Sebelumnya telah dipaparkan kiat sukses menuntut ilmu; meminta pertolongan kepada Allah, memiliki niat yang baik, berdoa, memiliki hati yang baik, dan memiliki kecerdasan. Tulisan ini akan melanjutkan bahasan kiat-kiat sukses dalam belajar
Kiat keenam, antusias untuk mendapatkan ilmu
Antusias adalah sebab mendapatkan ilmu dan sebab Allah membatu seorang hamba untuk memperoleh ilmu.
Allah ta’ala berfirman,
اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَّالَّذِيْنَ هُمْ مُّحْسِنُوْنَࣖ
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat sebaik-baiknya.” (Qs. An-Nahl [16]:128)
Berbuat sebaik-baiknya bisa diwujudkan manakala seroang itu antusian untuk mendapatkan sesuatu. Diantara cara untuk menunbuhkan antusias dalam menuntut ilmu adalah memahami nilai yang ada dalam ilmu tersebut. Ilmu adalah perkara agung yang semestinya diupayakan agar didapatkan oleh seseorang.
Sehingga menjadi kewajiba penuntut ilmu memiliki antusias yang besar, antusias menghafal hal-hal yang perlu dihafal dan memahami bagian yang perlu difahami. Diantara bentuk antusias belajar adalah dengan mengulang materi, membaca berulang-ulang kalimat yang sulit difahami kemudian bertanya terkait hal tersebut.
Hal yang juga perlu diperhatikan adalah antusias untuk duduk bersama dengan ulama, belajar bersama mereka, membaca serta memanfaatkan umur dan waktu dengan sebaik-baiknya. Ciri orang yang antusias adalah pelit dengan waktu, dia tidak ingin waktunya berlalu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
Kiat ketujuh, rajin dan tidak malas
Pembelajar sejati menjauhkan diri dari malas dan perasaan tidak bisa. Siap untuk berperang melawan setan dalam dirinya. Karena setan selalu melemahkan agar seorang lemah dalam menuntut ilmu. Kiat penting sukses dalam belajar adalah ‘tega dengan diri sendiri’ denga siap berperang mengalahkan hawa nafsunya sendiri.
Karena, pada dasarnya seorang condong kepada leha-leha, santai dan bermasal-malasan jika seorang melawan itu semua, dia akan menjadi orang yang rajin. Ketika seorang menempuh jalan rajin dalam menuntut ilmu, ada harapan keberhasilam dalam menuntut ilmu.
Diantara sebab yang membantu untuk bisa rajin dalam belajar adalah membaca biografi dan sejarah para ulama. Dalam biografi mereka terdapat kisah kesabaran dan proses mereka dalam mendapatkan ilmu. Bagaimana mereka memuliakan ilmu, semangat mereka dalam membaca dan lain sebagainya.
Kiat kedelapan, memiliki modal
Seorang akan lebih fokus belajar apabila memiliki modal. Sehingga tidak memikirkan kegiatan lain kecuali belajar. Apabila tidak memiliki modal, seringkali pikiran sudah terkuras dalam bisnis sehingga tidak maksimal dalam belajar.
Maksud memiliki modal adalah seorang penuntut ilmu bisa mencurahkan secara maksimal usahanya sehingga mencapai apa yang menjadi keinginannya dalam ilmu. Selain itu, kuat dalam ilmu dalam sisi hafalan maupun pemahaman dan meletakkan kaedah pondasi keilmuan.
Seorang penuntut ilmu haruslah fokus dalam belajar, fokus dalam belajar perlu dukungan finansial. Bisa jadi seorang memiliki finansial untuk belajar atau ada muhsinin yang mendanainya untuk belajar.
Kiat kesembilan, membersamai guru
Sejatinya ilmu diambil langsung dari lisan para ulama. Penuntut ilmu seyogyanya duduk bersama dan belajar bersama orang yang berilmu. Sehingga dia belajar diatas pondasi yang benar. Melafalkan teks ayat Al-Qur’an dan hadis nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamdengan pelafalan yang benar, tidak salah baca dan tidak ada perubahan.
Selain itu membersamai atau duduk bersama guru bisa mendapatkan pemahaman yang benar serta mendapatkan manfaat dari masalah adab maupun akhlak. Seperti memahami bagaimana adab bertanya, berbicara, berinteraksi dengan orang lain. Serta belajar penerapat akhlak wara maupun sifat baik lannya.
Guru tidak hanya mentransfer ilmu. Melainkan lebih dari itu, membagikan ilmu terkait masalah akhlak yang tidak bisa digantikan dengan peran teknologi.
Menjadi kewajiban penuntut ilmu adalah memiliki guru. Jangan sampai seorang belajar tanpa guru, belajar hanya dari buku atau yang lainnya. Otodidak murni ini tidak boleh dalam ilmu agama. Karena dasar ilmu agama harus dalam bimbingan seorang guru. Pengembangan pengetahuan bisa dengan tekun membaca, namun orang yang gurunya hanya buku maka akan banyak kesalahannya dan sedikit benarnya.
Tidaklah seorang yang menonjol dalam ilmu kecuali dia adalah seorang yang terdidik dan seorang yang belajar melalui guru yang berilmu.
Kiat kesepuluh, sabar berproses
Penuntut ilmu tidak boleh menyangka bahwa aktivitas belajar akan selesai dalam satu dua hari, satu dua tahun saja. Bahkan sesungguhnya menuntut ilmu itu perlu kesabaran bertahun tahun. Sebagaimana ungkapan Muhammad Rahin At-Tobakh,
فطالب العلم يحتاج إلى مال قارون، وعمر نوح، وصبر أيوب
‘Penuntut ilmu (untuk bisa menguasai ilmu) perlu harta seperti harta Qorun, umur seperti umur Nuh dan sabar seperti sabarnya Ayyub.’
Al-Qadhi ‘Iyadh ditanya, ‘sampai kapankah seorang menuntut ilmu?’ maka kata beliau ‘sampai dia meninggal, lantas dituangkanlah wadah tintanya di kuburnya.’
Imam Ahmad mengatakan, ‘Aku duduk belajar pembahasan haid selama sembilan tahun sehingga aku benar-benar memahaminya.’
Penuntut ilmu yang cerdas terus-menerus duduk bersama ulama puluhan tahun, bahkan sebagiannya duduk bersama guru hingga Allah wafatkan.
Penutup
Demikianlah 10 kiat sukses dalam belajar; meminta pertolongan kepada Allah, memiliki niat yang baik, berdoa, hati yang baik, memiliki kecerdasan, antusias, rajin, memiliki modal, membersamai guru dan bersabar dalam proses.
Semoga Allah ta’ala memudahkan kita menuntut ilmu dan mengamalkannya.
Wallahu a’lam bish shawab
Referensi: Kitab ar-Rakaiz al-Asyr Littahshil al-Ilm karya Syeikh Abdullah bin Shalfiq Azh-Zhafiri
Ditulis Oleh: Fahmi Izuddin, S.Ag.