Pada artikel kali ini penulis ingin memaparkan 7 poin penting selanjutnya yang perlu diperhatikan saat membaca Al-Quran menggunakan Riwayat Hafs.
Jika anda belum membaca bagian pertama, silahkan kunjungi : 21 Poin Penting saat Membaca Al Quran dengan Riwayat Hafs (Bag. 1).
- Delapan : Pada beberapa lafadz, ia harus dibaca dengan tambahan alif (madh thobi’i 2 harokat) saat waqof, dan tanpa alif saat lanjut (tidak berhenti), yaitu :
– Lafadz (أنا) dalam seluruh Al-Quran. Contohnya ialah pada surat Yusuf ayat 45 :
وَقَالَ الَّذِي نَجَا مِنْهُمَا وَادَّكَرَ بَعْدَ أُمَّةٍ أَنَا أُنَبِّئُكُم بِتَأْوِيلِهِ فَأَرْسِلُونِ
– Lafadz (لَّٰكِنَّا) dalam surat Al Kahfi ayat 38
لَّٰكِنَّا هُوَ اللَّهُ رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِرَبِّي أَحَدًا
-Lafadz (الظُّنُونَا) ayat 10 (الرَّسُولَا) dan (السَّبِيلَا) ayat 66-67 yang terdapat dalam surat Al Ahzab
إِذْ جَاءُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا (66) وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا
– Lafadz (قَوَارِيرَا) pada surat Al Insan ayat 15
وَيُطَافُ عَلَيْهِم بِآنِيَةٍ مِّن فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا
Saat berhenti pada lafadz-lafadz diatas, maka kita harus membacanya dengan alif, akan tetapi saat lanjut, alif tersebut tidak dibaca. Hal ini ditandai dalam mushaf dengan adanya bulatan lonjong (seperti angka 0) diatas huruf alif. Perhatikan contoh gambar dibawah ini :
Adapun lafadz (قَوَارِيرَ) pada ayat 16 di surat Al Insan :
قَوَارِيرَ مِن فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا
maka dibaca tanpa alif baik saat waqof ataupun lanjut. berbeda dengan lafadz (قَوَارِيرَا) pada ayat 15 sebagaimana disebutkan diatas. Hal ini ditandai dalam mushaf dengan bulatan sempurna. Sebab setiap huruf yang tidak dibaca baik saat waqof maupun lanjut akan ditandai dengan bulatan sempurna. Perhatikan perbedaan bentuk bulatan pada lafadz (قَوَارِيرَ) antara ayat 15 dan 16:
- Sembilan : Lafadz (سَلَاسِلَا) pada surat Al Insan ayat 4
إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَلَاسِلَا وَأَغْلَالًا وَسَعِيرًا
Untuk lafadz ini, cara membacanya :
Saat waqof : Terdapat 2 cara, dengan sukun pada huruf lam, sedang yg kedua dengan fathah pada huruf lam dan tambahan alif (mad thobi’i 2 harokat)
Saat lanjut : fathah pada huruf lam dan tanpa alif
- Sepuluh : Membaca beberapa lafadz dibawah ini dengan tanwin saat lanjut dan dengan alif saat waqof.
– lafadz (وَإِذًا) di seluruh Al Quran, salah satunya dalam surat Al isro` ayat 76 :
وَإِذًا لا يَلْبَثُونَ خِلافَكَ إِلَّا قَلِيلاً
– lafadz (لَنَسْفَعًا) di surat Al ‘Alaq ayat 15
كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ
– lafadz (وَلَيَكُونًا) di surat Yusuf ayat 32
قَالَتْ فَذَٰلِكُنَّ الَّذِي لُمْتُنَّنِي فِيهِ ۖ وَلَقَدْ رَاوَدتُّهُ عَن نَّفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ ۖ وَلَئِن لَّمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِّنَ الصَّاغِرِينَ
Perlu diketahui, bahwa tanwin yang terdapat dalam seluruh lafadz tersebut sejatinya merupakan nun sukun, dimana jika kita tuliskan dalam rosm imla`i akan menjadi :
إِذَنْ
لَنَسْفَعَنْ
وَلَيَكُوْنَنْ
Sehingga sejatinya jika menggunakan kaidah imla` maka saat waqof dibaca dengan akhiran nun sukun, bukan alif. Namun sebagaimana kita ketahui, Al-Quran memiliki kekhususan tersendiri dalam penulisannya yang kita kenal dengan rosm utsmani. Oleh sebab itu, karena seluruh lafadz tersebut dalam rosm utsmani tertulis dengan alif dan bukan nun sukun, maka saat waqof ia tetap dibaca dengan alif.
- Sebelas : lafadz (فَمَا آتَانِيَ) pada surat An Naml ayat
فَلَمَّا جَاءَ سُلَيْمَانَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِّمَّا آتَاكُم بَلْ أَنتُم بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ
Saat waqof : Terdapat 2 cara, dengan sukun pada huruf nun (فَمَا آتَانْ) , sedang yg kedua dengan kasroh pada huruf nun dan tambahan ya` sukun (فَمَا آتَانِيْ)
Saat lanjut : kasroh pada huruf nun dan fathah pada huruf ya`
- Dua Belas : Lafadz (الِاسْمُ) dalam surat Al Hujurot ayat 11
بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ
saat ibtida` atau memulai bacaan dari lafadz (الِاسْمُ) tersebut maka terdapat 2 cara membaca. Pertama : dengan hamzah washol dan sukun pada huruf lam (al-ismu), sedang yang kedua : tanpa hamzah washol dan kasroh pada huruf lam (lismu).
Nb : Beberapa waqof ataupun ibtida` pada beberapa lafadz yg terdapat dalam poin 8 sampai 12 terkadang merupakan waqof atau ibtida` tidak bagus saat di tentang-tengah tilawah. Namun hal-hal tersebut biasanya akan ditanyakan oleh seorang guru dalam rangka menguji tingkat penguasaan muridnya terhadap poin-poin penting dalam riwayat hafs.
- Tiga Belas : Membaca beberapa lafadz dibawah ini dengan mad 6 harokat atau tashil :
– lafadz (آلذَّكَرَيْنِ) pada surat Al An’am ayat 143 & 144
– lafadz (آلآنَ) pada surat Yunus ayat 51 & 91
– lafadz (آللَّهُ) pada surat Yunus ayat 58 & surat An Naml ayat 59
Namun cara yg pertama (mad 6 harokat) lebih diutamakan. Adapun yg dimaksud dengan tashil, maka mirip sebagaimana yang kami jelaskan pada poin satu, silahkan lihat di : 21 poin penting dalam riwayat Hafs bagian satu
- Empat Belas : Huruf ‘ain pada awal surat Maryam dan Asy Syuro
– كهيعص
– حم، عسق
Terdapat 2 cara membaca huruf’ ain pada 2 surat tersebut. Yaitu dengan mad 4 harokat dan 6 harokat. Dan yang lebih diutamakan adalah 6 harokat.
Nantikan artikel selanjutnya dalam : 21 Poin Penting saat Membaca Al Quran dengan Riwayat Hafs (bag.3) – insyaAllah–
Referensi :
Ghoyatul Murid fi ‘ilmi At Tajwid, Athiyyah Qobil Nasr
***
Ditulis oleh : Afit Iqwanudin, A.Md, Lc
(Alumni PP Hamalatulqur’an Yogyakarta, Mahasiswa Pascasarjana jurusan Ilmu Qiro’at, Fakultas Qur’an di Universitas Islam Madinah KSA)