Banyak orang bertanya-tanya tentang, apabila bulan tidak terlihat bolehkah sholat gerhana. Hal ini berkenaan dengan berita yang masyhur dari pakar ilmu hisab dan falak akan adanya fenomena gerhana bulan nanti malam, maka banyak kaum muslimin bersiap-siap menyambutnya dengan amalan-amalan sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah Shalallohu alaihi wa Sallam, yaitu memperbanyak dzikir, doa serta sedekah dan shalat gerhana. Namun menjadi pertanyaan bagi kita khususnya di negeri kita Indonesia, oleh karena musim di negeri kita sedang musim penghujan, maka ada kemungkinan terjadinya gerhana tertutup awan, Bagaimana sholat gerhana jika bulan tertutup awan. Nah, tatkala kondisi demikian maka apakah masih di anjurkan untuk melakukan sholat gerhana?
Telah shahih dari Nabi shalallohu alaihi wa Sallam bahwasanya perintah untuk melakukan shalat gerhana, memperbanyak dzikir, doa dan sedekah itu adalah ketika kaum Muslimin melihat adanya fenomena alam tersebut. Nabi bersabda :
ان الشمس و القمر أيتان من أيات الله لا ينكسفان لموت أحد و لا لحياته و لكن الله يرسلهما يخوف بهما عباده فإذا رأيتم ذلك فصلوا و ادعوا حتى ينكشف ما بكم
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda diantara tanda-tanda kebesaran Alloh Ta’ala, tidaklah tertutup keduannya (terjadi gerhana) karena kematian seseorang atau akan lahirnya seseorang, akan tetapi Alloh menjadikan keduannya untuk menakut-nakuti hamba-hambaNya. Maka APABILA KALIAN MELIHATNYA shalatlah dan berdoalah hingga tersingkap kembali fenomena gerhana yang kalian saksikan” [HR Bukhori]
Dan dalam riwayat yang lain mengenai hadis tentang gerhana :
فإذا رأيتم ذلك فافزعوا الي ذكر الله و دعائه و استغفاره
“Maka apabila kalian melihatnya (gerhana) bersegeralah berdzikir kepada Alloh, berdoa dan beristighfar kepadaNya”. [HR Bukhori]
Maka dikaitkannya perintah melakukan shalat, dzikir doa serta sedekah dengan melihat gerhana tersebut menandakan ini adalah ibadah yang ada sebabnya. Dan jika sebab tersebut tidak ada maka tidak di syariatkan melakukannya.
Maka seyogyanya bagi kaum Muslimin untuk berpegang teguh dengan sunnah serta beramal dengannya dan berhati-hati dari setiap perkara yang menyelisihinya. Alloh berfirman :
وما أتاكم الرسول فخذوه و ما نهاكم عنه فانتهوا
“Dan apa saja yang Rasul Muhammad datang kepada kalian dengannya maka ambilah, dan apa saja yang kalian di larang darinya maka jauhilah” [QS Al Hasyr : 7]
Alloh juga berfirman ;
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله و اليوم الأخر و ذكر الله كثيرا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. [QS Al Ahzab : 21]
Alloh juga memperingatkan kita dari akibat sikap perselisihan kita kepada sunnah Nabi Shalallohu alaihi wa Sallam dalam firmanNya ;
فاليحذر اللذين يخالفون عن أمره أن تصيبهم فتنة أو يصيبهم عذاب أليم
“maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” [QS An Nur : 63]
Seseorang dengan sengaja menyelisihi sunnah Nabi Shallalohu alaihi wa Sallam maka berarti ia telah menghalalkan adzab bagi dirinya sendiri, dan termasu perselisihan dalam hal sunnah Nabi Shalallohu alaihi wa Sallam adalah dalam masalah ini.
Ini senada dengan apa yang di fatwakan oleh Syaikh Shalih Munajjid dalam fatwa beliau no. 20368 di Mauqi’ beliau.
Faidah Pembahan Tidak Terlihat Bulan Saat Gerhana
- Adanya perintah shalat gerhana di kaitkan dengan sebab, yaitu melihat peristiwa gerhana
- Melihat disini adalah dengan mata (ru’yah) dan bukan dengan kabar atau berita dari ahli ilmu hisab dan falak
- Jika menurut ilmu hisab dan falak akan terjadi gerhana, namun realita nantinya tidak terlihat karena adanya mendung atau sejenisnya yang menghalangi peristiwa gerhana maka tidak di syariatkan melaksanakan shalat gerhana
- Adanya ancaman bagi orang yang menyelisihi sunnah Nabi shalallohu alaihi wasallam dengan adzab, termasuk dalam masalah ini
Demikian pembahasan mengenai, banyaknya pertanyaan Jika Bulan Tidak Terlihat Bolehkah Sholat Gerhana?
Wallohu alam
Ditulis Oleh : Setyo Susilo Abu Ruqoyyah
Pengajar Fikih dan mata pelajaran Quran Hadis di Pondok Pesantren Tahfidz Hamalatul Quran Yogyakarta. Artikel lain bisa dibuka di web pribadi aburuqoyyah.com