Home Artikel Ketika Anak Berbicara Kotor

Ketika Anak Berbicara Kotor

441
0

Terkadang kita mendapati atau mendengar kata-kata kasar dan kotor meluncur begitu saja dari mulut si kecil? Kemudian anda berpikir, padahal tidak ada yang memberikan contoh seperti itu, baik di rumah maupun teman-temannya di sekitar rumah. Apa yang harus  dilakukan untuk menghadapinya?

Banyak orangtua yang merasa sudah memerhatikan perkembangan dan lingkungan si kecil dengan seksama, tapi tiba-tiba menemukan si kecil melontarkan kata-kata yang kasar dan jorok di hadapan kita. Hal ini tentu sangat mengejutkan karena kita merasa di rumah tak ada yang berlaku seperti itu. Orang tua pun akan khawatir jika si kecil akan mendapat pengaruh buruk dari lingkungan yang lain dan mulai mencari solusi agar si kecil tak terkontaminasi lebih parah.

Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi penyebab mengapa anak-anak bisa mengatakan kata-kata kasar dan kotor?

  1. Karena secara tidak langsung anak-anak menikmati reaksi orang-orang di sekitarnya dan mencontohnya, seperti ia ditertawakan seolah-olah itu lucu dan menghibur, atau diperhatikan dengan rasa kaget dan ingin tahu dari lingkungannya.
  2. Anak berkata kasar atau kotor bisa juga karena ia menirunya dari teman di sekolah, sekadar iseng, atau saat ia merasa marah dan mengetahui bahwa kata tadi bisa memancing kekesalan orang lain.
  3. Bisa juga karena si kecil sedang mempelajari kata-kata yang baru dan senang dengan bunyi kata itu tanpa mengetahui artinya. Sangat kaget ketika pulang sekolah, anak mengucapkan kata-kata seperti itu. Ketika ditanya: “Tahu artinya tidak?” la jawab: “Tidak”. Kemudian bercerita bahwa anak tersebut hanya ikut-ikutan temannya mengatakan kata tersebut. Dan Alhamdulillah akhirnya ia mau melupakan kata tersebut meski pelan-pelan.

Ada banyak alasan mengapa anak kita berkata kasar atau kotor. Selain dari menanamkan pemahaman tentang agama dan memberikan contoh dan gambaran bagaimana Akhlak Rasulullah. Maka anda dapat pula melakukan berbagai cara diantaranya:

  1. Perhatikan saat kapan dan apa yang terjadi setelah anak berkata kasar atau jorok. Ini agar kita bisa mengerti alasan si anak. Dengan mengetahui itu, kita akan lebih mudah mengatasinya.

 

donatur-tetap
  1. Saat anak mengucapkan kata kasar dan jorok, kita bisa bertanya kepada anak, misalnya darimana ia mendapatkan kata tersebut, kata tersebut artinya apa, juga misalnya akibat apa jika kata tersebut diucapkan kepada orang lain, dan sebagainya.

 

  1. Jika anak tidak mengetahui arti dari kata kasar atau jorok tadi, kita dapat memberi tahu artinya secara singkat dan jelas, juga mengenalkan akibatnya jika ia mengucapkan kata-kata itu kepada orang lain. Anak usia 4 tahun pada umumnya senang mempelajari kata-kata baru, apalagi di usia ini kemampuan berbahasa dan menyerap informasi anak-anak sedang berkembang dengan pesat.

 

  1. Bila ia mengucapkan kata kasar atau jorok karena marah, Anda bisa mengajarkannya dengan memberi tahu kata-kata apa yang boleh diucapkannya ketika ia sedang marah. Anda juga bisa memberi tahu kepada si kecil bahwa kata-kata itu tidak boleh digunakan di dalam keluarga.

 

  1. Ketimbang Anda memberikan hukuman atau peringatan keras kepada anak saat mengucapkan kata kasar atau jorok, lebih baik berikan perhatian saat ia mengucapkan kata-kata yang sopan sehingga ia lebih sering dan senang mengucapkan kata-kata yang baik.

 

  1. Jika kata-kata kasar atau jorok yang diucapkan oleh anak berasal dari sekolah, memindahkannya ke sekolah yang lain tak akan menyelesaikan masalah. Anda tak mungkin menemukan sekolah dan teman-teman yang steril bagi si kecil karena sekolah dan teman merupakan lingkungan sosialisasi anak, di sana pula hal-hal yang dinilai baik dan buruk sangat sulit dipisahkan.

Apalagi pada anak usia 4 tahun, minat untuk mencoba dan mengeksplorasi hal baru sangat tinggi, termasuk mencoba-coba hal yang negatif tanpa ia sadari.

Percayakan ia mengeksplor, mengetahui hal baru, dan melakukan apa yang dapat ia lakukan secara mandiri di lingkungan sosialnya. Batasan-batasan dan aturan, kasih sayang dan perhatian, dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh keluarga setiap harinya justru menjadikan anak untuk tumbuh secara kuat dan baik di lingkungan luar rumah.

Berikut ini beberapa dalil terkait menjaga ucapan kita serta larangan berkata yang kotor atau kasar

Allah berfirman:

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُ التِي هِيَ أَحْسَنِ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزِعُ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنسَانِ عدوا نبينا

“Katakanlah kepada hamba-hambaku hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang baik, sesungguhnya setan menimbulkan perselisihan diantara mereka, sesungguhnya ia merupakan musuh nyata bagi manusia” (QS. Al-Isra : 53)

وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنا

“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia” (QS. Al-Baqarah : 83)

وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْأَلْقَابِ

“Janganlah kamu panggil-memanggil dengan memakai gelar-gelar yang buruk” (QS. Al-Hujurat : 11)

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ

“Celaka bagi pengumpat lagi mencela” (QS. Al-Humazah : 1)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

بِحَسَبٍ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ

“Cukuplah seseorang berbuat dosa yaitu mengejek saudaranya yang muslim” (HR. Tirmidzi)

Referensi:

  • Manhaj At-Tarbiyah An-Nabawiyah lil Athfal karya Muhammad Nur bin Abdul Hafidz Suwaid
  • Tarbiyatul Aulad karya Ali Ahmad bin Umar

Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan

Artikel: HamalatulQuran.Com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here