Home Artikel Duhai Wanita Jagalah Dirimu Dari Tabarruj

Duhai Wanita Jagalah Dirimu Dari Tabarruj

257
0

Perempuan yang berprinsip ingin lebih sering menetap di rumah adalah perempuan Istimewa. Karena tidak semua perempuan sadar bahwa mereka sedang diuji dengan godaan-godaan agar mereka sering menampakkan diri di luar rumah. Dan godaan itu semakin menguat seiring adanya orang-orang yang semangat  mengkampanyekan kebebasan bagi perempuan. Kebebasan yang mereka tawarkan tujuannya adalah menjadikan keburukan sebagai hal yang lumrah di tengah-tengah kaum muslimin. Di antaranya adalah tabarruj.

Menjaga diri dari tabarruj sudah diingatkan oleh Allah Subhanahu Wataala dalam firmannya:

وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ

 “Dan menetaplah di rumah-rumah kalian dan jangan memamerkan kecantikan (bertingkah) seperti orang jahiliyyah dulu.” (QS. Al-Ahzab : 33)

Ayat di atas menunjukkan bahwa tabarruj dilarang oleh Allah. Ketika menafsirkan kalimat “tabarruj yang dilakukan orang jahiliyyah dulu”, para ulama memberikan beberapa contoh terkait tabarruj. Diantaranya sebagaimana yang disebutkan oleh Muqotil bin Hayyan Rahimahullahu Ta`ala:

“Dia mengenakan kerudung di kepalanya dan tidak mengencangkannya (karena dengannya) bisa menyembunyikan kalung anting-anting dan lehernya dan (karena tidak mengencangkan) semua menjadi tampak dari dirinya.” (Tafsir ibnu Katsir: 6/364)

donatur-tetap

Jika dilihat fenomena saat ini banyak perempuan yang berpenampilan seperti yang disebutkan oleh Muqotil bin Hayyan di atas. Kepalanya terdapat kerudung, akan tetapi menganggap selain rambut tidak mengapa diperlihatakan,  seperti leher dan kalung. Sehingga tanpa disadari cara berkerudungnya tergolong tabarruj. Jadi selogan “yang penting menutup rambut” “yang penting berkerudung” tidak tepat dijadikan sandaran dalam berpakaian.

Maka hendaklah setiap muslimah mempelajari bagaimana cara berpakaian dan menutup aurat. Mereka juga perlu meningkatkan ketaqwaan dalam menghadapi trend berpakaian saat ini. Karena trend berpakaian menjadi salah satu faktor yang membuat prinsip seorang muslimah mudah goyah apabila iman dan taqwanya lemah. Bisa jadi ketika di fase sedang semangat menggunakan pakaian syar`i ternyata lingkungan sekitar lebih kompak mengikuti trend berkerudung ala kadarnya.

Diantara bentuk tabarruj lainnya sebagaimana yang disebutkan oleh Qotadah Rahimahullohu Ta`ala:

“mereka berjalan dengan jalan yang lenggak-lenggok dan manja.”  (Tafsir ibnu Katsir: 6/364)

Apa yang disebutkan oleh Qotadah juga menjadi hal yang dianggap lumrah pada zaman ini. Bahkan berbagai acara yang dipertontokan di televisi berisi tayangan khusus untuk memamerkan gaya jalan seperti di atas. Padahal gaya jalan yang disebutkan Qotadah termasuk gaya jalan yang dilarang

Maka yang perlu diperhatikan oleh seorang muslimah dalam berjalan adalah hendaknya berjalan dengan sewajarny.a Berjalan dengan tidak menimbulkan fitnah di tengah kaum laki-laki. Dan hendaknya jangan sampai memasang perhiasan khusus di kaki yang mana ketika ia berjalan menyengaja ingin menunjukkan suara perhiasannya.

Akibat Tabarruj

Akibat yang bisa ditimbulkan dari tabarruj sangat besar. Tidak hanya memberikan efek godaan kepada kaum pria, tidak hanya membahayakan dirinya di dunia, tapi lebih dari itu karena pelakunya digolongkan sebagai pelaku dosa besar. Sebagaimana yang pernah dipesankan oleh Nabi Shallallohu Alaihi Wsallam kepada Umaimah binti Ruqoiqoh ketika datang untuk membaiat. Beliau Shallallohu Alaihi Wasallam bersabda:

‌أُبايعك ‌على أَن لا تُشْركِي بالله شيئاً، ولا تَسْرِقي ولا تزْني، ولا تَقتلي ولدَك، ولا تأتي ببهتان تَفْترينه بين يَديك ورجليكِ، ولا تَنُوحِي، ولا تبرجي تَبَرُّجَ الجاهليَّة الأُولَى

“Aku membaiat engkau agar tidak mensekutukan Allah dengan apapun. Janganlah mencuri dan jangan berzina, jangan bunuh anakmu dan janganlah engkau melontarkan fitnah yang engkau buat dengan yang berada di antara kedua tanganmu dan kedua kakimu. Janganlah kamu meratapi dan janganlah menampakkan kecantikanmu seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah dulu.” (Musnad Ahmad no. 6850)

Hadis di atas menempatkan tabarruj bersama dengan dosa-dosa besar. Artinya perbuatan tersebut sangat dibenci oleh Allah. Dosa bisa disebut besar jika diancam dengan hukuman di dunia atau diancam dengan hukuman Akhirat.

Pelaku tabarruj sebagaimana yang sudah dikabarkan oleh Rasulullah bahwa mereka mendapat hukuman dengan ditempatkan di neraka apabila enggan bertaubat. Beliau Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، ‌قَوْمٌ ‌مَعَهُمْ ‌سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. Pertama, kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang. Kedua, Wanita-wanita berpakaian tetapi seperti bertelanjang, berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga bahkan tidak dapat mencium bau surga padahal bau surga itu bisa dicium dari jarak begini dan begini.” (Shahih Muslim no. 2128)

Ditulis Oleh: Malki Hakim, S. H

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here