Home Artikel Kurangnya Akal Perempuan Bukanlah Bentuk Perendahan

Kurangnya Akal Perempuan Bukanlah Bentuk Perendahan

358
0
campaign psb PPHQ 26-27

Perempuan merupakan salah satu anugrah yang Allah Subhanahu Wataala ciptakan dengan berbagai kelebihan. Diantara kelebihan mereka bisa memiliki perhatian dan kasih sayang lebih kepada anak-anak mereka. Mereka juga bisa menyerap ilmu banyak dari apa yang dipelajari. Bahkan dalam berbagai Lembaga Pendidikan sering dijumpai perempuan memperoleh nilai tertinggi.

Lalu bagaimana dengan hadis yang menyebutkan bahwa akal perempuan itu kurang?

Rasulullah Shallallu Alaihi Wasallam menyebutkan hal itu dalam sebuah hadis. Beliau bersabda:

يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقُلْنَ: وَبِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ العَشِيرَ، مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ، قُلْنَ: وَمَا نُقْصَانُ دِينِنَا وَعَقْلِنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: َلَيْسَ شَهَادَةُ المَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ، قُلْنَ: بَلَى، قَالَ: فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ عَقْلِهَا، أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ، قُلْنَ: بَلَى، قَالَ: فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا.

Wahai para Wanita, bersedekahlah kalian karena sesungguhnya aku diperlihatkan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah perempuan. Mereka (para Wanita) bertanya: “Mengapa wahai Rasulullah?” Beliau ﷺ menjawab: “Karena kalian sering melaknat dan mengingkari kebaikan suami, aku tidak pernah melihat orang yang kurang akal dan agama yang lebih mampu mengalahkan akal laki-laki yang bijak selain dari salah satu dari kalian.” Seorang wanita bertanya: “Apa yang dimaksud dengan kurang akal dan agama itu?” Rasulullah ﷺ menjawab: “Bukankah kesaksian wanita setengah dari laki-laki?” mereka (para Wanita) menjawab: “tentu”, Beliau bersabda: “itulah kekurangan akalnya.  Jika wanita sedang haid, ia tidak shalat dan tidak berpuasa?” mereka (para Wanita) menjawab: “tentu”, Beliau bersabda: Itulah kekurangan agamanya.”  (HR Bukhari, Shahih Bukhari no: 304)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengaitkan kurangnya akal perempuan dengan persaksian. Dimana suatu persaksian yang disampaikan oleh perempuan dihitung sebagai setengah dari persaksian seorang laki-laki. Adanya dua orang saksi perempuan yang menggantikan persaksian laki-laki adalah untuk mengingatkan yang lain jika terjadi kesalahan. Allah Subhanahu Wata`ala berfirman:

donatur-tetap

أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى

“Agar jika salah satu lupa, yang lainnya mengingatkan” (QS. Al-Baqarah: 282)

Lebih jauh lagi, para Wanita perlu menyadari bahwa penyebutan kurangnya akal bukan sesuatu yang negatif dikarenakan beberapa hal berikut ini:

1. Kurangnya Akal Bukan Kerendahan Intelektual

Sebagaimana kurangnya agama pada perempuan disebabkan haid tidak menjadikan imannya rendah. Begitu juga akal yang kurang, bukan berarti kecerdasan dan intelektualnya menjadi rendah. Bahkan banyak perempuan yang cerdas dan berpengaruh pada peradaban umat manusia.

Diantara sebab tersebarnya islam tidak lepas dari peran wanita pembelajar dan cerdas. Istri Nabi Muhammad yaitu Aisyah tercatat sebagai salah satu yang meriwayatkan hadis paling banyak dengan jumlah mencapai ribuan hadis. Dan masih banyak perempuan lain yang juga berperan besar dalam peradaban. Ini menunjukkan bahwa kecerdasan tidak hanya  melekat pada diri seorang laki-laki saja, tapi perempuanpun juga bisa mendapatkan itu.

2. Kurangnya Akal Menjadikan Perempuan Bebas dari Tanggung Jawab Menafkahi

Syaikh As-Syinqithi menafsirkan ayat tentang derajat laki-laki lebih tinggi dari perempuan mengarahkan pada keunggulan laki-laki dalam hal kekuatan. Baik kekuatan fisik maupun akal. Sehingga laki-laki dituntut untuk mencari nafkah dan menginfakkannya kepada istri.

Sebaliknya, seorang istri tidak dibebankan tanggung jawab menafkahi suami maupun anaknya. Karena dari sisi kekuatan dan akal sudah Allah taqdirkan tidak melebihi laki-laki sejak lahir. Sebagaimana yang dikatakan Syaikh Syinqithi dalam tafsirnya:

“Para wanita memiliki kekurangan akal yang wajar sejak mereka lahir.” (Tafsir Adhwa`ul Bayan jld:1/hlm:104)

3. Perempuan Bisa Lebih Mulia dari Laki-Laki dalam Hal Taqwa

Bila seorang dengan kekurangan yang dia miliki memilih lebih fokus meningkatkan ketaqwaannya, maka sejatinya dia sedang berjalan di jalan orang-orang yang mulia. Karena Allah menciptakan manusia dengan berbagai kelebihan dan kekurangan tidak untuk disbanding-bandingkan satu sama lain, tapi untuk Allah pilih siapa yang paling mulia dengan taqwanya. Allah Subhanahu Wata`ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat:13)

Ditulis Oleh: Malki Hakim, S.H

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here