Kita mengetahui bahwa iman seseorang dapat naik dan turun, sebagaimana perkataan Imam al-Syafi’i rahimahullah:
“الإيمان قول باللسان، واعتقاد بالقلب، وعمل بالجوارح، يزيد بالطاعة، وينقص بالمعصية.”
“Iman adalah ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati, dan amal dengan anggota badan. Ia bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.”(Diriwayatkan dalam Syarḥ al-Sunnah oleh al-Baghawī, 1/38)
Dan Allah ta’aala menyebutkan dalam surat Al-Ma’un diayat pertama,
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?”
Ayat ini di tujukan kepada nabi Muhammad secara khusus dan kepada kaum muslimin secara umum, bahwa Allah ta’aala memberikan pertanyaan untuk menguatkan pernyataan setelahnya yaitu tanda orang-orang yang tidak beriman kepada hari pembalasan di ayat setelahnya,
فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
“Itulah orang yang menghardik anak yatim”.
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ
“Dan tidak mendorong untuk memberi makan orang miskin”.
Allah ta’aala memberikan tanda tidak imannya seseorang dari segi perasaan (isi hati) yang bersifat umum, baik orang islam maupun kafir masuk kedalam ayat tersebut, dan point penting dalam hal ini adalah jika ada seorang muslim yang tidak memiliki empati kepada anak yatim atau orang miskin atau orang-orang lemah lainnya, maka hal ini menjadi tanda lemahnya keimaman orang tersebut.
Perkataan Imam Ibn al-Qayyim (ابن القيم رحمه الله)
“كلما قوي إيمان العبد بالله، قوي حبّه لعباد الله ورحمته لهم، وكلما ضعف إيمانه ضعف حبه ورحمته، حتى لا يبقى في قلبه رحمة.”
“Semakin kuat iman seorang hamba kepada Allah, semakin kuat pula cintanya dan kasih sayangnya kepada sesama hamba Allah. Namun, semakin lemah imannya, semakin lemah pula cinta dan kasih sayangnya — hingga akhirnya tidak tersisa rahmat sedikit pun di hatinya.” (Ibn al-Qayyim, Madarij as-Sālikīn, jilid 2, hlm. 308)
Perkataan Imam Ibn Rajab al-Hanbali (ابن رجب الحنبلي رحمه الله)
“إذا ذهبت الرحمة من القلب، ذهبت حقيقة الإيمان منه، فإن الرحمة من شعب الإيمان.”
“Apabila kasih sayang telah hilang dari hati, maka hakikat iman pun telah hilang darinya, karena kasih sayang termasuk cabang dari cabang-cabang iman.” (Jāmi‘ al-‘Ulūm wa al-Ḥikam, hlm. 322)
Perkataan Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa‘di (الشيخ السعدي رحمه الله)
“من ضعف إيمانه ضعفت رحمته، وإذا قسا قلبه نُزعت منه الرحمة، فدل على أن ضعف الإيمان سبب في ذهاب الرحمة.”
“Barang siapa imannya lemah, maka lemahlah kasih sayangnya. Jika hatinya menjadi keras, maka rahmat akan dicabut darinya. Ini menunjukkan bahwa lemahnya iman adalah sebab hilangnya kasih sayang.” (Tafsīr as-Sa‘dī, tafsir QS. al-Ḥadīd [57]: 16), dan masih banyak lagi perkataan para ulama yang lainnya.
Dan menariknya lagi, nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam juga menjadikan salah satu obat hati yang keras adalah dengan menyantuni anak yatim, berbagi kepada orang-orang miskin dan lemah, sebagaimana sabda beliau
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلًا شَكَا إِلَى النَّبِيِّ ﷺ قَسْوَةَ قَلْبِهِ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ
“أَتُحِبُّ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ وَتُدْرِكَ حَاجَتَكَ؟ ارْحَمِ الْيَتِيمَ، وَامْسَحْ رَأْسَهُ، وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ، يُلِنْ قَلْبُكَ، وَتُدْرِكْ حَاجَتَكَ.”
“Apakah engkau ingin hatimu menjadi lembut dan kebutuhanmu terpenuhi? Sayangilah anak yatim, usap kepalanya, dan berilah ia makan dari makananmu, niscaya hatimu akan menjadi lembut dan engkau akan memperoleh kebutuhanmu.” (HR. Ahmad, 2/263; Ath-Thabrani; dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 854)
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah (رحمه الله) Dalam kitab Ighātsatul Lahfān (2/729), beliau berkata:
“من أراد علاج قسوة قلبه فليُكثر من ذكر الله، وليُرْفِقْ باليتامى والمساكين، وليُطعمهم، فإن ذلك مما يلين القلب ويذهب القسوة.”
“Barang siapa ingin mengobati kerasnya hati, hendaklah ia memperbanyak dzikir kepada Allah, berlemah lembut kepada anak yatim dan orang miskin, serta memberi mereka makan. Karena hal itu dapat melembutkan hati dan menghilangkan kekerasannya.”
Kesimpulan Para Ulama:
الرحمة من ثمار الإيمان، فإذا ذهبت الرحمة دل على ضعف الإيمان.
Kasih sayang adalah buah dari iman; jika kasih sayang hilang, maka itu tanda lemahnya iman.
Ditulis Oleh: Badruzzaman, Lc
Artikel: HamalatulQuran.Com