Home Artikel Sebab Agar Hati Menjadi Lapang (Bag.2)

Sebab Agar Hati Menjadi Lapang (Bag.2)

214
0

Seorang muslim hendaknya bertekad untuk memilik hati yang lapang. Ketika dia menjalani urusan dunianya, dia bisa mendapat manfaat yang lebih dibandingkan orang yang hatinya sempit. Begitu juga dalam urusan akhirat, ketika dia berusaha menjalankan perintah Allah dan berusaha menjauhi larangnnya, disertai modal hati yang lapang Maka dia akan lebih mudah untuk menjalaninya.

Pada artikel sebelumnya sudah disebutkan bahwa yang menjadi sebab penting untuk bisa mendapatkan hati yang lapang adalah mengesakan Allah dan memurnikan ibadah untuknya. Adapun pada artikel ini ada  sebab yang tidak kalah pentingnya dari sebab pertama Yaitu:

Cahaya yang diletakkan Allah Pada Diri Orang yang Beriman

Allah Subhanahu Wata`ala berfirman:

أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٖ مِّن رَّبِّهِۦۚ

“Apakah orang-orang yang Allah lapangkan dadanya untuk (menerima) agama islam lalu dia mendapat cahaya dari tuhannya (sama seperti yang hatinya membatu). ” (Q.S Az-zumar:22)

donatur-tetap

Orang beriman bisa berada di atas cahaya yang diberikan tuhannya karena Allah memilihnya sebagai orang yang dikaruniai Cahaya tersebut. Dan cahaya yang dimaksud di ayat ini adalah cahaya iman. Sehingga orang yang mendapatkan cahaya iman adalah orang yang hatinya lapang, luas, dan membuatnya bahagia.

Apabila seseorang kehilangan cahaya iman dari hatinya, maka yang terjadi adalah dia akan merasakan kesempitan dan terbebani. Dia menjadi orang yang seperti berada di penjara yang paling sempit dan menyulitkannya. Jadi ukuran seberapa lapang hati seseorang ditentukan oleh seberapa besar bagian cahaya yang dia dapatkan.

Al Hafidz Ibnu Rojab Rahimahulloh Ta`ala berkata:

“Hati yang dimasuki Cahaya iman akan menjadi lapang dan juga luas. Sehingga kebenaran akan menduduki hatinya. Dia menjadi tenang saat kebenaran bersarang di hatinya. Cahaya itu membuat dia menjauhi, membenci, dan enggan menerima kebathilan”

Oleh karena itu, wajib bagi seorang muslim menginginkan cahaya iman dengan keinginan yang kuat. Dan Hendaknya memohon kepada Allah agar dikarunia cahaya keimanan. Karena sejatinya iman itu adalah pemberian dari Allah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata`ala:

وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيۡكُمُ ٱلۡإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِي قُلُوبِكُمۡ وَكَرَّهَ إِلَيۡكُمُ ٱلۡكُفۡرَ وَٱلۡفُسُوقَ وَٱلۡعِصۡيَانَۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ فَضۡلٗا مِّنَ ٱللَّهِ وَنِعۡمَةٗۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ

 “Akan tetapi Allah telah membuat kalian itu cinta kepada keimanan dan menghiasinya pada hati kalian. Dan membuat kalian benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan. Itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Sebagai karunia dan nikmat dari Allah, dan Allah maha mengetahui lagi bijaksana.” (Q.S Al-hujurat 7-8)

Selain meminta iman, hendaknya juga meminta agar Allah selalu memperbaharui iman agar semakin besar cahaya iman yang diperoleh,  Dari Abdullah bin amr bin Al Ash bersabda Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam:

«‌إِنَّ ‌الْإِيمَانَ ‌لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ الْخَلِقُ، فَاسْأَلُوا اللَّهَ ‌أَنْ يُجَدِّدَ ‌الْإِيمَانَ فِي قُلُوبِكُمْ»

“Iman itu bisa pudar saat berada di hati kalian sebagaimana (warna) baju juga bisa pudar. Maka mintalah kepada Allah agar memperbaharui keimanan yang ada di hati kalian.” (H.R Hakim di Al-mustadrak Ala As-shohihain 1/45)

Orang yang mendapatkan cahaya iman akan terbukti melalui tiga hal: Keyakinan hati, persaksian lisan, dan pembuktian berupa amal dengan anggota badan. Sebagaimana yang disebutkan oleh  Imam Muhammad bin Aslam At-thusi Rahimahullohu Ta`ala:

”Apabila hati telah yakin dan lisan memberikan kesaksian atas keyakinan itu, lalu anggota badan mengamalkan, maka dia akan taat kepada Allah dan beramal dengan amalan yang dia Imani. Menunaikan hak Allah dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban. Berhenti dari hal-hal yang dilarang didasari dengan iman dan sebagai bentuk membenarkan isi hati. Serta didasari dengan apa yang telah diucapkan oleh lisannya. Jika seorang melakukan tiga hal tersebut, dia tergolong sebagai seorang yang beriman.”

Disadur Oleh: Malki Hakim, S.H Faedah dari kajian ustadz Dr Aris Munandar dari video ceramah berikut:

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here