Ibadah adalah sebuah amalan yang sangat luhur, dengannya seorang hamba meraih ridha Allah dan mendekatkan diri kepada sang maha Esa, dengannya hati terasa aman dan nyaman, dengannya jiwa menjadi tenang, tentram dan tertata, tanpanya hati seorang hamba akan gersang dan bahkan bisa mati. Tapi adakalanya seseorang beribadah tetapi sikap dan hati tetap sama, bukan salah fungsi ibadahnya tetapi salah cara beribadahnya.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang terkumpul didalamnya berbagai amal ibadah dan dilipatgandakan pahalanya, tidak seperti di bulan-bulan lainnya. Alangkah meruginya orang yang tak mendapat kemulyaan bulan Romadhon padahal dia menjumpainya bahkan berkali-kali berjumpa dengannya, dan alangkah beruntungnya orang yang bisa memanfaatkan bulan Romadhon. Bukankah buah dari suatu ibadah adalah menumbuhkan ketaqwaan kepada Allah ?!
Bagaimana cara agar Ramadhan ini membuahkan ketakwaan ?
Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”. (QS. Al Baqarah: 183)
Puasa adalah suatu ibadah yang sangat mulia di sisi Allah ta’ala, dia adalah satu diantara lima pilar syareat islam. Agar puasa ini membawa pemiliknya ke arah ketaqwaan, maka tunaikan dengan baik dan benar seperti yang dicontohkan dan dianjurkan oleh Rosulullah ‘alaihis sholatu was salam.
1. Puasa dengan penuh keimanan dan harapan
Rosulullah ‘alaihis sholatu was salam bersabda
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“siapa yang berpuasa di bulan Romadhon karena iman (kepada Allah dan rosulNya) dan berharap pahala dariNya, diampuni dosanya yang telah lewat”. (HR Bukhari dan Muslim)
2. Memanfaatkan waktu puasa
Puasa tidak hanya menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu syahwat kemaluan semata, tetapi puasa yang benar adalah yang bisa menahan dirinya dari hal-hal yang membatalkan dzat puasanya secara dzohir dan juga menahan dirinya dari berkurangnya pahala puasa dengan menghindari buruknya lisan (ghibah, namimah dst) buruknya perilaku (berlaku kasar, bertengkar, marah dst). Rasulullah ‘alaihis shalatu was salam bersabda :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَه
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan pengamalannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari)
Cara memanfaatkan waktu puasa, diantaranya dengan berikut:
- Banyak berdoa ketika puasa
- Banyak baca Al-Quran
- Tinggalkan hal-hal yang sia-sia yang tidak ada manfaatnya baik bersifat duniawi maupun ukhrowi, seperti : ngobrol, nonton TV dan atau medsos, kebanyakan tidur, dst.
3. Antusias ikut tarawih
Pada bulan Romadhon ada amalan yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada malam harinya, yaitu sholat tarowih. Tentang hal ini Rosulullah ‘alaihis sholatu was salam bersabda :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berdiri (sholat malam) pada bulan Romadhon (sholat tarowih) karena iman kepada Allah dan rosulNya dan berharap pahala dariNya, maka dosa-dosanya yang telah lampau diampuninya”. HR Bukhori Muslim
Semoga bermanfaat..
Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A
Artikel: HamalatulQuran.Com