Bismillah..
Al Qur’an merupakan firman Allah ta’ala yang diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Kebahagian dunia akhirat akan diraih oleh siapa saja yang mau mengikuti petunjuknya.Barangsiapa yang berpegang teguh dengannya akan meraih kebahagian baik di dunia maupun akhirat kelak.
Begitu banyak keutamaan yang telah Allah janjikan bagi mereka yang senantiasa menjaga Al-Quran, ia akan menjadi obat serta solusi dari berbagai permasalahan hidup. Allah subhanahu wata’ala juga berjanji akan melimpahkan ketenangan dan ketentraman hati pada mereka yang memberikan perhatian lebih terhadapnya.
Allah ta’ala berfirman :
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Ar Ra’d : 28)
Disamping itu semua, berbagai penilitian telah dilakukan untuk menegaskan jani Allah subhanahu wata’ala bagi mereka yang mengabdikan diri untuk menjadi penjaga kitabNya. Disini penulis akan berusaha menyebutkan beberapa diantara para peneliti tersebut beserta hasil studi yang mereka kerjakan secara singkat:
- Sa’id bin Falih Al Maghomisi (Madinah, 1411 H)
Studi yang dilakukan melibatkan 120 peserta yang semuanya merupakan siswa jenjang sekolah dasar. Mereka berasal dari 8 madrasah di Madinah An Nabawiyah, dimana 2 diantaranya meupakan madrasah yang berfokus pada tahfidz Al-Quran. Hasil studi mengungkap bahwa siswa yang berasal dari madrasah tahfidz memiliki kemampuan diatas siswa yang lain dalam hal membaca dan menulis.
- Hamad Ash Shulaifih (Riyadh, 1411 H)
Beliau melakukan penelitian tentang peran hafalan Al-Quran dalam meningkatkan keterampilan dasar anak. Hasil dari penelitian mengungkap bahwa hafalan Al-Quran dapat meningkatkan keterampilan dasar siswa dalam jenjang sekolah dasar seperti kemampuan membaca.
- Muktamar Mesir (1990 Masehi)
Sebuah muktamar pernah diadakan di Mesir dengan tema “Peran Doa dan Dzikir dalam mengobati stress”. Salah satu pembicara dalam acara tersebut membawakan sebuah hasil penelitian yang melibatkan 149 mahasiswa dari Fakultas Tarbiyah di kota Manshuroh. Dari 149 koresponden, dipilih 20 orang yang memiliki tingkat stress paling tinggi.
Sang peneliti kemudian menerapkan pengobatan stress secara islami dimana salah satu metodenya ialah membaca Al-Quran. Studi yang berlangsung selama 16 pertemuan dalam kurun waktu 4 bulan tersebut membawakan hasil yang amat positif. Tingkat stress para peserta menurun drastis setelah melewati kegiatan tersebut
- Muhammad Musa ‘Uqoilan (1411 Hijriyah)
Peneliti melakukan pengujian yang melibatkan 100 siswa jenjang sekolah dasar yang berasal dari 2 madrasah Tahfidz Al-Quran di Riyadh. Beberapa ujian dilakukan kepada para koresponden seperti: kemampuan hafalan Al-Quran, ketrampilan membaca dan mencerna sebuah artikel. Hasil penelitian mengungkap bahwa semakin tinggi kualitas hafalan Al-Quran seorang siswa akan semakin meningkatkan kualitas keterampilan dasar yang dimilikinya.
- Abdulloh Ahmad (1416 Hijriyah)
Penelitian yang berfokus pada pengaruh bacaan Al-Quran terhadap para pendengarnya ini melibatkan 130 siswa yang dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok A beranggotakan 73 orang sedangkan kelompok B 57 orang.
Kelompok A mendapatkan sesi mendengarkan Al-Quran selama 12 pertemuan dimana tiap pertemuan berlangsung sekitar 45 menit, sedangka kelompok B tidak.
Setelah melewati berbagai tes, didapatlah kesimpulan bahwa kualitas kesehatan mental kelompok A mengalami peningkatan yang signifikan disbanding kelompok B yang tidak mendengarkan tilawah Al-Quran.
- Sa’id bin Falih Al Maghomisi (Madinah, 1425 Hijriyah)
Jika pada penelitian sebelumnya (tahun 1411 Hijriyah) beliau berfokus pada siswa sekolah dasar, maka pada penelitian kali ini beliau melibatkan mahasiswa Fakultas Dakwah Universitas Islam Madinah. Para peserta yang berjumlah 40 orang tersebut terbagi dalam 2 kategori, yang pertama hafal Al-Quran 30 juz sedangkan yang kedua tidak.
Hasil studi mengungkap bahwa kemampuan akademik mahasiswa yang hafal Al-Quran 30 juz berada diatas rata-rata mahasiswa kategori kedua. Hal ini juga dikuatkan dengan fakta bahwa IPK mahasiswa kategori pertama lebih baik dari mahasiswa kategori kedua.
- Sholih bin Ibrahim Ash Shunai’ (1429 Hijriyah)
Penelitian kali ini melibatkan 240 peserta dari berbagai negara yang berada di 2 lembaga: Ma’had Imam Asy Syatibi Jeddah dan Universitas King Abdul Aziz Riyadh.
Hasil studi menunjukkan bahwa banyaknya jumlah hafalan Al-Quran berbanding lurus dengan meningkatnya kesehatan mental seseorang. Studi ini juga mengungkap bahwa pengaruh hafalan Al-Quran bagi seseorang tidak ada sangkut pautnya dengan umur, tingkat pendidikan atau darimana ia berasal.
Itulah beberapa studi/penelitian seputar hafalan Al-Quran yang mampu mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seorang muslim. Alasan diadakannya berbagai studi diatas tentu bukan karena meragukan kemampuan Al-Quran dalam memberikan pengaruh positif terhadap para penghafalnya. Akan tetapi bertujuan untuk meningkatkan motivasi orang tua agar mendidik anak mereka menjadi penghafal Al-Quran.
______
Sumber:
Majalah Imam Asy Syatibi, volume 6, tahun 1429 H / 2008 M, Ma’had Imam Asy Syatibi, Jeddah, KSA.
***
Ditulis oleh : Afit Iqwanudin, A.Md, Lc
(Alumni PP Hamalatulqur’an Yogyakarta, Mahasiswa Pascasarjana jurusan Ilmu Qiro’at, Fakultas Qur’an di Universitas Islam Madinah KSA)
Mari bergabung menanam SAHAM JARIYAH dalam pembangunan PP Tahfidz Hamalatul Qur’an, Sanden, Bantul.
Klik gambar :