Ketika seseorang beribadah kepada Allah, tentunya yang dia harapkan adalah diterimanya amal ibadahnya tersebut dan memberikan manfaat yang akan kembali kepadanya di waktu yang sudah tidak bisa lagi seorang hamba beramal, ada beberapa tanda yang kemungkinan besar itu menjadi tanda bahwa amal ibadah seseorang diterima oleh Allah, berikut ulasannya :
1. Tidak kembali ke perbuatan dosa.
Sungguh kembalinya seseorang setelah ibadah ke perbuatan dosa, menjadi tanda kerugian bagi dirinya dan kemurkaan dari Allah, imam Yahya bin Mu’adz rahimahullah berkata:
من استغفر بلسانه وقلبه على المعصية معقود , وعزمه أن يرجع إلى المعصية بعد الشهر ويعود , فصومه عليه مردود , وباب القبول في وجهه مسدود
“Barangsiapa yang beristighfar dengan lisannya sedangkan hatinya bermaksiat sesungguhnya dia terikat (terhalang), dan dia ada keinginan untuk kembali ke perbuatan dosanya setelah sebulan nantinya pasti akan kembali ke perbuatan dosanya, maka ibadah puasanya tertolak, dan pintu diterimanya amal tertutup “.
Banyak orang yang bertaubat tetapi selalu ada perasaan bahwa suatu saat nanti juga akan terulang, maka janganlah punya perasaan seperti itu, tetapi bertekatlah dengan tekat yang kuat dan bilang pada diri sendiri “in sya Allah saya tidak akan kembali lagi ke kemaksiatan”.
2. Senantiasa takut jikalau amal ibadahnya tidak diterima.
Allah sama sekali tidak butuh akan ketaatan dan ibadah hambaNya, Allah berfirman
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
“Dan sungguh Kami telah berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Luqman : 12)
“sesungguhnya Allah Maha Kaya” Dia tidak membutuhkan hambaNya, dan perbuatan hamba tidak akan memberikan mara bahaya kepadaNya sama sekali.
Juga berfirman:
إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu..” (QS. Az Zumar: 7)
Seorang muslim itu meskipun sangat bersungguh-sungguh dalam menunaikan ketaatan kepada Robnya, dan berusaha semaksimal mungkin untuk mendekat kepadaNya, tapi tetap saja selalu mawasdiri jikalau amalannya belum diterima. Ibunda kaum mukminin Aisyah rodhiyallahu ‘anha bertanya kepada baginda Nabi ‘alaihis sholatu was salam tentang ayat
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al Mukminun: 60)
أهم الذين يشربون الخمر ويسرقون؟
“apakah mereka itu para pemabuk dan pencuri ?
قال: (لا يا ابنة الصديق! ولكنهم الذين يصومون ويصلّون ويتصدقون، وهم يخافون أن لا يقبل منهم، أولئك الذين يسارعون في الخيرات).
Beliau ‘alaihis sholatu was salam menjawab: “Bukan ya putri As Shiddiq (Abu Bakr) tetapi mereka orang-orang yang puasa, sholat, dan bershodaqoh dan mereka takut jikalau tidak diterima amalnya itu, mereka itulah orang-orang yang bergegas dalam kebaikan” HR Tirmidzi.
3. Lebih giat untuk menunaikan amal sholeh setelahnya.
Termasuk tanda diterimanya amal adalah dia diberi taufiqNya untuk mengamalkan ketaatan setelah menunaikan ketaatan, kebaikan setelah kebaikan sehingga seakan-akan kebaikan itu memanggil-manggil saudaranya yang lainnya.
Amal sholeh itu ibarat pohon yang bagus dan indah, supaya tetap bagus dan indah dia perlu senantiasa di siram dan di rawat supaya tetap elok dan bisa dimanfaatkan. Hal yang paling urgen untuk selalu di jaga adalah menjaga keutuhan amalan yang pernah ditunaikan. Wa Allah a’lam bis showab.
Inilah tiga hal yang menjadi tanda diterimanya amal ibadah. Semoga penulis dan pembaca senantiasa Allah beri taufiqNya.
Sumber : https://www.saaid.org/Doat/ameer/55.htm#gsc.tab=0
Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A