Home Artikel Alquran Kiat Agar Anak Hafal Al Quran Sejak Dini

Kiat Agar Anak Hafal Al Quran Sejak Dini

7200
0

Usia Terbaik untuk Menghafal Al Quran

Menghafal Al-Quran merupakan amalan mulia yang telah ditanamkan oleh baginda Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam kepada para sahabatnya. Beliau bahkan mewanti-wanti agar seorang muslim senantiasa menjaga hafalan yang ia miliki. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori, Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

تَعَاهَدُوا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنْ الْإِبِلِ فِي عُقُلِهَا

“Peliharalah selalu Al Qur`an, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh ia lebih cepat hilang daripada Unta yang terikat.”

Hadits diatas dengan jelas menekankan kepada para penghafal Al-Quran untuk senantiasa perhatian terhadap hafalan mereka. Sebab kelalaian dalam murojaah hafalan dapat berakibat fatal. Ia akan merasakan kerugian yang amat besar melebihi kerugian seorang pengembala yang kehilangan onta miliknya.

donatur-tetap

Dalam pembahasan seputar “menghafal Al-Quran” sendiri, kerap muncul sebuah pertanyaan, terutama dari kalangan orang tua. Pertanyaan yang dimaksud adalah: “Kapan usia tepat bagi balita untuk memulai perjalanan menghafal Al-Quran?

Saat dihadapkan dengan pertanyaan serupa, Syaikh Kholid Ar-Rifai hafidzohulloh pun menjawab bahwa usia terbaik bagi bayi untuk mulai menghafal adalah usia 3 tahun keatas. Sebab pada usia ini, kemampuan berfikir seorang anak sudah mulai muncul. Disamping itu, ia juga akan mulai mudah diajak mengikuti dan menghafalkan ayat-ayat Al-Quran.

Hal ini sejatinya juga mengingatkan kita kepada sebuah pepatah arab yang berbunyi:

العِلْمُ في الصِّغَرِ كالنَّقْشِ في الحَجَرِ

“Menuntut ilmu di usia belia bagaikan mengukir diatas batu”

Ya, memang benar ungkapan bahwa tak ada kata terlambat bagi siapapun untuk mulai menghafal Al-Quran, selama Allah subhanahu wata’ala masih mengizinkan jantungnya untuk berdetak.

Lihatlah fakta yang menunjukkan bahwa banyak diantara sahabat Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam yang baru masuk islam saat usia tak lagi muda. Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin Khothob rhodiyallohu ‘anhuma diantara contohnya.

Namun tetap saja bahwa usia belia bagi seorang anak merupakan “masa keemasan” untuk menyerap hafalan Al-Quran. Tak mengherankan jika membaca biografi para ulama, akan kita dapati bahwa mereka telah menjadi seorang Hafidz Al-Quran di usia muda, bahkan sebelum menginjak usia baligh. Ini juga merupakan salah satu “resep rahasia” yang mengantarkan mereka -dengan izin Allah- menjadi para ulama fenomenal di kemudian hari.

Dalam sebuah penelitian yang digagas oleh Doktor Abdul Basith Mutawalli menyatakan bahwa hafalan Al-Quran memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kemampuan akademis seorang anak.

Poin Penting Mendidik Anak dalam Menghafal Al-Quran

Disini akan kami paparkan beberapa poin penting yang bisa diperhatikan dalam mendidik anak menjadi seorang hafidz dan hafidzoh:

1. Hendaknya orang tua yang menyertai sang anak di awal perjalanan menghafal Al-Quran. Sebab seorang anak akan sangat cepat dalam mengikuti apa yang dilakukan oleh ayah dan ibunya. Di samping itu, pahala yang besar pun akan mengalir kepada keduanya. Sebab dalam setiap lantunan ayat Al-Quran yang keluar dari sang buah hati, kedua orang tua akan ikut merasakan “manisnya” balasan dari Allah ta’ala.

Oleh karena itu, kami sangat menganjurkan kepada para ayah bunda untuk mengajarkan anak Al-Quran dengan tangan mereka sendiri, minimal surat Al-Fatihah. Sebab surat yang merupakan rukun dari sholat tersebut akan senantiasa dibaca oleh anak sepanjang hidupnya.

2. Mulailah dengan surat-surat pendek pada juz 30. Alasannya agar sang anak menghafal dengan cara bertahap, dari yang mudah hingga meningkat kepada ayat yang panjang.

3. Bacakan secara berulang tiap ayat yang akan dihafal.

4. Manfaatkan berbagai murottal Al-Quran untuk membiasakan anak mendengarkan kalamulloh. Dan usahakan untuk menjauhkan anak dari mendengar lagu serta musik.

5. Jelaskan makna dari ayat yang tengah dihafal dengan metode permainan agar dapat menarik perhatian sang anak.

6. Saat usia sudah semakin bertambah, orang tua bisa mulai mendaftarkan anak ke lembaga tahfidz Al-Quran yang sesuai dengan usianya.

7. Tanamkan kecintaan dalam diri anak kepada Al-Quran. Salah satu contohnya ialah dengan memberikan apresiasi kepadanya setelah berhasil menghafalkan sebuah surat.

Semoga Allah subhanahu wata’ala mengkaruniakan kepada kita putra-putri yang sholeh dan sholehah. Amiin.

Referensi:
As-Sin Al-Afdhol lita’lim Al-Quran, Kholid Ar-Rifa’i

***

Ditulis oleh: Afit Iqwanudin, Lc.
(Alumni Ponpes Hamalatul Quran dan Mahasiswa pascasarjana Ilmu Qiroat, Fakultas Al Quran, Universitas Islam Madinah)

Artikel: hamalatulquran.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here