Alhamdulillah washsholatu wassalam ‘ala rosulillah wa ‘ala alihi washohbihi waman walah.
Pembahasan seputar 7 huruf atau yang dikenal dengan istilah Al ahruf As sab’ah merupakan kajian utama dalam ilmu qiroat. Sebab luasnya lautan ilmu qiroat seluruhnya bermuara pada pembahasan satu ini.
Tak sedikit diantara ulama yang mengkhususkan pembahasan ini dalam karya tersendiri, sebut saja : Abu ‘Ubaid Al Qosim bin Salam (225 H), Abul Fadhl Ar Rozi (454 H), Abu Syamah Al Maqdisi (665 H) dan masih banyak lagi.
Pada artikel kali ini, penulis berusaha menyajikan pengertian dari 7 huruf tersebut secara singkat dan tidak terlalu panjang lebar dengan harapan bisa mudah dipahami. Semoga Allah subahanahu wata’ala mengaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat.
Hadits “Al Ahruf As Sab’ah”
Hadits yang menceritakan tentang turunnya Al-Quran dalam 7 huruf merupakan hadits yang agung serta termasuk dalam hadits mutawatir, sebagaimana ditegaskan oleh Abu Ubaid Al Qosim bin Salam, Imam Ad Dani dan Ibnu Al Qoshih rohimahumulloh.
Hadist tersebut juga diriwayatkan oleh para pengarang kutub as sittah, pun demikian dengan Ibnu Abi Syaibah dalam mushonnafnya, Imam Ahmad dalam musnadnya, Al Hakim dalam mustadroknya serta masih banyak lagi. Hampir-hampir tidak ada satupun karya dalam disiplin ilmu hadits ataupun ulumul quran yang tidak mencantumkan hadits tersebut.
Terhitung lebih dari 20 sahabat meriwayatkan hadits ini yang kemudian diriwayatkan oleh banyak ulama dari kalangan tabi’in dalam berbagai jalur sanad yang ada.
Diantara teks hadits tersebut ialah :
إنّ هذا القرآن أنزل على سبعة أحرف فاقرءوا ما تيسّر منه
“Sesungguhnya Al-Quran diturunkan dalam 7 huruf, maka bacalah apa yang mudah bagi kalian darinya” (HR Al Bukhari)
Baca juga : Belajar Qiroat #2 : Darimana Ilmu Qiroat Berasal?
Arti dari 7 Huruf
Hadits seputar Al Ahruf As Sab’ah cukup menyita perhatian para ulama qiroat, salah satunya adalah Ibnul jazari rohimahulloh. Beliau pernah menuturkan bahwa hadits tersebut telah menyita perhatian beliau dalam mengungkap maknanya selama lebih dari 30 tahun.
Perlu diketahui bahwa meskipun hadits seputar Ahruf As Sab’ah merupakan hadits yang mutawatir, namun para ulama berbeda pendapat tentang makna sesungguhnya dari 7 huruf tersebut. Bahkan terdapat lebih dari 40 pendapat yang berbeda dikalangan para ahli ilmu seputar makna hadits tersebut.
Disini akan kami paparkan 2 pendapat yang paling masyhur dalam permasalahan ini :
- Pendapat Pertama : 7 Huruf yang dimaksud adalah 7 logat kabilah arab.
Diantara para ulama yang condong terhadap pendapat ini adalah jumhur ahli fiqh dan hadits, seperti Sufyan bin ‘Uyainah, Ibnu Wahab, Abu’ Ubaid Al Qosim bin Salam, Ibnu Jarir At Thobari dan Ibnu ‘Abdil Bar.
Kemudian mereka berbeda pendapat tentang kabilah mana saja yang bahasanya terdapat dalam Al-Quran. Sebagian mengatakan bahwa kabilah tersebut ialah : Quraisy, Hudzail, Tamim, Al Azd, Robi’ah, Hawazin dan Sa’ad bin Bakr.
Sedang yang lain berpendapat bahwa mereka adalah : Quraisy, Hudzail, Kinanah, Qois, Dhibbah, Taim Ar Robab dan Asad.
- Pendapat Kedua : Makna 7 huruf adalah 7 macam jenis perubahan yang bisa terjadi pada lafadz Al-Quran.
Pendapat kedua ini merupakan pendapat yang diambil oleh banyak para ulama dan Qurro`, diantara para ulama yang mengambil pendapat ini adalah Ibnul Jazari rohimahulloh. Beliau menuturkan :
“Setelah kuteliti seluruh qiroat yang ada baik yang shahih maupun syadz, begitu pula yang dho’if serta yang munkar, kudapati bahwa perbedaan yang ada tidak pernah keluar dari 7 hal : “
- Perbedaan Harokat tanpa perubahan makna dan bentuk tulisan, seperti lafadz (الْبُخْلِ) pada surat An Nisa ayat 37
الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Dimana sebagian Qiroat dibaca dengan fathah pada huruf ba` dan kho` sehingga menjad (بِالْبَخَلِ)
- Perbedaan Harokat dengan perubahan makna, seperti lafadz ( كَلِمَاتٍ & آدَمُ ) pada surat Al Baqoroh ayat
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Perlu diketahui bahwa dalam qiroat lain dibaca dengan fathah pada huruf mim (آدَمَ) dan dhommah pada huruf ta` (كَلِمَاتٌ ) sehingga menjadi :
فَتَلَقَّىٰ آدَمَ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٌ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
- Perbedaan huruf dengan perubahan makna, seperti lafadz (تَبْلُو ) pada surat Yunus ayat 30 :
هُنَالِكَ تَبْلُو كُلُّ نَفْسٍ مَا أَسْلَفَتْ ۚ وَرُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ ۖ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ
Dalam sebagian qiroat huruf ba` kedua berganti menjadi huruf ta` sehingga menjadi (تَتْلُو )
- Perbedaan huruf dengan adanya perubahan pada bentuk tulisan namun tidak merubah makna, seperti lafadz (الصِّرَاطَ ) dalam seluruh Al-Quran, salah satunya pada surat Al Fathah ayat 6 :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Dimana sebagian qiroat membacanya dengan huruf sin bukan shod seihngga menjadi (السِّرَاطَ )
- Perbedaan huruf dengan adanya perubahan pada bentuk tulisan dan makna, seperti lafadz () pada surat Al Jumu’ah ayat 9 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dimana terdapat riwayat bahwa lafadz tersebut dibaca dengan (فَامْضُوا)
- At Taqdim wa At Ta’khir, yaitu sebagian lafadz didahulukan dari yang lain, seperti lafadz (فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ) pada surat
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ
Terdapat qiroat yang mendahulukan lafadz (فَيَقْتُلُونَ ) dari lafadz (وَيُقْتَلُونَ), sehingga menjadi (فَيُقْتَلُونَ وَيَقْتُلُونَ)
- Az Ziyadaha wa An Nuqshon (penambahan dan pengurangan), seperti lafadz (وَوَصَّىٰ ) pada surat Al Baqoroh ayat 132 :
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
dimana terdapat qiroat yang membacanya dengan tambahan hamzah, sehingga menjadi (وَأَوْصَىٰ )
Wallhu a’lam
Referensi :
Al Madkhol ila ‘ilmi Al Qiroat, Abdul Qoyyum As Sindi
***
Ditulis oleh : Afit Iqwanudin, A.Md, Lc
(Alumni PP Hamalatulqur’an Yogyakarta, Mahasiswa Pascasarjana jurusan Ilmu Qiro’at, Fakultas Qur’an di Universitas Islam Madinah KSA)