Allah Ta’ala begitu baik kepada para hamba-Nya. Allah berikan nikmat-nikmat yang tidak terhitung jumlahnya kepada seluruh makhluk yang telah Dia ciptakan, terutama manusia.
Mengingat dan merenungi kemurahan Allah ta’ala yang senantiasa memberikan banyak nikmat kepada kita tanpan terkadang kita memintanya, hal ini dapat memudahkan hati dan lisan kkta untuk pandai dalam bersyukur.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 231 yang berbunyi
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنزَلَ عَلَيْكُم مِّنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُم بِهِ
Dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab (alquran) dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. (QS. Al-Baqarah: 231).
Syekh As Sa’di rohimahullah berkata dalam menafsirkan ayat di atas:
عموما باللسان ثناء وحمدا، وبالقلب اعترافا وإقرارا, وبالأركان بصرفها في طاعة الله
Secara umum (dalam mensyukuri nikmat) dengan lisan memuji, dengan hati mengakui dan anggota badan mengamalkan ketaatan kepada Allah.
Ayat di atas mengingatkan kita agar selalu ingat akan nikmat Allah ta’ala, dengan senantiasa ingat nikmat Allah, maka terjauhkan dari hal-hal yang menjadikan terjerumus ke dalam kekufuran dan bisa mendekatkan kepada kesyukuran.
Banyak nikmat yang melekat dalam diri kita, bahkan ketika kita beribadah atau berdiam diri tanpa aktivitas ataupun ketika terjerumus ke dalam kemaksiatanpun kita dalam kenikmatan Allah ta’ala. Maka Allah akan memintai pertanggung jawaban atas perbuatan kita selama hidup untuk apa nikmat itu dipergunakan. ثُمَّ لَتُسۡـَٔلُنَّ یَوۡمَىِٕذٍ عَنِ ٱلنَّعِیمِ Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan.. QS Al Kautsar 8
Berikut nikmat Allah yang paling besar tidak bisa disamakan dengan nikmat-nikmat lainnya:
1. Nikmat Islam dan Iman
Sungguh nikmat yang paling agung dan paling tinggi adalah nikmat islam dan iman, ridho akan Allah sebagai Robnya (sesembahannya), nabi Muhammad ‘alaihis sholatu was salam sebagai rosulnya orang yang dijadikan panutan dalam segala hal dan islam sebagai agama yang dipeluk dengan sekuat-kuatnya. Nikmat islam iman ini adalah nikmat kebahagiaan yang abadi dengannya kebahagiaan itu diraih dan dengannya kemerdekaan didapatkan. Nikmat islam dan iman menjadi induk daripada semua nikmat. Maka bergembiralah ketika Allah menetapkan keislaman dan keimanan dalam hati kita.
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus: 58).
Syekh As Sa’di menafsirkan ayat ini :
فضل الله adalah Al Quran yang itu menjadi nikmat dan pemberian terbesar, dengannya Allah memberi karunia kepada hambaNya
Adapun رحمته adalah agama (islam) dan iman, bisa mengenal, cinta dan beribadah kepada Allah semata.
Dengan agama (islam) dan iman inilah yang bisa mengantarkan kepada kebahagiaan dunia akherat, keduanya tidak bisa disamakan dengan nikmat dunia yang bersifat sementara dan akhirnya hilang.
Hanya dengan karunia Allah (alquran) dan rohmatNya (islam dan iman), Allah perintahkan hambaNya untuk bergembira, karena dengan kedua nikmat tersebut seorang hamba terdorong untuk bersyukur, lapang dada, baik hati, akhlak mulia, dan senantiasa memohon tambahan ilmu dan iman, inilah kegembiraan yang terpuji. Adapun kegembiraan duniawi banyak hamba yang kufur kepada dzat pemberi nikmat dikarenakannya, merasa bangga dengan harta yang melimpah, atau kedudukan yang tinggi, maka Allah melarang berlebihan dalam gembira terhadap nikmat duniawi sebagaimana Allah berfirman mengisahkan seseorang yang terkagum dengan Qorun
لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
“… Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri.” (QS. Al Qoshosh: 76).
Kegembiraan seperti ini adalah kegemburaan yang tercela.
Semoga Allah menjadikan penulis dan pembaca menjadi hamba yang senantiasa mensyukuri nikmat agama.. Aamiiin
Bersambung.
Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A