Home Artikel Ingatlah Nikmat Allah (Bag. 2)

Ingatlah Nikmat Allah (Bag. 2)

140
0

Allah Ta’ala berfirman tentang ketidak diterimanya suatu amal kecuali ada dalam syareat islam

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S Ali ‘Imron: 85)

Imam ibnu Katsir berkata dalam tafsir ayat di atas:

Siapa yang menempuh suatu jalan yang bukan jalan yang Allah syareatkan, maka tidak akan diterima dan di akherat kelak menjadi orang yang merugi, seperti sabda Rosulullah ‘alaihis sholatu was salam dalam hadits yang shohih

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

“Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada dalam perkara (syareat) kami, maka dia tertolak” (HR. Muslim)

donatur-tetap

Syekh As Sa’di rahimahullah juga memberikan penafsiran ayat di atas:

“Siapa saja yang beragama dengan selain agama islam yang Allah telah meridhoi islam ini sebagai agama hambaNya, maka amalnya tertolak tidak diterima, karena agama islam meliputi ketundukan diri kepada Allah secara ikhlas dan murni, dan kepatuhan kepada rosulNya. Siapa saja yang bertemu dengan Allah (meninggal dunia) dalam keadaan tidak membawa islam maka dia tidak selamat dari adzab Allah dan tidak mendapat keberuntungan pahala dari Allah, semua agama selain islam bathil.”

Islam adalah nikmat terbesar yang Allah limpahkan kepada hambaNya yang Dia anugerahi, maka mushibah terbesar adalah mushibah yang menimpa agama, mushibah duniawi (dengan ekonomi yang seret, kehilangan harta,kehilangan orang yang dicintai dan disayangi, dsb) sangatlah kecil dan remeh, tetapi ketika mushibah menimpa agama seseorang maka inilah hakikat mushibah yang besar. Nabi ‘alaihis sholatu was salam berlindung kepada Allah dalam doanya:

ولا تجعل مصيبتنا في ديننا

“… Dan jangan engkau jadikan mushibah di dalam agama kami..” (HR. Turmudzi)

Bagaimana mensyukuri nikmat islam ?

Cara mensyukuri nikmat islam adalah dengan sebagai berikut :

  1. Masuk islam secara kafah (sempurna), Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al-Baqarah: 208)

Masuk islam secara sempurna baik secara keyakinan, ibadah, muamalah, adab dan akhlak maupun penampilan dan pergaulannya.

  1. Berusaha semampunya mewujudkan dan melaksanakan apa yang ada dalam syareat islam. Syareat islam sangatlah banyak dan bermacam-macam, dalam rangka mensyukuri nikmat islam maka berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakannya.
  2. Menjahui larangan yang ada dalam islam sejauh-jauhnya. Syareat islam terdiri dari dua hal yaitu: perintah dan larangan.

Perintah, wajib dilaksanakan semampu hamba karena tidak semua muslim mampu untuk mewujudkannya

Larangan, wajib ditinggalkan dan dijahui sejauh-jauhnya.

  1. Meninggalkan semua yang berbau bid’ah. Sungguh bid’ah itu seburuk-buruk perkara

خير الحديث كتاب الله، وخير الهدي هدي محمد ﷺ، وشر الأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة

Sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah (Al-Qur’an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad ‘alaihis sholatu was salam, dan seburuk-buruk perkara adalah hal yang diada-adakan, dan setiap bid’ah itu sesat”. (HR. Muslim)

Semoga penulis dan pembaca senantiasa diberi hidayah oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Referensi: http://iswy.co/e2ae0a

Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here