Teruntuk semua hamba Allah yang mendekatkan diri kepadaNya dengan ketataan seperti sholat, puasa, sedekah dan ibadah-ibadah lainya, Apakah Niat Perlu Diperbaiki?
Teruntuk seorang ayah yang ia rela bangun pagi kemudian berangkat kerja untuk mengais rizki Allah yang ia nafkahkan untuk keluarganya…
Teruntuk seorang ibu yang yang mengerjakan pekerjaan rumah tangganya akan tetapi ia juga mengemban amanah mendidik anak-anaknya…
Teruntuk semua dai-dai Allah yang telah berdakwah tanpa mengenal lelah, terkadang ada yang menerima tapi tak sedikit juga yang mencemohnya…
Teruntuk semua penuntut ilmu yang telah habiskan banyak dari waktu belajarnya, serta kesungguan dan rasa capek yang telah ia korbankan…
Teruntuk semua pekerja yang telah berusaha untuk mencari rizki Allah, untuk tidak meminta minta kepada manusia…
Apakah Niat Perlu Diperbaiki?
Apakah semua yang telah kita perbuat hanya untuk mengharap ridha Allah subhanahuwata’ala?
Pembahasan yang tak akan pernah habis yang sepantasnya terus kita pelajari, amalan yang senantiasa kita ingat dalam setiap perbuatan kita, perkara yang hendaknya tidak kita lupa dalam segala aspek kehidupan kita, yaitu mengikhlas semuanya karena Allah subhanahuwata’ala.
Sepantasnya kita senantiasa memperbaiki atau membaharui perbutan dan perkataan kita, untuk siapa kita persembahkan? karena niatlah yang akan mempengaruhi hasil/ganjaran dari apa yang telah kita perbuat. Sebagaimana dalam sebuah hadis dikatakan dari sahabat Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahua’laihi wasallam bersabda,
إنما الأ عمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى
“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan” (HR Bukhari & Muslim)
Pentingnya niat dalam ibadah
Niat adalah perkara yang agung, niat adalah ruhnya amalan kita, denganya akan terlihat baik buruknya perbuatan kita. Niatlah yang membedakan apa tujuan dari perbuatan dan perkataan. Apakah perbuatan dan perkataanya hanya semata-mata mengharap ridha Allah atau mengharap perhatian manusia?
Niat adalah sebuah amalan hati, dan tabiat hati ini senantiasa berbolak balik padahal bersihnya hati seseorarang akan mempengaruhi baik amalanya, dan baiknya amal seseorang karena baik niatnya. Berlaku ikhlas memang berat sebab urusan niat ada dalam hati. Maka, pantaslah ketika Sofyan Assaury berkata;
مَا عَالَجتُ شَيئًا أَشَدُّ عَليَّ مِن نِيَّتِي لأَنَّهَا تَتَقَلَّبُ عَليّ
“Tidak ada sesuatu yang paling berat untuk saya obati, kecuali masalah niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik dalam diriku“.
Berusaha Memperbaiki Niat
Niat yang ikhlas, selain mendatangkan keridhaan dan pahala Allah Ta’ala, juga akan menguatkan hati kita disaat ujian datang, merasa lapang dada dengan hasil yang diraih setelah usaha dan do’a. Disiniah pentingya untuk senantiasa memperbaiki niat disetiap perbuatan kita.
Allah subhanahuwata’ala berfirman;
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا
“Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”(QS. Al Mulk: 2)
Terbayang betapa sedihnya semua amalan yang kita lakukan di dunia ini ternyata tidak mendapatkan apa-apa di hadapan Allah subhanahu wata’ala.
Ibnul Qayyim berkata,
“Amal tanpa ikhlas bagaikan musafir yang memenuhi kantong-kantongnya dengan pasir, dibawanya dalam keadaan berat namun tak memberi manfaat apapun.”
Semoga Allah ta’ala senantiasa memperteguhkan hati kita dan memperbaiki segala niat perbuatan semata-mata hanya mengharap ridha Allah ta’ala.
اللهم ارزقنا الاخلاص و اجعل جميع اعمالنا خالصة لوجهك الكريم
“Ya Allah berikan kepada kami niat ikhlas dan jadikan segala bentuk amal perbutan kami hanya mengharap wajahmu yang mulia”
____________________
Refrensi:
- https://almunajjid.com/1400
- Kitab Jami’ Al ‘Ulum Wal Hikam, karya Al-Hafizh Ibnu Rajab.
“Apakah Niat Perlu Diperbaiki?”
Ditulis Oleh : Ust Zusuf Affandi.
(Mahasiswa Universitas Islam Madinah, Alumni Pondok Pesantren Hamalatul Quran)
hamalatulquran.com
