha manusia.

Dikisahkan dalam sebuah hadis Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya.

Allah bertanya kepadanya : ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’

Ia menjawab : ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’

Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’

Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya.

Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’

Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.’

Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’

Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya).

Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’

Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’

Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’

Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.”

(HR. Muslim, No. 1905)

Semoga Ilmu yang Kita Miliki Bermanfaat

Jadikan ilmu kita seperti air hujan yang turun ke lembah yang gersang. Hujan akan turun ke bumi dengan membasahi tanah yang kering sehingga akan memberikan dampak kesuburan pada sekitarnya ketika air tersebut meresap kedalam tanah. Disaat air tersebut tidak meresap ke tanah ia akan tetap tergenang dan memberi manfaat pada alam sekitarnya untuk di ambil airnya. Jadilah air tersebut bermanfaat dalam setiap keadaan.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”

(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan taufiqNya melalui ilmu yang kita miliki dan yang kita amalkan,

Wallahua’lam bis showab…

_____

Madinah, 14 Rajab 1439 H.

***

Ditulis oleh : Zusuf Afandi

(Alumni PP Hamalatulquran Yogyakarta, mahasiswa fakultas dakwah wa Ushuluddin Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia)

Hamalatulquran.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here